Bara hendak meraih kenop pintu namun terhenti kala mendengar suara mobil tengah memasuki area padepokan. Dengan perlahan ia menoleh untuk melihat siapa yang datang ke padepokan selain dirinya. Dan juga untuk memastikan bahwa bukan pangeran yang datang. Dan saat melihat seseorang yang keluar dari mobil itu bara bernafas lega.
" Mah mah sabar mah pelan pelan " Ucap yahya menghentikan langkahnya.
" Ndak bisa pah mamah itu udah cemas banget ini sama anjani pah " Jawab rini dengan tak sabaran.
" Iyah iyah papah mengerti tapi kalo mamah gurusak gurusuk itu juga gak baik mah nanti malah bikin keadaan makin kacau loh " Mendengarnya rini menepuk keningnya.
" Ya allah gusti iya juga yah pah. Aduh saking khawatirnya mamah, mamah sampe lupa sama keadaan anjani "
" Nah gitu dong. Sekarang mendingan kita bawa barang barangnya pangeran. Kan pangeran mau tinggal disini untuk menjaga anjani " Mendengarnya bara membelalak tak percaya.
' Apa pangeran mau tinggal disini ' Batinnya terkejut. Dengan segera bara menghampiri mereka.
" Assalamualaikum om tante "
" Waalaikummsalam loh kamu " Ucap yahya sambil mencoba mengingatnya.
" Saya bara om. Tunangannya anjani " Jawab bara
" Oh iya saya ingat "
" Huh baru juga tunangan udah belagu " Sungut rini dengan sebal membuat yahya menatapnya.
" Mah "
" Biarin pah. Biar dia tahu kalo anjani itu masih belum milik dia seutuhnya. Wong anjani cinta sama pangeran kok dan udah bisa di pastikan pertunangan kalian akan di batalkan " Tuturnya panjang lebar. Yahya hanya mampu menghela nafasnya menghadapi tingkah istrinya itu.
" Mah. " Panggilnya seketika rini berpaling enggan menatapnya membuatnya menggelengkan kepalanya. Yahya lalu menoleh pada bara dengan berat hati iapun berucap.
" Bara.. Maafkan ucapan istri saya yah " Mendengarnya bara tersenyum dan mengangguk mengerti.
" Iyah gak apa apa kok om. Saya mengerti "
***
Sementara itu disisi lain anjani tengah menyeberangi jalan dan secara tiba tiba sirkam yang terletak di dalam laci meja anjani terbang lalu menepuk bahunya membuat kesadarannya kembali. Sebuah kendaraan bermotor hampir mengenainya saat ia mencoba melangkah kembali.
" Astagfirullahaladzim.. Kok aku bisa ada disini yah " Tanyanya tak mengerti
" Eh neng kalo nyebrang itu liat liat jalan dong " Teriak sang pengendara motor itu marah.
" Eh i..iya pak maaf maaf " Dengan itu pengendara itupun pergi. Sesaat setelahnya sebuah tepukan di bahunya menyentaknya.
" Anjani kenapa kamu tidak mengikuti perintah ku " Tanya seorang wanita di balik cadar hitamnya. Anjani menoleh dan menatapnya heran.
" Siapa kamu? "
' Gawat. Sepertinya pengaruhku tidak lagi menguasainya ' Bantinnya waspada. Dan dengan itu iapun berlari agar identitasnya tidak di ketahui anjani.
" Eh jangan kabur. " Anjani berteriak sambil mencoba meraihnya dengan sekuat tenaga ia berlari mengejar wanita itu. Hingga ia sampai di sebuah taman anjani berhasil meraih kerah bajunya dari belakang ia berhasil membuat wanita itu berhadapan dengannya secara langsung.
" Siapa kamu? Dan apa yang kamu inginkan "
" Heh. Kamu tidak perlu mengetahui siapa aku. Tapi yang jelas aku menginginkan nyawamu " Mendengarnya anjani teringat perkataan pangeran bahwa banyak musuhnya yang sedang mengincar nyawanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/98742323-288-k860595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANI_True Love Never End
FanfictionKisah ini tentang antara cinta dan benci kisah cinta yang tak pernah mati. Pangeran yang hidup kembali di jaman modern demi menemukan cinta sejatinya, anjani yang tak pernah ia sadari bahwa mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu yang terpisahka...