[1] Meet a Crazy Boy

74.1K 3.4K 225
                                    

"Kita bertemu. Tanpa menyadari bahwa semesta punya maksud tertentu."

----------

Jika hidup ini diibaratkan permainan, maka gadis berambut gelombang hitam kecoklatan itu akan memilih permainan roller coaster. Memacu adrenalin, penuh sensasi dan menantang. Tapi sayangnya, konsekuensi jika permainan roller coaster pun penuh kejutan dia lupa pikirkan.

Bersama tarian dedaunan yang terbawa angin, SMA Negeri 8 Jakarta sedang diselimuti terik mentari nan gagah berani. Diantara beratus manusia berstatus murid, dimana ada yang sibuk berkutat dengan deretan aljabar hingga kepala pening berdenyut, bermain gitar di sela-sela jam kosong, membolos ke kantin, hingga asik bermain kartu uno, ada pula yang tengah bermesraan dengan buku demi buku di sebuah tempat sakral dalam sekolah itu.

Perpustakaan.

Tempat yang terkadang jarang diminati oleh para murid kecuali ketika ada tugas untuk mencari referensi atau kamus KBBI, contohnya. Tapi tidak dengan dua siswi yang tergolong murid unggul di kelasnya tersebut. Kelas 11 IPA Satu. Dikatakan cupu, sungguh itu bukan alasan keberadaan mereka menjadikan perpustakaan sebagai tempat favorit.

Jauh dari kata cupu.

Mereka lebih condong ke modis.

Dan seperti remaja pada umumnya, terkadang jahil dan haus akan rasa penasaran. Keinginan yang harus mati-matian melawan perasaan yang disebut mager. Setiap harinya mengunjungi perpustakaan?

Hmm, tidak juga.

Terkadang satu diantara mereka berdua ada yang mesti mengikuti ekstrakulikuler paduan suara. Sedang yang tersisa, bebas adalah dirinya dan ia tidak berminat mengikuti ekstrakulikuler apapun.

Dan dia adalah, Velin.

Velin Gledya Ranuar.

Gila prestasi dan minim akan cerita cinta. Jangankan cinta, berpacaran saja dia tidak pernah. Menyukai seseorang? Tentu pernah. Tapi hanya sebatas suka lalu, lupa. Entahlah. Velin sendiri tidak mengerti bagaimana arti suka yang sebenarnya.

Bagaimana mungkin ia mengerti tentang lelaki ketika yang ia dambakan adalah deretan benda mati bernama buku? Ia cinta sekolah dan cinta pelajaran. Ia mencintai hidupnya dan ia mencintai dirinya. Hingga sekarang.

Jika dikatakan polos perihal cinta, maka, salah besar. Velin adalah salah satu contoh tempat curhat berjalan. Ia mengerti apa itu patah hati ataupun jatuh cinta dengan hanya mendengar curahan hati teman-temannya. Bagaimana karakter lelaki brengsek ataupun yang terjebak hubungan friendzone, Velin mengerti.

Hanya saja,

Velin hanya mengerti.

Tapi tidak pernah merasa.

**

Di lain tempat. Gazebo sekolah.

Suasana yang tadinya ramai seramai pasar malam, mendadak hening sehening kuburan ketika sosok berparas tampan yang tak kalah tampannya dari para aktor dunia, berjalan tenang dengan kedua telapak tangan yang terselip di balik saku celana abu-abunya.

Yang tadinya asik bergosip, tertawa terbahak-bahak, bercanda tawa dalam istilah pdkt, ataupun para gengster yang sibuk membully seangkatannya dengan kartu uno yang diselipkan diam-diam hingga yang bermain basket di lapangan, semuanya, dalam hitungan detik, membisu.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang