" Uhuk uhuk "
" Anjani lo gak apa apa? " Tanya pangeran khawatir. Anjani menatapnya lega iapun menubruk tubuh pangeran memeluknya erat.
" Pangeran.. Hiks.. Hiks.. "
" Tenanglah gue ada disini. Semuanya udah baik baik aja " Ujarnya menenangkan. Sesekali mencium pucuk kepalanya dan mengusap punggung anjani.
" Astagfirullahaladzim.. Mbak anjani.. Mas pangeran " Teriak iman yang kemudian menghampirinya disusul dengan rojali yang mengekor di belakangnya.
" Iman rojali "
" Mas mbak anjani kenapa mas terus kenapa pada basah begini sih "
" Anjani tadi tenggelam di kolam "
" APAA "
" Kok bisa sih ran? " Tanya rojali
" Ya bisalah! Ini nih akibatnya kalo kalian lalai dalam menjaga anjani " Jawab pangeran dengan menatap mereka marah.
" Maafin iman ame rojali mas. Lain kali kite bakalan lebih hati hati " Kata rojali merasa bersalah.
" Yaudah gue mau bawa anjani ke kamar dulu " Hendak menggendong anjani namun terhenti.
" Mau ngapain mas? "
" Pake nanya lagi lo gak liat dia udah lemes kaya gini. Bajunya juga basah harus cepet di ganti nanti masuk angin lagi " Jelasnya. Pangeran melihat anjani yang tengah menutup matanya sepertinya anjani sangat ketakutan hingga iapun mengabaikan keberadaan iman dan rojali.
" Mas pangeran mau gantiin baju mbak anjani? Jangan mas bukan mukhrim " Sahut iman dengan tampang polosnya.
" Astagfirullahaladzim eh pangeran lu kebangetan ye belum jadi suami udeh berani aje mau gantiin baju anjani wah parah luh " Ucap rojali menimpali
" Eh eh apaan sih? Siapa juga yang mau gantiin bajunya anjani gue juga masih tahu batasannya kali.. " Menghela nafasnya pangeran melanjutkan.
"Astagfirullah kalian berdua nih yah kalo ngomong asal jeplak aja gue sumpel mulut lu tahu rasa luh " Lanjutnya tak terima iapun segera menggendong anjani." Minggir " Ucapnya pada iman dan rojali yang tengah menghalangi jalannya.
" Eh eh pangeran anjani kenapa? Kok bisa basah begini toh " Tanya bu rini yang baru saja datang. Tadinya ia hanya ingin menghampiri anjani di halaman namun saat mendengar keributan iapun bergegas ke arah kolam.
" Nanti pangeran ceritain yah mah pangeran bawa anjani ke kamar dulu " Dengan itu pangeran pergi membawa anjani ke dalam kamarnya.
Rini pun tak tinggal diam dengan segera ia menyusul pangeran kedalam kamarnya." Aduh anjani calon mantu mamah kasian sekali kamu nak " Membaringkan tubuh anjani di ranjangnya pangeran lalu berujar.
" Mah udah deh jangan lebay mendingan mamah gantiin baju anjani sekarang nanti dia masuk angin mah "
" Iyah iyah.. Yaudah sekarang kamu ke kamarnya chacha yah kamu pinjam bajunya chacha " Tanpa babibu pangeran segera keluar dari kamarnya meninggalkan mamahnya yang menatapnya sambil geleng kepala.
***
" Anjani gimana keadaan kamu sayang? Ada yang sakit gak? Atau kita pergi ke dokter aja sekarang biar kamu di periksa biar.. "
" Bu.. Anjani gak apa apa " Ucap anjani memotong perkataannya. Senyum tulus terukir di wajahnya kala melihat raut khawatir seorang ibu di hadapannya.
" Apa kamu manggil tante ibu nak? " Tanyanya memastikan. Anjani mengangguk mengiyakan.
" Kenapa tante? anjani gak boleh yah panggil tante ibu " Mendengarnya bu rini menggelengkan kepalanya iapun meraih jemari anjani dan mengusap punggung tangannya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANI_True Love Never End
FanfictionKisah ini tentang antara cinta dan benci kisah cinta yang tak pernah mati. Pangeran yang hidup kembali di jaman modern demi menemukan cinta sejatinya, anjani yang tak pernah ia sadari bahwa mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu yang terpisahka...