Part 18

259 5 0
                                    


" Apa yang kau lakukan? " Tanya sukma pangeran dengan tatapan mengintimidasi pada fitri. Melihatnya fitri hanya mampu menelan ludah sedangkan tiara ia lalu berjalan menghampiri mereka.

" Anjani apa kamu baik baik saja " Tanyanya pada anjani yang dijawab dengan anggukan kepala nya lemah. Kelihatannya anjani masih shock dengan kejadian tadi. Ia tak menyangka bahwa gadis tomboy itu akan menyerang nya seperti tadi.

" Pangeran maaf.. fitri tadi gak sengaja mendorong dia karena emosinya lagi gak stabil " Ucap tiara yang tengah berdiri disamping fitri.

" Tidak seharusnya kamu meminta maaf. Dan kamu.. " Memberi jeda sukma pangeran beralih menatap fitri

" Seharusnya kamu mendengarkan apa yang di katakan oleh kakak mu "

" Kamu lihat tiara dia sangat mengkhawatirkan dirimu. Sebagai adik seharusnya kamu berbuat baik terhadapnya. " Mendengar nya fitri hanya mampu menunduk enggan menatap sukma pangeran.

" Jika kamu membenci nya hanya karena suatu alasan seharusnya kamu mengingat setiap kebaikan yang ia berikan padamu " Lanjutnya lagi yang membuat tiara menatap adiknya itu dengan tatapan penuh tanya. Sementara anjani ia hanya mampu terdiam dalam pelukan sukma pangeran padanya. Kepalanya semakin berdenyut akibat benturan tadi membuat anjani hanya menutup matanya rapat rapat guna menahan rasa sakitnya.

" Pangeran maksud kamu apa? " Tanya tiara dengan raut penasaran karena setahu nya fitri tidak memiliki masalah dengannya apalagi membenci nya itu tidak mungkin.

" Aku tidak bisa menjelaskan nya tanyakanlah pada adik mu " Ujar nya mengakhiri pembicaraan ia lalu memapah anjani ke dalam kamar inapnya.

Sesampainya di ruangan anjani sukma pangeran membaringkan tubuh anjani dengan perlahan dan penuh ke hati hatian ia lalu menyelimuti tubuh anjani dan meletakkan tabung infus anjani pada tempatnya.

" Kenapa kamu tidak beristirahat dan malah keluar kamar? " Tanyanya to the point

" Abis ka aida gak ada lo juga tadi pergi gue bt sendirian di sini jadi Yaudah gue mutusin keluar " Balas anjani sedikit merajuk. Menghela nafasnya sukma pangeran berujar.

" Lain kali jangan melakukan hal hal yang membahayakan seperti tadi " Ucapnya menasehati membuat anjani mengernyit heran.

" Gue gak ngelakuin hal hal yang bahaya. Cuma keluar kamar doang dimana bahayanya " Balas anjani ketus

" Kejadian tadi itu memang tidak berbahaya jika kamu dapat mengontrol emosi mu " Ucap sukma pangeran menasehati ia menatap anjani yang tengah memanyun kan bibirnya lucu.

" Tapi kan cewek yang tadi itu ngeselin bukan nya minta maaf malah songong " Balas anjani tak terima sukma pangeran mengelus pucuk kepala anjani sayang.

" Cobalah untuk lebih bersabar dan mengontrol diri, itu akan membuat mu menjadi lebih baik " Memutar bola matanya bosan anjani berujar

" Gue mana bisa kaya begitu gue kan bukan ka aida yang gampang sabar sama gampang nahan emosi. "

" Tetap saja kamu adalah kamu aida adalah aida aku tidak menyuruh mu untuk menjadi seperti aida tetapi aku ingin membuat mu menjadi lebih baik " Ujarnya menenangkan sukma pangeran memegang jemari anjani mengusap punggung tangannya pelan.

" Kamu beristirahat lah aku pergi keluar sebentar " Menghela nafasnya anjani mengangguk pasrah lagi lagi ia sendirian di kamar nya.

' Dia itu pangeran bukan sih? Gaya bicaranya aneh banget gak ngajak ribut dulu gitu ' Ujar anjani pelan yang tak di dengar siapapun.

***

" Fitri sekarang kakak mau tanya sama kamu apa maksud dari perkataan pangeran tadi kenapa dan siapa yang kamu benci " Tanya tiara to the point kini ia dan fitri tengah berada di ruangan dimana fitri di rawat beberapa hari ke depan.

RANJANI_True Love Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang