[59] Karma

11.3K 782 351
                                    

"Maka rasakanlah kesakitan terbesar yang telah kau ciptakan sendiri."

-Velin-

Prananta's Series
---------------------

DAREL POV

Untuk bersama....

Haruskah seberat ini?

Aku rindu senyummu, aku rindu tawamu, aku rindu suaramu, aku rindu semua. Semua yang ada pada dirimu, sayang. Dan aku, tidak bisa untuk tidak jujur pada semua itu. Aku memasuki sebuah ruang. Ruang pribadi yang tak ada satu pun orang mengetahuinya kecuali aku dan Tuhan. Derit suara pintu terdengar.

Seketika ruang itu dipenuhi dengan aliran darahku yang melaju. Detak jantungku berirama liar dan aku pun tahu bahwa perasaan ini masih sama. Tidak ada yang berubah. Kedua bola mataku menatap lekat sebuah foto berpigura indah. Di dalamnya, terdapat bidadariku.

Velin Gledya Ranuar.

Hai sayang... Bagaimana kabarmu sekarang? Apa kau telah berhasil terbang sejauh mungkin dariku? Apa kau telah menemukan rumahmu yang baru? Kuharap tidak. Aku tahu aku brengsek. Bajingan. Tapi tahukah kau... aku tidak serius saat mengatakan kau boleh menikahi lelaki yang seribu kali lebih baik dibanding aku. Rasanya, ada ribuan jarum yang menusuk dadaku saat mengucapkan hal itu.

Hai onyetku....

Aku rindu candaan konyol dan sifat cuekmu. Apa kau telah berhasil menemukan pria baru yang kau beri julukan konyol sepertiku? Jika iya, aku tidak bisa membayangkan sebahagia apa kalian saling berbagi tawa.

Hai, Love....

Aku selalu ingin mengatakan, bahwa aku mencintaimu. Tapi bibirku kelu dan seluruh tubuhku serasa terkunci. Kau adalah segala harapan dari setiap part lembaran hidupku. Kau adalah sebuah payung yang melindungiku dikala aku tak mampu lagi menghadapi hujan.

Sekarang....

Bagaimana kabarmu? Apa kau telah menjadi wanita yang sukses? Oh Velin, di setiap doaku namamu selalu menjadi bagian utama. Jika diibaratkan kepingan puzzle, maka kau adalah puzzle terakhir yang kucari. Tidak ada yang bisa menggantikan dirimu.

Aku bingung, aku ingin mengikhlaskanmu, merelakanmu sayang. Tapi, jiwaku tersiksa. Seluruh diriku tersiksa. Aku tidak bisa apa-apa. Aku hanya berharap, kau, masih mencintaiku.

Hai my angel....

Aku punya kabar gembira. Aku telah bercerai dari Reylie. Apa kau senang? Apa kau bahagia? Atau justru, kau tidak peduli? Velin... can you give me one more chance?Aku janji, aku akan berubah.

Please....

DAREL POV END

**

25 September in London.

"Ya! Bagus! Dengan berjalannya sistem kafe yang melatarbelakangi backround bergaya modern ini, saya yakin, delapan puluh persen dalam tiga bulan tahun ini kita akan mencapai keuntungan besar." Riuh tepuk tangan membahana usai kalimat Velin berakhir. Velin tersenyum manis. Puluhan wajah menyambutnya dengan senyuman penuh optimis.

"Miss Velin! Kira-kira apa kita akan membuat cabang di kota lainnya jika cafe pertama ini sukses besar?" Tanya salah satu karyawan kesayangan Velin, Rebecca. "Eum... tentu saja. Jika itu menguntungkan, kenapa tidak?" Jawab Velin yang dihadiahi tawa kecil mereka. Semuanya berbahagia. Akhirnya proyek Velin hanya dalam waktu sebulan dapat terselesaikan.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang