[3] Awas Saja!

41.3K 2.5K 37
                                    

"Awas saja kau, lelaki mesum bernama Darel!"


DAREL
______________

Mamah segera berlari ke arah Velin. Menopang gadis itu yang ntah kenapa hampir terjatuh. Linglung. Seperti baru saja melihat adegan pembunuhan tragis yang baru saja terjadi tepat di depan kedua bola matanya sendiri.

Kenapa... dia ada disini?

Itulah satu-satunya kalimat yang memenuhi benak Velin. Percayalah. Ia sangat ingin menghilang dari muka bumi. Sekarang juga.

"Kamu kenapa sayang? Kok pucat gitu? Kamu sakit?" Velin diam. Membuang muka cepat, sambil menahan geram. Ia jelas tahu bahwa alien itu, kini, sedang memperhatikannya dengan lekat. Teramat instent. Sehingga Velin merasa lumpuh dalam tatapannya.

"Mah, aku capek. Mau ke kamar dulu." Velin menjawab pertanyaan sang mamah sambil berjalan cepat menaiki tangga. Tidak mau peduli dengan kenyataan bahwa orangtuanya mengenal cowok sinting itu. Satu hal yang pasti Velin rasakan kini. Malu.

Ciuman pada pelipis itu... kurang ajar!

Velin rasa ia sudah sering berciuman. Pemain yang handal, cih. Menggelikan.

Sedang Velin?

Cowok brengsek.

"Huaaaaaa!" Velin meredam teriakannya pada bantal. Demi apapun ia ingin menonjok apa saja yang berada di sekitarnya kini.

Tok! Tok! Tok!

Velin yang sedang depresi sendiri sambil memejamkan mata itu pun hanya menjawap ketokan pada pintu dengan deheman lelah, "hemm?" Setengah mata ia buka, samar-samar, tampaklah mamah yang memasuki kamar. Ya, papah biasanya lembur bekerja hingga malam.


"Kenapa ada orang gila di rumah kita, Mah!?" Velin segera melemparkan bantalnya asal ke atas lantai dengan kesal. Sembari bangun dari tidur angin-anginannya. Ia dudukan badannya menghadap mamah. Berucap was-was. Antara jengkel dan takut. Perpaduan yang harmonis. Bagus.

"Orang gila? Maksud kamu... Darel?"

Mamah tampak menahan tawa. "Dia bukan orang gila, sayang. Kamu sudah bertemunya di sekolah, ya?" Mamah malah tersenyum menggoda Velin sambil merapikan rambut Velin yang berantakan. Seperti gembel.

Oh my....

Sontak, kedua bola mata Velin membulat sempurna seketika.

"Jadi ini, ide Mamah!?" Seru Velin tak kuasa menahan jeritannya lagi. Ia pukul mamah dengan guling sambil merengek kesal. Guling itu dapat dengan mudah mamah tangkap. Dan lagi, beliau malah semakin tertawa.

Pipi Velin memerah.

Malu. Malu banget!

"Mamah ih!! Keluar nah, Velin malu! Bisa-bisanya, Mamah nyuruh alien datang ke sekolah Velin!?"

"Alien ganteng gitu sayang. Baik lagi. Idaman Mamah banget dia itu tun-"

"Mamahhhh!!"

Merasa Velin sudah di puncak paling kesal, mamah segera keluar dari kamar setelah, mengkedipkan sebelah matanya pada Velin dengan maksud menggoda.

Darel....

Arghtt!

Who's he?

Sumpah, ini, hari paling badmood!

Awas saja kau, lelaki mesum bernama Darel!!



TBC

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang