Mengapa kau menerbangkanku setinggi langit,
jika pada akhirnya,
kau juga yang menjatuhkanku sedalam samudera?
DAREL
------------------------10.00 pm in London, England, Axcervine University.
Kedua pintu gerbang mewah itu kini, terbuka lebar.
Tak seperti malam-malam sebelumnya. Terdengar musik klasik yang menghanyutkanmu dari dalam sana. Membuatmu lunglai seketika dan tak dapat menolak untuk sekedar berkata,"Maaf, aku tak mau."
Ya.
Didalam sana... rasanya begitu hangat dan romantis. Apalagi desiran dada yang menghiasi setiap senyum di antara wajah malu-malu mereka. Belum lagi, jika kedua lengan sang pria yang menempel di pinggangmu dengan lembut. Hmm... siapa yang tak mau berlama-lama disini?
Sedang salju turun perlahan di luar sana.
Mulai menutupi rerumputan hijau, pohon cemara, juga atap kampus, itu.
"Kau tahu apa yang kusuka darimu?" Tanya seorang lelaki berambut blonde sembari tersenyum tipis. Menatap sosok wanita cantik yang cukup seksi di hadapannya.
"Hmm... apa?" Balas wanita itu sesaat, tertunduk malu dan, berusaha menyembunyikan semburat serta senyum.
Lelaki itu terkekeh pelan, semakin mendekatkan pinggang wanitanya pada tubuhnya. Kemudian ia mendekatkan wajahnya. Terlihat jelas wanita itu yang kian gugup menahan napas, mengira sang pria akan menciumnya.
Namun dugaannya salah.
Kedua bibir tipis pria itu, nyatanya, kini berada tepat di sisi telinga kanannya. Kemudian, berbisik serak,
"Kau, sangat mudah dipermainkan. You are so bitch, baby."
Bagai disambar petir, tubuh wanita itu seketika bergetar hebat. Mukanya merah padam menahan amarah.
Dan,
PLAKK!
Tentu saja itu yang dilakukannya. Menampar sang pria dengan sejuta luka dan amarah.
Pria dengan mata tajam itu, meringis sesaat lalu, hanya menyungging senyum penuh ejekan ketika wanita dengan baju kekurangan kain itu berlari keluar kampus. Sembari menahan isak tangis.
Ah.
Acara dansa masih berlanjut.
Tapi salju, tak kunjung berhenti.
**
"Baru pulang tuan tampan, hm?" Sambutan mengejek dari pria berkacamata yang sama. Dasar.
Ia sangat hapal kebiasaan lelaki itu. Oh, ayolah.
"Kau sudah tahu, buat apa kau tanya!?" Edd, nama pria berkacamata itu, yang tengah sibuk memainkan laptopnya kini, melirik kesal pada teman sekamarnya itu. Sekaligus sahabat bajingannya. Katakanlah begitu.
"Kau tahu apa yang akan dilakukannya padamu bukan!? Kau sudah keluar diam-diam dari akademi sebanyak tiga kali!" Seru Edd yang tiba-tiba sudah menutup laptop.
"Ck! Ya, ya, aku tahu. Dia akan memberikan hukuman mengerikan yang sama seperti anaknya." Edd menghela napas.
"Ya... walau begitu, ntah kenapa aku merindukan pria gila itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL
RomanceRomance - Thriller - Action [TELAH DITERBITKAN] Highrank : #1 psychopath #1 arrogant #1 Darel #1 posesif #1 gore #1 stalker #2 psycho #2 possesive #20 killer #31 teenfiction #52 dark Velin sama sekali tidak mengenal Darel. Darel adalah...