[51] Hadirnya Reylie

10.1K 704 221
                                    

"The next,
You are my possesive husband...."

-Velin-

Prananta's Series
-----------------

"Pokoknya aku gak mau ya ada tamu undangan yang berjenis kelamin laki-laki!" Tegas Darel tak bisa dibantah. "Apa? Kamu gila, ya? Kamu gak niat ngundang temen cowok kamu gitu? Atau gimana dengan aku Rel? Aku mau ngundang Farhanz mau ngundang-"

"Seperti aku yang tetapkan atau aku bakal langsung bawa kamu ke ranjang sekarang juga." Kedua bola mata Velin seketika membulat sempurna. Oh ya Tuhan, mengapa Darel menjadi sangat mesum? "Dasar otan! Rasakan nih!" Velin tendang kaki kanan Darel dengan kuat. Darel meringis. Dasar lelaki tua psycho. "Akh! Ingat! Semua tamu undangan harus cewek kecuali keluarga kita yang bersangkutan!" Teriak Darel menggema. Velin mengabaikan ucapan menjengkelkan Darel dan segera berlalu.

Arght, ia sangat menyebalkan!

**

Usai lamaran romantis malam itu, Darel segera membawa Velin kembali ke Indonesia. Besok paginya pun dengan tak sabarnya ia mengajak Velin untuk menyiapkan acara pernikahan. Mulai dari pemesanan gaun pengantin, gedung utama, dan sebagainya. Dan kau tahu apa lagi yang paling menyebalkan?

Selama sibuk kurang lebih tiga hari itu, Darel tak ingin ada seorang lelaki pun yang melihat Velin. Bahkan jika lelaki itu tidak mengenali Velin sekalipun. Dasar gila! Ketika keduanya berjalan kaki berdua, maka Darel akan berbisik dingin, "tundukkan kepalamu, sayang. Jangan melirik sedikitpun lelaki lain atau nyawa mereka akan hilang malam ini juga." Awalnya Velin bergidik ngeri'. Dan selalu menuruti pinta Darel yang konyol itu. Tapi lama-lama, hal kekanakan seperti itu, terasa begitu menyebalkan.

"Itu siapa yang nge-chat kamu? Cowok?"

"Ngapain lirik ke luar jendela terus? Ada cowok lain, ya?"

"Aku bilang kalau jalan nunduk! Aku gak mau mereka ngeliatin kamu!"

"Kamu kok kegenitan sih? Ngapain ngomong sama kasir cowok itu?"

What the hell!

Lama-lama Velin bisa gila betulan karena sikap maupun sifat posesif Darel tersebut. Bahkan sekedar berkata, "berapa harga semuanya?" Kepada kasir berjenis kelamin laki-laki, Darel sudah marah-marah tidak jelas dan mengatai Velin kegenitan. Ingin rasanya Velin menendang harta karun Darel  sekuat mungkin! Ada lagi, saat menonton tv.

"Kok keknya kamu seneng banget ya filmnya? Oh... aku tau. Karena pemeran utamanya cowok, ya?" Kuping Velin sudah panas jika Darel mulai mengarahkan pembicaraan pada hal-hal tak penting seperti itu yang berujung pada kemarahannya. Kalau diingat-ingat, Saat masa pacaran, Darel tak semengerikan ini. Walau Velin tahu jelas Darel dapat mengeluarkan sisi gelapnya tiba-tiba.

Tapi, tinggal menunggu waktu sebulan lagi untuk menikah, Darel semakin menjadi. "Kalau kita udah nikah nanti, aku bakal rantai kamu di dalam kamar kita. Biar cuma aku yang bisa liat kamu. Biar cuma aku yang kamu butuhin, Lin. Cuma aku," ucapnya suatu hari sambil tersenyum miring. Ntah dia bercanda atau tidak, tapi ucapannya itu berhasil membuat Velin tak bisa tidur berhari-hari.

Velin takut.

"Darel! Dimana majalah kesayangan aku!?"

"Udah aku buang. Ada gambar cowoknya."

What the-

Kenapa tidak sekalian saja dia musnahin seluruh cowok di dunia ini!? Arghtt, menyebalkan! "Ingat, undang temen kamu yang cewek aja. Kalau udah nikah merekanya, suruh datang sendiri. Gak osah bawa suami. Aku gak suka kamu liat-liatan sama suami orang." Saat Darel mengucapkan hal itu, ketahuilah, ada letusan gunung api dahsyat dari dalam tubuh Velin detik itu juga.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang