" Aduh si anjani itu loh dari tadi nangis mulu berisik loh ini di kuping saya ampe pening gini loh kepala saya ini serasa mau pecah ngedernya. " Ucap adipati dengan kesal sambil menyibakan selimutnya.
" Iya yah mbak anjani ini kenapa lagi yah sampai nangis kejer begini. Padahal ini udah tengah malam loh. Iya kan jal. " Tanya iman yang di jawab dengan gumaman tak jelas
" Hemm "
" Eh jal. Rojali " Panggil iman sambil mengguncangkan tubuhnya membuat rojali berdecak sebal.
" Nape sih akh "
" Kamu emang gak ngedenger suara tangisnya mbak anjani " Tanya iman dengan kesal menyibakan selimutnya.
" Tadi sih denger sekarang mah udah kagak " Jawab rojali malas sambil memeluk gulingnya.
" Loh kok bisa? " Berdeham sebentar dengan malas ia melepaskan kapas di kedua telinganya.
" Nih gue pake ini nih " Ucapnya sambil memperlihatkan kapas yang ia pakai untuk menutupi telinganya
" Oohh pantes kamu ndak denger "
" Eh mas adipati mau kemana toh? " Tanya imam saat melihat adipati hendak meraih kenop pintu
" Saya mau keluar sebentar cari angin pening kepala saya lama lama disini " Dengan itu adipati keluar dari kamarnya.
Sementara itu aida tengah mengetuk pintu kamar anjani berharap sang empunya mau membukakan pintunya.
" Anjani.. Anjani buka dong pintunya. Kamu kenapa nangis anjani? Kakak khawatir " Ucapnya dengan gusar.
" Anjani "
" Aida " Seketika aida menoleh melihat siapa yang memanggilnya.
" A..ayah "
" Biarkan saja "
" Ta..tapi ayah anjani kasian " Ucapnya membantah. Menghela nafasnya ustadz makmun lalu menjelaskan dengan lembut.
" Ayah mengerti.. Tapi anjani mungkin saat ini tidak bisa di ganggu. Biarkan dia tumpahkan kesedihannya sendiri. Setelah anjani merasa lebih baik barulah kamu boleh tanyai dia "
" Ayah.. Apa itu artinya ayah tahu apa yang terjadi sama anjani? " Tanya aida memastikan yang di jawab dengan gelengan kepala
" Ayah tidak tahu nak.. tapi untuk saat ini sebaiknya kita biarkan saja dia sendiri. Karena ayah tahu saat ini pasti adikmu sedang tidak bisa di ganggu. Lagi pula ini sudah malam sebaiknya kamu istirahat " Mendengarnya aida mengangguk patuh toh ia juga harus beristirahat dan mempersiapkan diri untuk menjalani kemoterapi pertamanya besok.
" Baik ayah "
***
Pangeran tengah membuka pintu kamarnya iapun keluar dengan sedikit mengendap endap. Padahal waktu menunjukkan pukul tengah malam namun ia belum juga merasakan kantuk. Karena bosan di dalam kamarnya pangeran memutuskan untuk berkeliling di sekitar padepokan itung itung ia bisa memastikan keadaan sekitar untuk mengawasi takut takut musuhnya datang kembali untuk menyakiti anjani. Dan saat sedang berkeliling tiba tiba matanya menangkap sesuatu di sebuah saung yang terletak di halaman depan padepokan yah sepertinya ia mengenali orang yang tengah terbaring di saung itu. Tiba tiba pikiran jahil terlintas di benaknya dan dengan segera pangeran menghampiri orang itu.
" MALING.. MALING.. WOYY BANGUUN ADA MALING " Teriak pangeran tepat di kuping adipati membuat si empunya terlonjak kaget.
" Astagfirullahaladzim. Mana mana malingnya sini biar saya hajar dia mana mana " Seketika pangeran tertawa keras melihat tingkah adipati yang menurutnya lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANI_True Love Never End
FanfictionKisah ini tentang antara cinta dan benci kisah cinta yang tak pernah mati. Pangeran yang hidup kembali di jaman modern demi menemukan cinta sejatinya, anjani yang tak pernah ia sadari bahwa mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu yang terpisahka...