[41] Penyamaran

10.5K 779 176
                                    

"Kamu harus tahu, aku dapat menjadi apa saja."

-Darel-

Prananta's Series
-----------------------

A/N :
Part ini mengandung adegan gore.

Selamat menikmati :)

Sekitar setengah tahun yang lalu....

Flashback

DAREL POV

"Ergan... tante, sangat berharap kamu dapat menjaga Velin. Tolong dia. Tante gak mau hidupnya hancur. Tante... tante...." Napasnya tersendat-sendat. Kedua matanya terpejam pedih menyambut kematian. Hanya dengan melihatnya, kau dapat merasakan kesakitan yang begitu dalam.

Oh tidak, calon mertuaku.

"Tolong, kuatlah," balas lelaki berwajah asli Indonesia di sampingku. Ia menggenggam kedua tangan tante Bella- Ibunya Velin- dengan teramat kuat. Kedua bola matanya berkaca-kaca. Ia menangis.

Tidak.

Aku tidak bisa menyerahkan Velin pada pria lemah seperti ini. Tidak bisa.

Ia terlalu lemah dan lembut.

"Dokter! Tolong! Lakukanlah sesuatu!" Isak pria bernama Ergan itu keras padaku. Hening.

Sedetik.

Dua detik.

Tiga detik....

"Dokter!! Apa yang kau lakukan!? Kenapa kau hanya diam!?"

"Maaf. Tapi pasien sudah tidak dapat diselamatkan," ucapku serak di balik masker hijau khas rumah sakit yang kukenakan.

Ya.

Aku menyamar sebagai dokter.

"Tidak!!" Pria bernama Ergan itu menangis kuat. Sambil beberapa kali mengguncangkan tubuh tante Bella. Berharap ia kembali bangun dari kematiannya. Kedua tanganku mengepal erat. Menahan gejolak kesedihan yang teramat kuat. Aku memejamkan mata pedih di balik kaca mata tipisku.

Tante....

Maaf, saya, Darel, tidak dapat menyelamatkan anda. Tapi saya janji.

Saya akan menjaga putri anda.

Seumur hidup.

"Pasien harus segera dibawa ke kamar jenazah," ucapku dengan suara serak. Aku melangkah mendekati keduanya. Menatap wajah tante Bella yang begitu damai dengan hati berdenyut nyeri.

Wajahnya mirip Velin....

"Setelah mengurus semua ini, temui saya." Aku mendehem. Kembali merapikan maskerku. Dan memanggil para suster. Ergan mengangguk lemas. Kemudian terduduk tak berdaya di atas salah satu sofa yang berada dekat ranjang. Ntahlah. Kurasa pria ini mempunyai hubungan yang kuat dengan tante Bella.  Sampai-sampai tante Bella menitipkan Velin padanya setelah bangun dari koma.

Aku iri.

Sangat iri.

Dan juga teramat marah.

Pada lelaki bernama Ergan ini.

**

Bukan tanpa alasan, aku bisa berada di rumah sakit sekarang dan menyamar menjadi seorang dokter. Setelah membabi buta menghancurkan ruang kepala sekolah SMA Binusvi dan, melaju kesetanan di jalan raya, aku teringat rumah sakit. Benar. Kata ibu yang berada di rumah Velin, ah, maksudku 'mantan' rumah Velin, kedua orang tua Velin telah meninggal dunia dua hari yang lalu. Aku ingin melihat mereka. Aku ingin mencari petunjuk.

DAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang