Di sebuah taman yang terletak di samping rumah sakit terlihat dua orang tua yang tengah duduk berdampingan saling terdiam dengan pemikiran masing masing. Seakan tak percaya dengan apa yang di dengarnya yahya lalu mengajukan pertanyaan.
" Jadi anjani harus menjalani operasi? " Tanya yahya dengan raut terkejut. Menghela nafasnya makmun mengangguk mengiyakan.
" Kapan "
" Besok lusa. Dokter bilang operasinya akan di lakukan besok lusa karena lebih cepat itu lebih baik " Jawab makmun seadanya. Yahya mengangguk membenarkan.
" Iyah memang seharusnya seperti itu kan? " Ucapnya sambil menepuk bahu sahabatnya itu.
" Iyah " Yahya mengernyit menatapnya heran. Bagaimana tidak seharusnya makmun sahabatnya itu tersenyum senang karena anjani akan segera sembuh dan dapat melihat kembali. Namun yang ia lihat adalah sorot matanya yang meredup dengan wajah yang terlihat sedih.
" Tapi makmun kenapa kamu terlihat sedih? " Mendengarnya makmun tersenyum kecut. Pandangannya menatap lurus ke arah danau yang terlihat tenang dan indah dengan pantulan cahaya senja di hadapannya.
" Karena di balik kesembuhan anjani akan ada seseorang yang kehilangan nyawanya " Ucapnya sendu.
" Maksud kamu apa? Apa kamu mengkhawatirkan pendonornya? " Yahya bertanya dengan raut heran.
" Benar. Aku sangat mengkhawatirkannya "
" Apa kamu tahu siapa pendonor itu? "
" Soal itu.. " Seketika yahya membelalak tak percaya.
***
" Anjani ini tante suapin lagi yah? " Ucap rini sambil menyodorkan sesendok nasi dengan lauk pauk nya.
" Tante udah akh anjani udah kenyang " Tolak anjani halus.
" Tapi anjani ini tanggung loh sedikit lagi yah "
" Tante anjani udah kenyang beneran deh " Mendengarnya rini menghela nafasnya iapun kemudian menaruh piring itu di atas nakas.
" Yaudah kalo kamu udah kenyang nih minum dulu "
" Iyah tante "
" Makasih tante. Tante mau repot repot nyuapin anjani. Padahal kan anjani bukan siapa siapa nya tante " Ucapnya sambil mengelap bibirnya. Rini lalu memegang pergelangan tangannya.
" Anjani kamu ngomong apa toh? Lagian nih yah ini tuh sudah menjadi kewajiban tante karena kamu udah tante anggap sebagai anak tante sendiri dan sebentar lagi juga kamu bakalan jadi mantu tante. Wajar dong kalo tante ngurusin kamu " Ucapnya sambil mengusap punggung tangan anjani.
" Tapi tante.. "
" Hem.. "
" Anjani gak mungkin bisa jadi menantu tante " Seketika matanya membelalak.
" M..maksud kamu? "
" Anjani udah janji sama bara bahwa setelah anjani operasi mata anjani akan menikah sama dia " Tutur anjani membuat rini menatapnya tak percaya.
" A..anjani.. ka..kamu ba..bagaimana bisa toh? Terus pangeran gimana nak? Apa kamu udah ndak mencintai dia. Apa salah pangeran nak? Apa dia udah menyakiti kamu.. Kenapa.. "
" Tante " Potong anjani cepat.
" Anjani sangat mencintai pangeran. Dan pangeran juga gak pernah menyakiti anjani. Ini sudah menjadi keputusan anjani tante karena berkat bara pangeran bisa terselamatkan " Tuturnya menahan sesak di dadanya.
" Tapi anjani "
" Tante "
" Anjani tetap menjadi anak tante walaupun anjani gak menikah sama pangeran. Karena anjani sayang sama tante. Tante udah seperti ibu anjani yang gak pernah anjani miliki. " Mendengarnya rini memeluknya sayang.
![](https://img.wattpad.com/cover/98742323-288-k860595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANI_True Love Never End
FanfictionKisah ini tentang antara cinta dan benci kisah cinta yang tak pernah mati. Pangeran yang hidup kembali di jaman modern demi menemukan cinta sejatinya, anjani yang tak pernah ia sadari bahwa mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu yang terpisahka...