Aida bermimpi di dalam mimpinya ia melihat anjani yang tengah disekap dan tak sadarkan diri dengan kedua tangannya yang terikat serta bibirnya yang di tutupi oleh kain. Wajah anjani terlihat begitu jelas di mimpinya begitu memprihatinkan dengan luka lebam disekitar pipinya juga sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Seseorang datang menghampirinya dan hendak memukulnya dengan balok dan tepat saat orang itu hendak memukul anjani aida berteriak dan terbangun dari tidurnya.
" ANJANIII " Teriaknya membangunkan ayah nya yang tengah tertidur di sampingnya.
" Astagfirullahaladzim ada apa nak " Tanya ayahnya dengan raut khawatir.
" Ayah ayah anjani ayah anjani "
" Anjani sedang tidak berada disini nak dia sedang bersama pangeran " Ujarnya menenangkan
" Enggak ayah aida tadi mimpi anjani dalam bahaya aida harus segera menyelamatkan nya ayah aida gak mau anjani kenapa kenapa ayah " Sahut aida yang kemudian hendak turun dari tempat tidurnya. Dengan segera makmun mencegahnya.
" Iyah iyah kamu tenang dulu. Itu cuma mimpi. Cuma bunga tidur nak sekarang kamu kembali istirahat yah "
" Enggak ayah aida gk mau aida harus memastikan kalo anjani baik baik aja. Aida harus menghubungi pangeran " Tolaknya halus saat ini pikirannya benar benar tertuju pada adik kesayangannya. Dengan segera iapun menyambar ponselnya yang di letakan di nakas.
" Biar ayah saja yang menghubungi nya yah "
" Tapi ayah "
" Apa kamu tidak mendengarkan perkataan dokter tadi? Kamu harus istirahat dan jangan memikirkan apapun. Percaya sama ayah kalo anjani itu baik baik saja karena dia dilindungi oleh pemuda yang sangat mencintainya. " Ujarnya membuat aida menundukkan kepalanya.
" Maaf ayah "
" Sudahlah tidak apa apa. Ayah mengerti kamu sangat menyayangi adikmu akan tetapi kamu juga harus mengingat kondisi kamu. "
" Baik ayah "
" Yasudah kamu istirahat lagi yah ayah mau menghubungi pangeran " Ucapnya lalu merogoh sakunya untuk menghubungi pangeran.
" Iya ayah " Setelah itu ustadz makmun pun pergi meninggalkan aida ke luar ruangannya.
***
Sementara itu seseorang tengah menatap langit yang tiba tiba saja menggelap. Ada perasaan takut di sana kedua matanya memincing melihat hal yang tidak biasa itu.
" Sepertinya sesuatu yang buruk telah terjadi. Takdir itu terulang kembali. " Gumamnya pelan
" Ya allah lindungilah mereka berdua. Dua insan yang ingin bersatu mencoba untuk melawan takdir buruk itu. " Ucapnya lagi. Seseorang menghampirinya dari belakang.
" Paman ada apa? " Tanyanya melihat keadaan pamannya yang terlihat gelisah itu.
" Tidak apa apa tiara, Paman hanya merasa gelisah "
" Kenapa paman gelisah seperti itu? "
" Entahlah paman merasa sesuatu yang buruk saat ini tengah menimpa titisan putri gayatri. " Keningnya mengernyit tak mengerti.
" Maksud paman anjani? " Tanyanya memastikan. Ustadz khaidir mengangguk mengiyakan.
" Paman. Percayalah pangeran akan melindunginya. Kita doakan saja mereka berdua agar mereka bisa melewati semuanya. Takdir buruk itu tidak melulu akan terulang seperti yang paman takutkan. " Ucapnya menenangkan membuat pamannya merasa sedikit lebih tenang. Tangannya terulur mengusap kepala keponakan kesayangannya itu.
" Kamu benar karena cinta pasti menemukan jalannya " Mendengarnya tiara mengulas senyum. Berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan. Karena sesungguhnya ia pun merasakan hal yang sama. Yaitu ketakutan akan dua orang sahabatnya yang sedang melawan takdirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANI_True Love Never End
FanfictionKisah ini tentang antara cinta dan benci kisah cinta yang tak pernah mati. Pangeran yang hidup kembali di jaman modern demi menemukan cinta sejatinya, anjani yang tak pernah ia sadari bahwa mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu yang terpisahka...