"Bahkan kamu tidak pernah membiarkan hidupku tenang. Kamu memang si brengsek yang menyakitkan."
-Velin-
Prananta's Series
----------------------"Velin! Cepetan sayang!"
Ck, dasar berisik. Liat saja, mataharinya baru muncul dan ayam juga baru berkokok tapi Ergan sudah berteriak sedari tadi depan rumah komplek Velin. Membuat Velin sedikit merutuk kesal. "Iya! Nih aku keluar! Bawel!" Velin membuka pintu dan mendapati Ergan berkacak pinggang dengan bibir manyumnya.
"Sudah seminggu juga tapi masih kebiasaan ya." Ergan menarik hidung Velin gemas dan membawanya menaiki mobil avanza putih milik Ergan. "Udah sarapan pagi?" Ergan membuka percakapan saat mobil mulai melaju. "Udah kok," jawab Velin singkat sambil memasang sabuk pengaman.
"Bagus. Jadi, bisa fokus belajar sayangnya Ergan." Ergan tertawa kecil merayu Velin mendecih. Dasar tukang gombal. Tak lama sampailah keduanya di depan halaman sebuah gedung sekolah. Yup, SMA Januar Bandung. Sudah sekitar dua minggu Velin bersekolah disini. "Hati-hati," ucap Ergan menuntun Velin keluar dari mobil. Velin tersenyum tipis.
"Lebay."
"Kamu 'kan baru aja sakit demam, sayang."
"Gak usah khawatir. Udah sembuh kok."
"Iya, iya. Yuk masuk."
Semesta indah di awal Januari tahun ini.
Syukurlah, Velin sudah dapat beradaptasi di lingkungan baru kawasan Bandung yang permai. Mereka menyambut kehadirannya dengan ramah. Apalagi setelah mengetahui status Velin yang seorang anak yatim piatu. Oh ya, Velin sudah kelas dua belas lho, he he. Semester kedua. Hm... Velin tak sabar untuk menyambut kelulusan. Pasti terasa menyenangkan.
"Pagi non Velin," sapa pak Darman ramah ketika Velin dan Ergan berpapasan dengannya di koridor. Pak Darman adalah satpam di sekolah ini yang mengingatkan Velin akan kejadian ketika Velin salah kelas dan beliau membantunya. Ha ha, lucu. Waktu itu Ergan sedang di toilet sekolah. Jadilah Velin tersasar. "Pagi juga Pak Darman." Velin tersenyum ramah.
"E'hm! Saya gak ditegur nih Pak?" Sela Ergan dengan deheman kuat. "Oh ya? Nak Ergan nya gak keliatan sih!" Ergan manyum mendengarnya. Sedang Velin dan pak Daman tertawa geli. "Yo, yo daripada ngambek. Pagi den Ergan yang gantengnya selangit."
"Duh, itu mah berlebihan Pak Darman. Tapi eh, makasih deh," balas Ergan tersipu sesaat. Velin hanya geleng-geleng melihat kelakuannya. "Yaudah, kami ke kelas dulu ya Pak." Pak Darman mengangguk dan kembali melanjutkan tugas patroli paginya. Ergan menggandeng lengan kanan Velin sepanjang koridor. Memberi kehangatan akan kerapuhan Velin untuk kembali bangkit.
Ya, ingat Velin. Ini hari barumu.
Hari baru yang indah di awal Januari.
Sesampainya di kelas, Velin dan Ergan pun mulai membuka buku pelajaran mereka dan membaca isi buku itu bersama. "Ciee yang udah jadian seminggu makin hari makin klop ae!"
"Klop pisan euy!" Godaan dari teman-teman sekelas sudah menjadi santapan sehari-hari bagi Velin dan Ergan. "Aduh, udah. Malu nih," balas Ergan tertawa. Velin kembali geleng-geleng. Lihat, wajah Ergan memerah. Lucu sekali. Tiga puluh menit kemudian bel tanda pelajaran dimulai. Bu Ningsih guru Kimia memasuki kelas mereka. Ketua kelas- Gilang- memberi penghormatan. Pelajaran pun dimulai dengan disiplin. Velin menghembuskan napas pelan.
Berusaba menikmati perannya sebagai Velin yang baru sekarang. Velin harus bangkit. Velin tidak bisa terus berada di titik lemah seperti dua minggu lalu. Ya, Velin yang dulu sudah mati. Sekarang hanya ada Velin si gadis yatim piatu yang tak memiliki siapapun kecuali, Ergan. Bel istirahat berbunyi. Velin dan Ergan lekas menuju kantin sekolah bersama. "Mau pesan apa tuan putri?" Ergan menyilahkan Velin duduk bak seorang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL
RomansaRomance - Thriller - Action [TELAH DITERBITKAN] Highrank : #1 psychopath #1 arrogant #1 Darel #1 posesif #1 gore #1 stalker #2 psycho #2 possesive #20 killer #31 teenfiction #52 dark Velin sama sekali tidak mengenal Darel. Darel adalah...