Anjani terdiam di kursi penumpang saat ini ia tengah berada di dalam taksi yang ia pesan beberapa jam yang lalu. Yah ia sudah menyiapkan segalanya untuk meninggalkan pangeran tanpa sepengetahuan pemuda itu. Pandangannya menatap lurus keluar jendela menikmati pemandangan suasana kota Jakarta di malam hari meskipun sudah lewat tengah malam ia tetap menikmati nya dengan perlahan ia membuka kaca jendela taksi yang ia tumpangi. Angin sejuk nan dingin menerpa wajahnya kala ia membuka kaca nya lebih lebar namun belum berapa saat aktivitas nya terhenti karena sebuah suara menginterupsi tindakan nya.
" Mbak " Panggil supir taksi yang tengah mengendarai taksi nya itu. Menoleh anjani menatap nya heran.
" Sebaiknya kacanya di tutup mbak karena angin malam tidak baik untuk kesehatan " Malas berdebat anjani lalu menutup kembali kaca mobilnya. Merasa bosan iapun mengambil boneka monyet yang ia taruh disamping nya. Boneka pemberian pangeran saat mereka kencan dulu. Tiba tiba ingatannya kembali di saat ia meninggalkan pangeran yang tengah terlelap dalam tidurnya.
Flashback
" Pangeran maafin aku. Aku gak bisa menepati janjiku untuk tetap bertahan dan berada di sampingmu " Ucapnya menggenggam jemari tangan pangeran.
" Aku tahu apa yang aku lakukan ini pasti akan membuat kamu sedih tapi semua ini aku lakukan agar ka aida bisa menemukan kembali semangat hidup nya. " Sesak itulah yang ia rasakan kala melihat wajah teduh pangeran.
" Dan satu satunya orang yang bisa membuat ka aida sembuh itu cuma kamu. Karena dia sangat mencintai kamu " Katanya lagi yang kemudian memeluk pemuda tengil yang ia cintai itu. Anjani bisa merasakan detak jantung dan deru nafasnya yang teratur karena ia meletakkan kepalanya di bagian dada pangeran.
" Pangeran aku harap kamu akan baik baik aja setelah ini. Ka aida pasti bisa membahagiakan kamu. Aku yakin itu " Tes setitik liquid bening jatuh mengenai kaos yang dikenakan pangeran.
" Maafin aku.. Aku.. Harus meninggalkan kamu dengan cara seperti ini "
" Tapi ini semua aku lakukan karena aku tahu kamu tidak akan mungkin membiarkan aku pergi. " Melepaskan pelukannya ia mengelus surai rambut pangeran.
" Gelang ini. Aku kembalikan. Aku yakin suatu saat nanti jika gelang ini memanglah di takdirkan untukku, aku pasti akan memakainya lagi " Melepaskan gelang pemberian pangeran lalu meletakkannya di telapak tangan pangeran.
" Aku mencintaimu. Jaga dirimu baik baik " Ucapnya lagi anjani lalu mengecup kening pemuda yang ia cintai itu lalu kemudian iapun berlalu pergi meninggalkannya.
End flashback
" Mbak.. Mbak " Panggil supir taksi itu Menyadarkan nya dari lamunan nya.
" Iya ada apa pak? " Tanya anjani heran.
" Sudah sampai mbak "
" Owh iya " Ucapnya yang kemudian merogoh tasnya mengambil dompet dan kemudian memberikan beberapa lembar uang pada supir taksi itu sebagai pembayaran taksinya.
" Mbak " Panggil supir taksi itu membuat anjani menghentikan yang hendak keluar dari taksinya.
" Kenapa pak? Kurang yah? "
" Bukan kurang mbak tapi ini kelebihan mbak " Mendengarnya anjani tersenyum lega.
" Owh kirain kenapa ambil aja kembaliannya itung itung sebagai tanda terima kasih saya karena bapak masih mau menunggu saya hingga tengah malam begini "
" Kalo soal itu sih sudah menjadi tugas saya apalagi mbak emang udah mesen saya. Tapi sebelumnya terima kasih yah mbak " Mengangguk kemudian anjani keluar dari taksinya tak lupa ia mengeluarkan barang bawaannya di bantu oleh supir taksi nya. Setelah mengucapkan terima kasihnya anjani lalu memasuki rumah sewaan yang telah rojali siapkan untuknya. Memasuki kunci dan membuka pintunya anjani kemudian memasuki rumah barunya yang sederhana. Kini ia memantapkan hatinya untuk hidup tanpa pangeran tanpa keluarga di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANI_True Love Never End
Fiksi PenggemarKisah ini tentang antara cinta dan benci kisah cinta yang tak pernah mati. Pangeran yang hidup kembali di jaman modern demi menemukan cinta sejatinya, anjani yang tak pernah ia sadari bahwa mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu yang terpisahka...