When i see you... i fall in love again and,
Again....
My Possesive Boy Idol!
-----------------------"Sayang? Kamu gugup, ya?"
Suara Darel yang terdengar khawatir membuat Velin segera memasang senyum lebar. Pasalnya, sedari tadi kedua telapak tangan Velin saling bertautan gelisah. Jantungnya berdegup laju dan, kedua bibirnya terus berkomat-kamit mengulang hapalan materi. Setengah jam lagi olimpiade akan dimulai. Gugup luar biasa menyerangnya.
"Dikit," jawab Velin lagi-lagi tersenyum pada Darel berusaha mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja. "Sini." Darel mengisyaratkan kepala Velin ke dalam dada bidangnya. Velin sempat bingung namun, akhirnya ia menurut. Darel mengelus-ngelus pucuk kepala Velin perlahan dengan lembut.
"Darel? Aku 'kan gugup. Kenapa malah elus kepala?" Tanya Velin datar tanpa ekspresi kemudian mendengus kesal. Darel terkekeh. Dasar alien menjengkelkan. "Kalau kepala kamu adem, 'kan jadinya kamu tenang. Kalau tenang, pasti gak gugup. Eh, bener gak sih, sayang?" Darel garuk-garuk kepala bagai orang idiot. Aku tertawa geli.
"Makannya... jangan sok tau, cumii!" Ejek Velin menjulurkan lidah sembari bangkit dari dalam dekapan Darel. "Eh, onyet, mau kemana!?" Hardik Darel tajam dan seketika ikut berdiri. Ia mencengkram lengan Velin kuat tiba-tiba. "A-aku mau nyamperin Ali tuh dekat panggung. Bentar lagi mulai," ucap Velin sedikit meringis akibat cengkraman Darel yang terasa begitu kuat.
"Apa!? Ali? Kamu kok gitu?" Darel nampak marah seketika dengan nada suara meninggi. Velin semakin meringis melihat kemarahannya. "Ya 'kan Ali tim kita Darel! Gitu apanya?" Tanya Velin tak mengerti. Seketika dillihatnya rahang Darel yang mengeras. Bibirnya terkatup rapat hingga membentuk garis tipis.
Oh, my God... mati gue. Kumat dianya.
"Darel? Cumiiiii...." Rengek Velin manja berusaha meredahkan amarahnya. Velin dekatkan diri pada Darel yang malah membuang muka. Nah tuh 'kan, kambuh lagi dia. "Yaudah, kita kesananya barengan, ya?" Bujuk Velin dengan nada lembut, sambil mengelus tangan kanan Darel yang terasa dingin. Darel segera menoleh pada Velin.
"Gak mau."
"Darel...."
"Kamu pilih Ali atau aku?"
APA-APAAN NIH NJAY!
"Darel, sayang... ini olimpiade, please dah," lirih Velin mulai merasa lelah. Darel itu sifatnya dewasa. Tapi, kalau sudah cemburu... kekanakkannya mengalahkan bocah umur lima tahun. "Terserah. Kalau pilih Ali yaudah sono tuh tinggalin aja aku," balas Darel datar dan segera melepas cengkramannya pada tangan Velin. Ia pun berbalik badan dan memilih kembali duduk di bangku yang keduanya tempati tadi.
Berasa dingambekkin ama anak dah gue.
Velin menghela napas panjang dan mulai berjalan mendekati Darel. Ia pun duduk tepat di sisinya. Velin amati Darel yang tak sedikitpun menoleh padanya. Rahangnya masih mengeras. "Cumi sayang... aku punya yang baru, lho...." Ucap Velin ceria mengikuti iklan tv, berusaha membuat Darel tertawa.
"Apanya yang baru? Pacar!?"
Ebuset dah! Malah kena' semprot gue.
"Bukan Darel, bukan. Ayok tebak lagi!" Velin masih tak menyerah dan terus tersenyum ceria walau wajah Darel tetap terlihat ngambek. "Apaan sih kamu!? Gak lucu tau!" Darel merengut dan kembali membuang muka kedepan. Ih, gemes....
"Aku gak lucu, ya? Yaudah." Velin berakting mimik sedih dengan menundukkan kepala. Seketika, Darel menoleh padanya dan mengangkat dagu Velin dengan cepat. "Kamu lucu kok sayang!"
"Pfft-" Velin menahan tawa geli hingga perutnya terasa sakit. Detik itu juga, Darel mencubit kedua pipi Velin dengan keras. "Aw!!"
"Kamu ngerjain aku, ya? Hayokk ngaku... pacar siapa sih ini kok jail banget!"
Blush!
Kedua pipi Velin memerah seketika. Darel tertawa renyah dan kemudian berbisik serak di telinga kiri Velin, "pacarnya aku dong!"
TERBANG GUE MAK ASTAGAAA!
"Eh, perangko!!" Teriakkan cempreng itu menyelamatkan pipi Velin yang semakin memerah. "Napa, cuy?" Tanya Darel dengan nada suara terganggu pada Ali yang telah berdiri di depan kami. "Dicariin pak Devan noh! Lo dua malah pada asyik disini kek bebek kecangkol itik!" Sembur Ali tanpa titik tanpa koma dengan menggebu-gebu.
"Garing lo," balas Velin dan Darel bersamaan.
Oh my-
"Ciee... sama-sama." Nah tuh 'kan, Darel malah semakin menggoda lagi. "Tau ah!" Velin pun berlalu dengan cepat dari hadapan kedua cowok menyebalkan itu. "Pacarku! Tungguuuuuu!!"
MATI AE LO DAREL!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL
عاطفيةRomance - Thriller - Action [TELAH DITERBITKAN] Highrank : #1 psychopath #1 arrogant #1 Darel #1 posesif #1 gore #1 stalker #2 psycho #2 possesive #20 killer #31 teenfiction #52 dark Velin sama sekali tidak mengenal Darel. Darel adalah...