Part 10

301 7 1
                                    

Anjani memasuki ruangannya dengan tatapan kosong di hadapannya sudah terletak beberapa dokumen yang harus dikerjakannya sepertinya pangeran benar benar marah padanya sampai sampai berkasnya ia taruh saat ia tidak berada di ruangannya. Menghela nafas anjani berjalan menghampiri meja kerjanya. Ia melirik sekilas kearah ruangan pangeran yang hanya terhalang oleh kaca transparan dan tak sengaja ia melihat pangeran tengah menatapnya. Pangeran berjalan ke arahnya mereka saling bertatapan sesaat sebelum menyadari bahwa pangeran tengah menarik tirai yang kemudian menutupi kaca tersebut. Dan dengan perlahan wajah pangeran tertutupi dengan tirai itu sepenuhnya. Untuk kesekian kalinya anjani menghela nafas ia kemudian mendudukkan bokongnya meletakan kedua tangannya di depan meja kerjanya merunduk lalu menangkup kedua tangannya untuk menutupi wajahnya.

Pangeran menghela nafasnya. Berat sekali rasanya untuk bersikap dingin pada anjani. Akan tetapi perkataan anjani benar benar membuatnya kesal dan marah itu sebabnya ia ingin memberikan anjani pelajaran dan membuatnya merasa bersalah.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar kala pangeran tengah mengerjakan dan memeriksa beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani. Mungkin itu adalah lovely asisten manager nya yang ia suruh untuk membuatkan kopi untuknya. Sebenarnya bisa saja ia menyuruh OB melakukannya namun ia urung melakukannya karena ia ingin memastikan sesuatu.

" Masuk " Perintahnya pada lovely

" Ini saya taruh dimana pak " Tanya lovely yang terlihat kebingungan karena ia melihat meja bosnya itu penuh dengan berkas berkas dan fail fail yang bertumpuk, hingga tidak ada tempat untuk menaruh kopi yang ia bawa.

Belum sempat pangeran menjawab tiba tiba suara ketukan pintu terdengar. Ia menyeringai dan dengan segera ia menyuruh orang itu masuk ke ruangannya.

" Kau kemarilah " Pintanya pada lovely untuk mendekat ke arahnya. Tak lama anjani masuk dengan dokumen yang ia bawa untuk di tanda tangani oleh pangeran. Anjani menunduk ia enggan menatap bosnya itu. Ia terdiam di belakang pintu sejak ia memutuskan untuk memasuki ruangan bosnya itu ia tidak melihat ataupun melirik kearah pangeran hingga ia tidak menyadari bahwa lovely tengah berada di sebelah pangeran.  Sampai sebuah suara menyentaknya.

" Kopi buatanmu emang tiada duanya. " Ujar pangeran memuji lovely sambil melirik kearah anjani yang masih berdiri mematung seringai tipis ia berikan tatkala melihat anjani yang terkejut juga menatapnya kesal. Sementara lovely hanya menatap bosnya itu heran karena sejak tadi pangeran belum menyentuh apalagi meminum kopi buatannya.

" Kalau begitu kau boleh pergi " Perintahnya pada lovely seakan mengerti apa isi pikiran lovely ia melanjutkan.

" Kau boleh membawanya lagi karena disini tidak ada tempat untuk menaruhnya. Lagi pula isinya juga sudah aku minum bukan. " Jelasnya sambil menatap lovely sedikit mengintimidasi. Lovely lalu mengangguk patuh meskipun ia tidak mengerti kenapa bosnya bertindak aneh namun ia tetap mematuhinya karena hanya dengan melihat bosnya yang menatapnya seperti itu mampu membuat tenggorokannya tercekat dan bergidik ngeri. Dengan segera ia keluar dari ruangan itu dan melewati anjani yang tengah menatapnya kesal.
Dalam hati anjani berkata

' Jadi dari tadi mereka berduaan disini? Apa yang mereka lakuin? Dasar playboy baru aja marahan sebentar dia udah enak enakan sama cewek lain. '

" Sampai kapan lo mau berdiri disitu? " Tanya pangeran membuyarkan pikiran anjani. Perlahan anjani melangkah mendekati mejanya. Ia kemudian menaruh dokumennya. Dan bersiap untuk berbalik meninggalkan bosnya itu.

" Tunggu dulu " Cegah pangeran pada anjani yang hendak melangkah. Anjani lalu berbalik ia mulai berpikir bahwa pangeran akan menjelaskan kejadian tadi padanya dan juga meminta maaf padanya. Seketika ia tersenyum membayangkannya namun semua pikiran itu buyar saat mendengar perkataan pangeran.

RANJANI_True Love Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang