Part 59

137 3 0
                                    

" Uhuk uhuk "

" Anjani lo gak apa apa? " Tanya pangeran khawatir. Anjani menatapnya lega iapun menubruk tubuh pangeran memeluknya erat.

" Pangeran.. Hiks.. Hiks.. "

" Tenanglah gue ada disini. Semuanya udah baik baik aja " Ujarnya menenangkan. Sesekali mencium pucuk kepalanya dan mengusap punggung anjani.

" Astagfirullahaladzim.. Mbak anjani.. Mas pangeran " Teriak iman yang kemudian menghampirinya disusul dengan rojali yang mengekor di belakangnya.

" Iman rojali "

" Mas mbak anjani kenapa mas terus kenapa pada basah begini sih "

" Anjani tadi tenggelam di kolam "

" APAA "

" Kok bisa sih ran? " Tanya rojali

" Ya bisalah! Ini nih akibatnya kalo kalian lalai dalam menjaga anjani " Jawab pangeran dengan menatap mereka marah.

" Maafin iman ame rojali mas. Lain kali kite bakalan lebih hati hati " Kata rojali merasa bersalah.

" Yaudah gue mau bawa anjani ke kamar dulu " Hendak menggendong anjani namun terhenti.

" Mau ngapain mas? "

" Pake nanya lagi lo gak liat dia udah lemes kaya gini. Bajunya juga basah harus cepet di ganti nanti masuk angin lagi " Jelasnya. Pangeran melihat anjani yang tengah menutup matanya sepertinya anjani sangat ketakutan hingga iapun mengabaikan keberadaan iman dan rojali.

" Mas pangeran mau gantiin baju mbak anjani? Jangan mas bukan mukhrim " Sahut iman dengan tampang polosnya.

" Astagfirullahaladzim eh pangeran lu kebangetan ye belum jadi suami udeh berani aje mau gantiin baju anjani wah parah luh " Ucap rojali menimpali

" Eh eh apaan sih? Siapa juga yang mau gantiin bajunya anjani gue juga masih tahu batasannya kali.. " Menghela nafasnya pangeran melanjutkan.
"Astagfirullah kalian berdua nih yah kalo ngomong asal jeplak aja gue sumpel mulut lu tahu rasa luh " Lanjutnya tak terima iapun segera menggendong anjani.

" Minggir " Ucapnya pada iman dan rojali yang tengah menghalangi jalannya.

" Eh eh pangeran anjani kenapa? Kok bisa basah begini toh " Tanya bu rini yang baru saja datang. Tadinya ia hanya ingin menghampiri anjani di halaman namun saat mendengar keributan iapun bergegas ke arah kolam.

" Nanti pangeran ceritain yah mah pangeran bawa anjani ke kamar dulu " Dengan itu pangeran pergi membawa anjani ke dalam kamarnya.
Rini pun tak tinggal diam dengan segera ia menyusul pangeran kedalam kamarnya.

" Aduh anjani calon mantu mamah kasian sekali kamu nak " Membaringkan tubuh anjani di ranjangnya pangeran lalu berujar.

" Mah udah deh jangan lebay mendingan mamah gantiin baju anjani sekarang nanti dia masuk angin mah "

" Iyah iyah.. Yaudah sekarang kamu ke kamarnya chacha yah kamu pinjam bajunya chacha " Tanpa babibu pangeran segera keluar dari kamarnya meninggalkan mamahnya yang menatapnya sambil geleng kepala.

***

" Anjani gimana keadaan kamu sayang? Ada yang sakit gak? Atau kita pergi ke dokter aja sekarang biar kamu di periksa biar.. "

" Bu.. Anjani gak apa apa " Ucap anjani memotong perkataannya. Senyum tulus terukir di wajahnya kala melihat raut khawatir seorang ibu di hadapannya.

" Apa kamu manggil tante ibu nak?  " Tanyanya memastikan. Anjani mengangguk mengiyakan.

" Kenapa tante? anjani gak boleh yah panggil tante ibu " Mendengarnya bu rini menggelengkan kepalanya iapun meraih jemari anjani dan mengusap punggung tangannya pelan.

RANJANI_True Love Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang