[6] Ikuti Permainan

33K 1.8K 84
                                    

"Haruskah aku menjadi gadis licik untuk lepas darimu?"


DAREL
-----------------------

"Tau deh yang kesayangannya pangeran sekolah, cih!" Ucapan sinis Sella langsung menyambut Velin yang baru saja memasuki kelas. Velin menghela napas kasar. Ia sudah dapat menduganya. Siapa juga yang tidak syok melihat adegan penuh dramatisir seperti di lapangan sekolah tadi?

Yang tentunya juga mengundang rasa iri, cemburu, ataupun kebencian. "Enak ya punya pacar ganteng gak ketulungan eh idola lagi! Tapi kok mau-" Seketika Velin menatap tajam setajam silet pada Olin sahabat Sella, yang langsung bergidik takut mendapati tatapan penuh bara api milik Velin. Velin pun melangkahkan kedua kakinya perlahan menuju bangku mereka sambil bersedekap dada.

Salah banget lo udah bangunin singa!

Nih semua gegara tuh cowok
jadi-jadian! Kamvret!

Karena gue udah terlanjur badmood banget, lo semua bakal kena' imbasnya!

Velin menggeram dalam hati. Sungguh, kekesalannya makin diuji tiap hari. "Kenapa emang? Masalah?
Situ iri?" Balas Velin pelan dan tajam. Kedua tangannya mengepal erat di masing-masing sisi badan. Ingin rasanya Velin mencakar muka trio macan itu dengan garpu kesayangan miliknya dirumah.

"Ngga dih! Ngapain iri ama lo!?"

Aha! Velin pastikan jantung milik penyihir itu kini berdegup kencang dan ketakutan perlahan melanda nyalinya. Jurus nada mulut Velin yang satu ini memanglah andalan.

Masih ingat kejadian di perpus?

Cih, cuma Darel yang tidak mempan dengan jurus nada mulut Velin tersebut. "Oh begitu? Gak iri ya? Terus napa mulut lo dua kek bebek kecekik gitu daritadi?" Langkah kaki Velin semakin dekat dengan kedua centil si ratu kepo sekolah tersebut.

Perlahan tanpa sadar, semua teman di kelas Velin sudah berkumpul dan langsung menikmati acara dadakan sialan ini. Sempat Velin dapati Deva yang tengah menapok jidat tapi sedetik kemudian mengacungkan jempol. Seolah menyetujui tindakan singa Velin tersebut.

"Gila! Velin! Udah tonjok aja!"

"Tampar aja mulutnya kek ember bocor tuh!"

"Mampus lo dua! Ha ha ha!"

Entah mengapa mendengar ocehan mereka malah membuat Velin semakin panas. Dan ingin segera menghiasi wajah keduanya dengan cap lima jari.

"VELINNNN!"

Telinga Velin sontak mengernyit sembari menoleh ke arah sumber suara. Siapa coba yang teriak nyaring seperti toa di saat seperti ini? Dan begitu Velin menoleh, seketika rasa terkejut melandanya dalam hitungan detik.

"Wahh, rupanya kita satu sekolah ya, Dek!!"

A-apa!?

Disana. Tepat dikerumunan teman-temannya, seorang lelaki melambai dengan cengiran jahil yang tak berubah meski telah tak terlihat dalam hitungan tahun. Untuk sekarang, Velin melupakan masalahnya dengan para idiot itu.

APA-APAAN!?

**

APA-APAAN!?

"Woyy Velin!! Lo yang punya idung ama mulut lo Velin 'kan!!?" Lain. Gue si Lisa Blackpink. Ingin rasanya Velin membalas demikian. Lalu, lagi dan lagi, Velin menghembuskan napas lelah.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang