Part 48

114 8 0
                                    

Bara tengah duduk di taman dekat dengan padepokan sesuai dengan perintah pangeran. Tak berapa lama pangeran datang menghampirinya.

" Eh udah datang aja lo " Ucap pangeran sambil berjalan kearahnya.

" Gue gak mau bikin anjani nunggu soalnya abis ini gue mau ketemuan sama dia " Ucap bara membuat pangeran tersenyum mengejek.

" Gue rasa lo datang terlambat soalnya anjani udah tidur " Jelasnya dengan menatap bara sinis.

" Heh. Gue gak percaya lo pasti sengaja kan ngomong gitu supaya gue gak ketemu sama dia " Sahut bara tak kalah sengit. Memutar bola matanya bosan pangeran lalu mendudukkan dirinya disamping bara.

" Terserah lo mau percaya atau gak yang jelas gue kesini bukan untuk ngomongin hal itu. " Ujarnya dengan tegas ia lalu melanjutkan.

" Ada sesuatu hal yang harus gue tanyain sama lo soal anjani " lanjutnya. Seketika bara tergelak ia pun tertawa dengan keras membuat perempatan muncul di kening pangeran.

" Heh. Gue pikir lo tahu segalanya tentang dia " Ucap bara menyidir

" Yah walaupun gue gak tahu tentang dia tapi toh gue tahu hatinya cuma buat gue " Sahut pangeran dengan santai membuat bara mengepalkan tangannya.

" Apa yang pengen lo tahu soal anjani " Tanyanya

" Gue cuma mau tahu sakit apa yang anjani alami selama di Jerman dan apa penyebabnya "

" Lo serius mau tahu jawabannya? " Tanya bara dengan senyuman yang tak dapat diartikan.

" Udah jangan berbelit belit ceritain sama gue cepet " Ucap pangeran tak sabaran. Bukannya menjawab bara malah balik bertanya.

" Emangnya anjani sendiri belum cerita sama lo "

" Ck. Yang gue tahu dia cuma bilang sama gue kalo dia itu mengalami trauma hingga membuat dia jadi depresi "

" Terus "

" Gue yakin lo pasti tahu apa penyebabnya " Bara berdiri dan melemparkan benda yang sengaja ia bawa tadi.

" Apa ini " Tanya pangeran tak mengerti.

" Lo buka aja. Semua pertanyaan lo akan terjawab di situ " Merasa tak ada jawaban bara melanjutkan.

" Gue pamit gue mau ketemu anjani " Lanjutnya

" Gue udah bilang..

" Gue gak perduli. Seenggaknya gue bisa ngeliat keadaan dia " Potongnya cepat hendak melangkah namun terhenti.

" Oh yah. Semoga lo gak menyesal setelah lo melihat apa yang ada disana " Ucap bara yang kemudian melangkah pergi.

" Cih menyesal. Emangnya dia pikir gue cemen apa " Decak pangeran sebal.

***

Angin dingin menerobos melalui jendela kamar anjani membuat aida yang tengah menjaga anjani merasakan kantuk yang amat dalam dan iapun tertidur lelap di sampingnya. Tak berapa lama terdengar sebuah suara gaib yang memanggil manggil anjani.

" Anjani " Panggilnya. Anjani bergerak gelisah dalam tidurnya.

" Anjani "

" Bangunlah dan ikutlah bersama ku " Ajaknya. Anjani terbangun dari tidurnya matanya memerah dan tatapannya kosong.

" Anjani " Panggilnya lagi. Anjani mulai menyingkap selimutnya.

" Anjani.. kemarilah " Dengan perlahan anjani turun dari kasurnya iapun berjalan menghampiri pintu kamarnya. Suara itu terus membuatnya berjalan tanpa arah ia melewati gerbang padepokan. Langkahnya terus membawanya sampai ia berada di pinggir jalan dekat taman yang terletak tak jauh dari padepokan. Bara yang baru sampai ke padepokan pun tidak menyadari bahwa anjani tengah melewatinya sesaat setelah ia membuka pintu gerbangnya.

RANJANI_True Love Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang