"Maaf, karena apa yang selama ini kamu lihat, aku hanya bersandiwara."
DAREL
--------------------------
[ A/N : Mohon baca pelan-pelan. Biar lebih ngeh :) ]Jari-jemari tangan kokoh itu bergerak perlahan, mengelus sebuah figura kuno bertabur debu yang baru saja ditiupnya hanya dengan sekali hembusan napas.
"I miss you, my son."
Lirihannya terdengar sangat pelan. Bahkan untuk dirinya sendiri. Andai saja, ia tidak mengabdikan diri untuk universitas neraka itu. Andai saja, ia tidak menjadi seorang ilmuwan yang serakah akan tahta.
Andai saja... andai saja....
"Dad, waiting for you."
Helanya terasa begitu menyakitkan. Sempat terpikir untuk menangis sesaat saja, tapi segera diabaikannya. Lelaki maskulin itu pun, menegakkan bahunya dan kembali memasang wajah angkuh sangarnya. Ia memasang topeng kebanggaannya.
Topeng yang selalu ditakuti dari seorang Mister Zarel.
**
Flashback
"Ikuti kata ayah, Darel!!"
"Kalau aku tidak mau bagaimana!? Oh ayolah, ini sangat mengerikan!"
"Siapa suruh kau melanggar peraturan!? Bahkan kau tidak berhasil mendapatkan ide baru!!Kau mau ayah bawa ke Mister Benjamin, hm!?"
"Arghttt! Aku benci semua ini! Persetan dengan Mister Benjamin!"
Plak!!
"Pilihlah. Bawa korban baru atau, mati...."
"..."
"Aku tahu siapa yang dapat menolongmu. Gadis itu... gadis yang pernah kulirik untuk menjadi murid Axcervine. Ia terkenal berambisi kuat."
"Hahh... tidak mung-"
"Aku akan menghubungi ayah angkatmu. Bersiaplah ke Indonesia malam ini."
Flashback off
**
DAREL POV
Hai.
Perkenalkan aku, yang sebenarnya.
Sebelum menyelam lebih dalam, kuperingatkan agar tidak terlalu syok dan memaki-makiku nantinya. Jadi, mari izinkan aku memulai cerita yang sebenarnya. Selama ini, kau hanya membaca sandiwara dari diriku yang berpura-pura. Tahan. Tahan dulu. Sudah kubilang, jangan memakiku 'kan?
Jadi aku, bukanlah lagi seorang bocah SMA. Aku adalah mahasiswa yang berkuliah di akademi favorit Inggris. Setiap harinya, disibukkan dengan mengutak-ngatik cairan kimia atau pun mereset otak agar dapat terasah lebih tajam. Itu wajib. Setiap malam kami-- para anak akademi-- dilatih di dalam ruangan bernuansa putih hitam.
Di ruang itu, kami akan ditest apa saja penemuan yang telah kami dapatkan setiap satu minggu. Apa saja ide ataupun gagasan baru yang berhasil otak kami ciptakan. Kami dipacu terus-menerus layaknya hewan sirkus. Tiada istirahat sebelum dapat membuat ide kami terancangkan. Tidak ada ide? Bersiaplah menerima hadiah yang paling ditakuti di universitas itu. Bertemu Mister Benjamin.
Jika kami tidak dapat menjelaskan apa saja penemuan baru yang kami dapatkan, kami akan dicambuk sebanyak tiga puluh kali lalu, barulah disuruh tidur. Itu baru permulaan. Kau tahu? Ada beratus macam siksaan disini jika kau tidak berhasil menuai penemuanmu. Namun, satu hal paling mengerikan.
Sekali lagi... paling mengerikan.
Yaitu, ketika kau dianggap tidak lagi berguna.
Layaknya barang bekas yang sudah tidak berfungsi.
Kau, akan mati.
Tidak ada ampunan atau tawar menawar. Dan aku, Darel Novian Prananta... menjadi salah satu barang bekas yang tak berguna itu. Harusnya aku mati. Benar sekali dugaan kalian. Seharusnya aku mati saja. Tapi aku, memilih sarana yang dimana aku akan diampuni di dalamnya. Sarana apakah itu?
Hahaha, maaf, tapi aku memang seorang monster. Aku akan... mencari, korban baru. Dan jika berhasil, aku selamat.
Tapi... tidak dengan korban itu.
**
--Velin Gledya Ranuar, 17 years old, school in Binusvi Senior High School,
your target--Setiap, malam....
Setiap, detik hening yang kurasakan dalam kegelapan. Setiap, semilir angin malam yang membuaiku dalam sunyi aku, selalu merasa bersalah. Terlebih, aku... mencintai seorang wanita yang harusnya kujadikan 'target' di akademi. Aku, Darel Novian Prananta... mencintai korbanku sendiri. Sangat, mencintainya.
Bahkan, aku, telah jatuh cinta padanya hanya, dalam sekali, pertemuan....
Jadi, masih ingin memakiku, sayang?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL
RomanceRomance - Thriller - Action [TELAH DITERBITKAN] Highrank : #1 psychopath #1 arrogant #1 Darel #1 posesif #1 gore #1 stalker #2 psycho #2 possesive #20 killer #31 teenfiction #52 dark Velin sama sekali tidak mengenal Darel. Darel adalah...