[54] Selamat Tinggal

9.8K 764 304
                                    

"Aku akan tetap mencintaimu, tapi maafkan aku, karena hatiku bukanlah batu atau baja. Kita terlalu memaksakan takdir.
Kita berdua telah keluar dari batas. Berbahagialah."

-Velin-

Prananta's Series
----------------------

Dulu,

Velin ingat, masa putih abu-abu keduanya. Ia datang sebagai sosok lelaki bernama Darel, dengan tanpa basa-basi mengklaim Velin sebagai miliknya. Dulu itu, begitu menjengkelkan. Jujur saja. Darel terlalu posesif dan keras kepala. Tapi benar, dan Velin setuju, dengan istilah cinta dapat tumbuh seiring berjalannya waktu.

Dan akhirnya,

Velin juga mencintai sosok Darel.

Begitu banyak badai yang menerjang. Membuat Velin harus berlindung dari rintik dan mendung yang memisahkan jarak diantara keduanya. Velin berharap, akan ada pelangi setelah ribuan badai ini. Pada malam itu, Darel melamar Velin untuk kedua kalinya. Dan Velin, menerima Darel. Jelas karena Velin pun mencintainya.

Tapi faktanya, takdir membawakan seorang tokoh wanita lain dalam novel antara Velin dan Darel. Dan Velin tidak pernah menyangka, Darel akan menikahi wanita itu setelah melamar dirinya. Apa ia gila? Ah, ralat. Darel memang sudah gila. Darel tidak memberikan alasan yang jelas. Velin butuh keterbukaan darinya. Tapi Darel merahasiakan satu fakta yang merupakan kunci utama dalam badai terbesar mereka.

Apa tujuanmu Darel?

Tidak sadarkah kau, bahwa kaulah alasanku menangis?

**

Message from : Traveler Japan

"Hi, Miss Ranuar! Your formulir accep!"

Mata Velin mengerjap beberapa kali. Menatap layar handphone yang telah retak karena ia banting beberapa menit lalu. Velin, terrlalu takut mendengar suara desahan itu. Dan hati Velin, serasa sakit. Velin tak peduli jika sekarang handphone-nya terlihat jelek. Intinya, ia tidak mau. Dan tidak mau mendengar suara menjijikkan itu. Lagi.

Kini fokus Velin sepenuhnya tertuju pada message yang baru saja terbaca semenit lalu. Velin tersenyum miring detik itu juga. Ia diterima. Ia akan berangkat ke Jepang pagi ini juga. Velin bangkit dari posisi duduknya yang terkulai lemas. Air mata Velin telah kering. Lagi. Ia  tatap pantulan wajahnya pada cermin.

Hei, Velin!

Kau terlihat sangat menyedihkan.

Dan kau hancur karena sosok pria yang kau cintai.

Bagus sekali.

Kau tak memiliki satu pun keluarga.

Dan calon suamimu telah menikah dengan wanita lain.

Ha ha, Tuhan... ini terlalu menyakitkan.

Velin pukul dadanya beberapa kali. Sesak. Sesak. Jangan menangis lagi, bodoh!Jangan menangisinya disaat dia tengah bercinta dengan wanita lain! Jangan! Tapi nyatanya, semakin Velin menahan sakit ini, rasanya semakin perih. "Kuat Velin! Kumohon kuatlah... hiks! Jangan menangisinya! Dia telah bahagia dengan wanita barunya hiks... hiks...." Tidak. Air mata Velin kembali dan terus mengalir.

Darel....

Kau benar-benar merubahku menjadi wanita bodoh.

Menjadi wanita yang paling menyedihkan di dunia ini.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang