[7] Bencana Manis

26.2K 1.5K 29
                                    

Kamu, adalah bencana bagiku.

Aku membencimu. Sangat.

Seharusnya, kamu tidak hadir dalam hidupku....

Aku tidak akan memberimu obat yang pahit, tapi aku

akan memberimu racun yang manis, sayang.

DAREL
__________

"Sekarang kita pulang, ya," ajak Darel lembut. Kemudian, ia tersenyum manis dengan tatapan intensnya. "Iya." Velin menggangguk dan balas tersenyum. Senyum palsu yang ntah kesekian kalinya harus ia ukir pada wajah. Darel terlihat sangat bahagia dengan sikap manis Velin yang sangat sulit ia dapatkan tersebut selama ini. Darel pun mencubit kedua pipi gembul Velin dengan gemas sembari terkekeh.

"Aku sayang kamu."

Darel tersenyum lebar, menggenggam erat telapak tangan kanan Velin, menuju keluar gedung sekolah. Velin hanya diam.

SORRY, TAPI GUE BENCI LU!

Batin Velin muak yang tentu saja hanya dapat ia suarakan dalam hati. Dan Velin, memberhentikan langkah secara tiba-tiba. Darel merasa heran dan menoleh ke arahnya. Disaat itulah, sosok Velin berucap pertama kalinya, sebuah kalimat, yang mampu membuat seorang Darel semakin terobsesi.

"Aku juga sayang kamu, Darel."

**

Sesuai dugaan.

Darel begitu bahagia dan segera memeluk erat sosok Velin. Ia berbisik di telinga kanan Velin sambil tersenyum, "kamu, adalah kebahagiaan nomor satuku, Velin."

PRET!

Ya, Velin, memang kasar. Dan Velin benci dengan segala sifat sok baik atau gombalan semata yang kekanakkan seperti yang Darel tujukan padanya sekarang ini. Basi. Ha ha. Lagi-lagi, Velin diam. Dan Darel kembali menggandeng lengannya menuju mobil. Sepanjang perjalanan, tak hentinya Darel tersenyum manis.

Dan Velin....

Berusaha menikmati perannya di balik topeng.

**

"Sayang... kita makan siang dulu, ya. Kamu mau dimana?" Tanya Darel sambil mengacak rambut hitam kecoklatan milik Velin dengan lembut dan pelan. Terkekeh sejenak. "Terserah kamu." Darel melebarkan senyumnya. "Yaudah, di cafe kesukaan aku aja, ya." Velin mengangguk dan Darel kembali mencubit pipinya gemas. Ck.

BERASA BONEKA GUE BEGINI!

DIAM, NGANGGUK, SENYUM!

SENENG YA LO DAREL!?

HA HA, LIAT AJA NTAR!

Velin berusaha menahan emosi dan kembali menghadap luar jendela. Sedang Darel mengemudikan mobilnya menuju kafe yang ia maksud. Keduanya pun tiba. Dengan sigap, Darel turun dan membukakan pintu buat Velin.

BENER-BENER DRAMA QUEEN NAJIS!

"Ayok sayang, pelan-pelan."

GUE BISA JALAN SENDIRI!

"Iya." Dan Velin seberusaha mungkin mengikuti semua tindakan dan ucapan Darel untuknya. Velin membalas genggaman tangan Darel dan lihatlah, betapa kebahagiaan tersorot dari binar kedua bola mata kelam hitamnya.

"Velin...  aku suka kamu yang begini. Jangan sering buat aku marah ya, sayang," ucap Darel lembut saat keduanya sudah duduk di dalam kafe yang minimal tapi begitu tenang dan sejuk. "Iya Darel." Velin tersenyum. Lagi.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang