Part 15

272 5 0
                                    

" Jadi kalian berdua udah pacaran? " Tanyanya tak percaya. Pangeran menatap haris dan juga tiara secara bergantian. Kini mereka berada di sebuah restoran yang tak jauh dari rumah sakit dimana anjani dirawat.

" Lebih tepatnya aku sama haris itu lagi menjalani ta'aruf pangeran karena dalam islam itu gak ada yang namanya pacaran. " Jawab tiara mengulas senyumnya. Pangeran mengerutkan kening.

" Kenapa? Gak percaya? Emangnya ada yang aneh? " Sungut haris dengan sebal ia lalu meminum jus jeruk yang ia pesan.

" Ya gue heran aja setahu gue tiara itu gak suka sama lo " Balas pangeran dengan menatapnya sengit. Memutar bola matanya haris membalas.

" Heh. Tiara emang gak suka sama aku. tapi itu dulu sekarang dia udah mulai mencintai aku. " Menatap tiara haris melanjutkan.

" Benarkan tiara " Menghela nafasnya tiara kemudian mengangguk mengiyakan. Membuat haris tersenyum puas.

" Oke oke gue percaya. " Ucap pangeran menyerah ia malas meladeni haris. Ia kemudian menatap tiara dan haris bergantian.

" Terus abis ini lo mau pulang kemana? Pesantren? " Tanyanya lagi. Tiara menggelengkan kepalanya.

" Aku tinggal di jakarta sekarang " Ujar tiara menjelaskan. Ia kemudian meminum jus stroberi nya.

" Tinggal di jakarta sama siapa? " Memberi jeda dan menatap haris menyelidik

" Sama dia " Tunjuk nya pada haris. Tiara mengulas senyum ia tahu betul pangeran mengkhawatirkannya layaknya sebagai sahabat dan juga sebagai adik baginya. Meskipun ia sempat mencintai pemuda itu namun seiring berjalannya waktu akhirnya tiara dapat melupakan perasaannya pada pangeran. Karena tiara menyadari bahwa cinta memang tak harus memiliki dan juga tak bisa di paksakan. Pangeran hanya menganggap dirinya sahabat tidak lebih. Itulah sebabnya ia menerima haris yang masih mencintainya dengan tulus. Meskipun tiara mengakui ia belum sepenuhnya menyukai haris namun ia akan berusaha untuk mencintai pemuda itu.

" Woy kenapa bengong sih? Lo tinggal sama dia? " Tiara sedikit tersentak dari lamunan nya.

" Pangeran kamu itu masih aja kaya dulu suka banget ngagetin orang " menghela nafasnya ia melanjutkan

" Aku gak tinggal sama haris kok aku disini tinggal sama paman bibi juga sama fitri adikku " Jelasnya disertai anggukan dari haris.

" Mmm haris " Panggil tiara ragu ragu. Ia melirik haris yang tengah memakan potongan cake stroberi miliknya. Membuat si empunya menoleh ke arahnya.

" Ehem.. Ia kenapa? "

" Kamu udah selesai makan cakenya? " Tanya tiara hati hati.

" Udah kok " Mengelap sisa cake di bibirnya haris kemudian berdiri.

" Ayo kita pulang " Ajaknya pada tiara sementara tiara hanya menggelengkan kepalanya ia menatap haris kemudian tersenyum ke arahnya.

" Kamu duluan ke mobil aja yah. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama pangeran "

" Mmm.. Cuma sebentar kok " Menghela nafas haris kemudian berujar.

" Emangnya apa sih yang mau kamu bicarakan ke dia? Sampe sampe kamu gak mau aku disini "

" Haris bukan begitu. Aku minta maaf tapi ini benar benar penting. Kamu percaya kan sama aku? " Jelas tiara ia menatap haris menyakinkan. Haris menjadi luluh ia tidak bisa menolak permintaan tiara. Iapun kemudian berlalu meninggalkan pangeran dan tiara.

Setelah kepergian haris tiara merogoh sesuatu dari tasnya lalu menyodorkan nya pada pangeran. Dengan ragu ragu pangeran menerimanya.

" Apa ini? Aneh banget bentuknya sih kayak gelang tapi kok jadul gini " Ucap pangeran sambil membolak balikkan gelang di hadapannya. Tiara tertawa geli melihat tingkah nya.

RANJANI_True Love Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang