Di sebuah lorong rumah sakit terlihat pangeran tengah terduduk di depan ruangan tempat anjani dirawat. Ia menyatukan kedua jemarinya dan menyanggah dagunya dengan ke dua sikutnya yang bertumpu pada pahanya. Matanya terpejam seperti tengah memikirkan sesuatu. Aida yang baru keluar dari kamar anjani tak sengaja melihat pangeran iapun memutuskan untuk menghampiri nya. Pangeran tersentak kala seseorang menyentuh bahunya bersamaan dengan itu aida memanggil namanya. Pangeran mendongak menatap aida yang tengah berdiri di sampingnya.
" Eh.. Aida " Ucapnya pelan yang masih dapat terdengar oleh aida.
" Kamu kenapa? " Menepuk kursi disebelah nya mengisyaratkan aida untuk duduk. Aida lalu duduk di sebelah pangeran.
" Kamu kenapa? Ada masalah? " Tanyanya lagi
" Gak apa apa " Balas pangeran dengan senyuman yang terpaksa.
" Benar gak apa apa? "
" Pangeran kamu kalo ada masalah cerita aja sama aku siapa tau aku bisa bantu " Lanjutnya ia melihat beberapa orang yang berlalu lalang.
" Aida " Panggil pangeran pelan
" Hemm "
" Lu percaya takdir gak? " Tanyanya ragu sambil menyandarkan punggung nya ke tembok.
" Emm.. maksudnya gimana? "
" Maksud gue lu percaya gak sama yang namanya takdir itu gak bisa di rubah? " Pangeran mengubah posisinya menghadap aida dan menatapnya. Aida mengulas senyumnya ia berujar
" Kalau menurut aku sih yah takdir itu emang gak bisa di ubah tapi kita masih bisa mengubah nasib "
" Nasib " Keningnya berkerut
" Iya sesuatu hal yang sudah digariskan sama allah tetapi kita masih bisa mengubah nya "
" Contoh nya? " Tanya pangeran lagi
" Contoh nya nasib buruk "
" Nasib buruk seperti kita mengalami kemiskinan. Kita masih bisa mengubah nya dengan berusaha untuk mencari rezeki juga penyakit kita bisa mengubah nya dengan menjaga pola hidup kita "
" Bagaimana dengan kematian? " Seketika aida mendongak menatap pangeran
" Apa kita masih bisa mengubah nya? " Aida menggeleng pelan
" Aku gak tahu. Tapi yang jelas kematian itu sudah digariskan oleh allah dan hanya allah lah yang maha mengetahui usia kita selama hidup di dunia. "
" Emangnya kamu kenapa sih? Kok nanya nya kaya gitu "
" Gak apa apa gue cuma mau nanya aja " Sudut bibir aida terangkat ia tersenyum menatap pangeran sepertinya pangeran sudah menjadi lebih baik sekarang pikirnya.
" Makasih yah lu selalu ada di saat gue butuh solusi. " Ucapnya sambil menatap aida dengan senyuman membuat aida tertunduk malu.
" Iyah sama sama " Balas aida yang masih dengan posisinya menunduk.
" Yah elah nunduk lagi "
" Gue pikir lu itu udah berubah ternyata masih sama suka nunduk " Decak pangeran sebal
" Emangnya recehan nya gak ketemu temu? " Seketika aida tertawa di susul dengan pangeran. Mereka berdua tertawa dengan lepas tanpa menyadari seseorang tengah memperhatikan mereka.
Sementara itu di balik celah pintu terlihat anjani menatap mereka dengan tatapan kosong. Perlahan tapi pasti anjani mulai menutup pintunya. Ia berjalan menghampiri tempat tidurnya.
" Pangeran sama ka aida ngobrolin apa yah? " Mendudukkan bokong nya iapun berbaring di bangkar nya.
" Kelihatannya mereka bahagia banget " Menatap langit langit kamarnya anjani menghirup nafas dan membuangnya guna menahan sesak yang tiba tiba menggerogoti hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANI_True Love Never End
FanfictionKisah ini tentang antara cinta dan benci kisah cinta yang tak pernah mati. Pangeran yang hidup kembali di jaman modern demi menemukan cinta sejatinya, anjani yang tak pernah ia sadari bahwa mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu yang terpisahka...