[56] Side of Darel

11.1K 779 289
                                    

"Apapun yang terjadi... Kau harus percaya, ketika malam mulai datang dan kau terlelap dalam tidur, aku selalu mendatangimu. Mengecup keningmu dan seluruh doaku penuh oleh namamu, sayang."

-Darel-

Prananta's Series
------------------------

DAREL POV

Oh, kau selalu cantik seperti biasa, Velin.

Ketika aku bangun pagi dan merasakan cahaya matahari menerpa sebagian wajahku, seluruh pandangan di depanku hanyalah wajahmu. Kedua bola matamu yang indah, aku selalu tahu tepat disanalah rumahku berada. Ketika wajahmu mengukir sebuah senyuman manis, percayalah, aku akan sangat serakah untuk mengklaim bahwa senyuman itu hanyalah milikku.

Seiring berjalannya waktu, kita berjalan bersama, menghadapi ribuan badai dan hujan, itu tak masalah bagiku. Asalkan kedua tangan kita saling menggenggam erat. Sama seperti dirimu, aku juga mengharapkan pelangi yang indah, sayang. Aku pun lelah menghadapi seluruh teka-teki ini.

Cukup kau tahu, kini, aku hanya ingin menghabiskan waktu tua bersamamu. Menikmati senja matahari dan tertawa bahagia dengan anak-anak kita kelak. Dan ketika kau menerima lamaranku, ketahuilah Velin, aku tak pernah merasakan kebahagiaan yang seluar biasa ini selama hidupku.

Aku sudah dapat membayangkan, ketika bangun pagi kau akan mengecup pipiku dan berkata, "good morning my sweet husband." Dengan membayangkannya saja, aku dapat terus tersenyum sepanjang hari. Tinggal menunggu beberapa hari lagi, pernikahan kita akan terlaksana. Percayalah calon istriku, ketika menunggu jam demi jam untuk menuju hari H, aku begitu takut.

Aku seperti merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan datang dan kau pun pergi meninggalkan aku. Itulah mengapa aku selalu menjagamu, bersikap posesif padamu, mengekangmu, itu semua karena aku takut. Takut bahwa kau, satu-satunya wanita yang kucintai dan ingin kubahagiakan setelah mom, akan pergi. Tolong.

Apapun yang terjadi....

Kau harus percaya,

ketika malam mulai datang dan kau terlelap dalam tidur,

aku selalu mendatangimu, Velin.

Mengecup keningmu dan seluruh doaku penuh oleh namamu, sayang.

Lalu, hari itu tiba, ayahku, ah aku harus terpaksa memanggilnya ayah, sebagian hatiku masih terasa ego walau aku tahu penyebab kematian mom adalah Dokter Galvin. Bukan dirinya. Ayah datang bersama Reylie. Dan aku tidak pernah menyangka bahwa ayahku, membawa sebuah misi besar yang paling membahayakan

Misi yang akan membuatmu membenciku seumur hidup, Velin. Misi yang akan membuat pelangi kita berdua pudar bahkan sirna. Misi yang akan membuat genggaman tangan kita tak lagi saling bertautan. Misi yang akan membuatku kembali menjadi monster. Bahkan mungkin, kau mengharapkan kematianku, sayang.

"Darel? Kau sedang melamun apa?"

"Ah Velin-" aku terkejut. Aku selalu terbayang suaramu, Velin. Tapi mengapa Reylie yang muncul? "Tidak. Sorry Reylie. Aku hanya sedang menenangkan diri." Saat itu di taman belakang rumah. Aku ingin menghindari Reylie, tapi aku teringat ucapan ayahku. Maaf Velin, jika aku terlihat akrab dengan wanita lain.

Hari demi hari, aku berusaha mendekati Reylie walau aku benci setengah mati pada perempuan itu. Rasanya aku ingin membunuhnya, tapi Reylie, adalah kunci terbesar dari badai kita, Velin. Reylie adalah kunci utama dari konflik di sebuah novel antara kau dan aku.

Di suatu malam, aku terbangun dan mendengar suara berisik dari bawah. Aku pun menuruni tangga dan mendapati Reylie yang tengah bingung mencari sesuatu di antara redupnya cahaya. Aku bertanya apa yang ia cari? Dan ia bilang cincinnya terjatuh. Aku pun membantunya dan tak disengaja, aku hampir terjungkal karena betisku mengenai kayu sofa.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang