Part 43

160 4 0
                                    

Bara dengan tergesa gesa keluar dari kamarnya sejak kemarin ia menghubungi anjani namun gadis itu tidak mengangkat panggilan darinya bahkan hingga semalaman suntuk ia menghubunginya tetap tidak ada jawaban melainkan ponselnya yang di nonaktifkan. Hal itu tentu saja membuatnya khawatir ia bahkan menghubungi ustadz makmun subuh tadi dan untungnya ustadz makmun mengangkat panggilannya hanya saja ia tidak mendapatkan kabar tentang anjani. Dan satu tujuannya saat ini adalah menemui pangeran karena ia tahu jika anjani selalu bersamanya. Aneh sebenarnya siapa yang berada di pihak ketiga dirinya atau pemuda itu padahal statusnya adalah tunangan anjani namun ia seperti pihak ketiga diantara pangeran dan gadisnya. Miris ia bahkan dengan gamblang mengatakan bahwa ia siap menerima apapun resiko nya membiarkan pemuda itu berdekatan dengan gadisnya, asalkan anjani tetap berada disisinya sebagai tunangannya dan berharap anjani akan menyadari ke tulusannya dengan begitu setidaknya ia memiliki celah untuk memasuki hati anjani.

Sementara itu sisi lain anjani tengah berada di dalam kamar aida. Yah setelah ia memasuki rumah barunya anjani hanya sempat untuk membereskan pakaiannya selebihnya ia bergegas membersihkan tubuhnya dan memutuskan untuk ke rumah sakit sebelum ayahnya menemukan dirinya. Karena anjani tahu ayahnya itu pasti sedang berada diluar saat ini karena sehabis sholat subuh biasanya ayahnya akan bersantai dahulu sambil membeli sarapan paginya. Hal yang rutin ia lakukan saat merawat kakaknya. Dengan perlahan anjani memasuki kamar kakaknya. masih sama seperti kemarin keadaan kakaknya tidak bertambah baik dan juga tidak bertambah buruk tiada kemajuan. Anjani mendudukkan pantatnya di kursi yang tengah disediakan di samping bangkar ia lalu merogoh tasnya dan mengeluarkan sesuatu didalamnya lalu menyimpannya di bawah bantal aida yang masih terlelap dalam tidurnya.

" Ka aida maafin anjani ka.. Anjani harus pergi tanpa pamit secara langsung sama kakak. Kakak cepat sembuh yah " Ucapnya yang kemudian berdiri dari duduknya

" Anjani sayang sama kakak " Mengecup pelan kening aida anjani lalu berbalik meninggalkan aida.

Ketika anjani menutup pintunya ia tak sengaja melihat pangeran yang tengah berjalan menuju kamar aida. Dengan cepat anjani berbalik kearah lain dan bersembunyi di balik tembok.

" Pangeran "

" Aku harus segera pergi dari sini " Ucapnya yang kemudian berbalik saat pangeran hendak memasuki kamar aida. Tiba tiba cahaya hitam merasuki tubuhnya membuatnya seperti berada dalam pengaruh roh jahat matanya memerah dan pandangannya kosong. Dengan langkah pelan ia berjalan menuju atap rumah sakit.

" Yah aida masih tidur lagi " Ucap pangeran saat ia sudah berada dalam kamar aida. Tiba tiba suara sukma terdengar olehnya.

" Pangeran aku harus pergi anjani berada dalam bahaya ia di pengaruhi oleh roh jahat " Dengan itu sukmanya pun keluar dari tubuhnya.

" Anjani berada dalam bahaya " Ucapnya pelan.

Langkah demi langkah anjani menapaki tangga darurat yang mengarah menuju atap dan setelah berada di atap rumah sakit ia dengan perlahan menuju pembatas pagar lalu menaikinya. Hendak menjatuhkan dirinya namun dengan cepat sukma pangeran menarik pergelangan tangannya. Membuat anjani limbung ke belakang sukma pangeran membalikkan tubuhnya menatap anjani yang menatapnya kosong.

" Anjani apa yang kau lakukan? Sadarlah! " Sukma pangeran berteriak saat anjani secara tiba tiba menyerangnya.

" Anjani kendalikan dirimu " Ucapnya lagi saat anjani memukul wajahnya namun sukma pangeran berhasil menangkisnya. Anjani terus menerus menyerangnya tanpa henti dan hal itu membuat sukma pangeran kewalahan hingga membuatnya terjatuh tersungkur ke belakang dan hal itu di manfaatkan oleh anjani untuk kembali menjatuhkan dirinya dari atap dengan segera sukma pangeran menariknya kembali kemudian ia menotok aliran darah anjani hingga membuat anjani tak sadarkan diri.

RANJANI_True Love Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang