Part 65

178 6 0
                                    

Aida menatap cemas anjani yang tengah terbaring di bangkar sudah satu jam lamanya adiknya itu tidak jua membuka matanya. Pandangannya menatap nanar luka lebam di sekitar wajah ayu nya di tambah perban putih yang menghiasi keningnya entah apa yang terjadi pada adiknya itu hingga membuatnya seperti ini. Tangannya terulur menyentuh jemari adiknya ia mengusap nya pelan sarat akan ketakutan. Sebuah tangan terulur menyentuh pundaknya menyentaknya dari lamunannya.

" Aida " Seketika aida menoleh menatap pemuda yang sejak tadi menemaninya. Ya sepeninggal ayahnya beberapa menit lalu mereka hanya sibuk dengan pikiran masing masing. Hingga akhirnya bara membuka suara.

" Bara apa yang terjadi sama anjani dan juga pangeran? Kenapa mereka bisa seperti ini? " Pertanyaan itu akhirnya lolos setelah sekian lama mereka terdiam.

" Lebih baik kita bicarakan di luar. Karena kondisi anjani masih belum stabil " Mendengarnya aida mengangguk mengiyakan.

***

Sementara itu di sisi lain terlihat rini yahya chacha berserta jamal yang tengah mendengarkan penjelasan sang dokter dengan sesama. Suasana tegang menyelimuti mereka dengan perasaan takut rini hanya mampu memeluk suaminya.

" Pah gimana ini pah.. Hiks pangeran pah.. Hiks mamah takut pah.. " Ucap rini sambil terisak.

" Mah tenang mah.. Dokter langkah apa yang harus kami tempuh untuk menyelamatkan pangeran dokter? Tolong dokter berapapun biayanya saya akan bayar. Tapi tolong selamatkan anak saya dokter selamatkan pangeran " Yahya bertanya sambil mencoba menenangkan istrinya sementara chacha ia sejak tadi hanya mampu terdiam dengan isakan kecil yang lolos dari bibirnya.

" Saya mohon maaf pak buk pangeran kemungkinan besar tidak dapat di selamatkan. Karena luka tusukan di bagian punggungnya sangatlah besar hingga menyebabkan terjadinya pendarahan " Tuturnya membuat rini semakin histeris.

" Ya allah pakkk.. Pangeran anak ku hiks hiks " Jeritnya histeris rini tak mampu lagi menopang tubuhnya hampir saja ia terjatuh jika yahya sang suami tidak menahannya.

" Dokter saya mohon lakukan sesuatu untuk menyelamatkan anak kami dokter saya mohon " Pintanya sarat akan permohonan membuat siapa pun yang melihatnya iba. Menghela nafasnya dokter itu pun mengangguk mengiyakan.

" Baiklah kami akan mencoba sebisa mungkin kami akan berusaha menghentikan pendarahan nya. Bapak dan ibu sebaiknya perbanyaklah berdoa demi keselamatan pangeran " Tuturnya membuat yahya bernafas lega.

" Baik dokter.. Terima kasih "

" Suster siapkan ruang operasi segera " Titahnya pada seorang perawat yang sejak tadi menemaninya.

" Baik dokter " Dengan itu perawat itupun pergi guna menyiapkan ruang operasi. Disusul dengan dokter nya yang kemudian berlalu pergi.

Jamal yang sejak tadi diam memperhatikan keluarga majikannya hanya menatap iba.

" Kasihan sekali tuan sama nyonya semoga den pangeran lekas sembuh ya. Biar bisa kecengin aku lagi " Ucapnya yang tak didengar siapapun.

***

Sementara itu maung bodas serta gading koneng yang tengah berada di dalam ruang UGD menatap pangeran cemas.

" Aki bagaimana ini.. Kondisi tuan kita pangeran sedang kritis " Ucap gading koneng sambil menatap iba pangeran yang tengah terbaring di bangkar nya.

" Benar koneng. Sebaiknya kita menyatukan kekuatan kita untuk menyelamatkan pangeran "

" Baik aki "

" Bismillah hirrahman nirrahim " Dengan itu sebuah cahaya biru keluar dari tangannya dan mengenai tubuh pangeran. Beberapa kali baik maung bodas maupun gading koneng terlihat kesusahan untuk menyembuhkan pangeran. Terlihat dari raut wajahnya yang seakan menahan kesakitan yang luar biasa.

RANJANI_True Love Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang