16 | Be My Girlfriend

2.6K 132 1
                                    

Lily sempat berpikir kalau masalahnya akan selesai as soon as possible dan segera mendapatkan hidupnya yang dulu. Tapi, sepertinya itu ia tunda dulu setelah melihat tiga hal berat yang menjadi alasan penunda itu.

Pertama, sebuah Koran yang memampangkan dengan jelas foto diri Lily dan Aaron yang sedang bersama. Foto pertama, saat mereka sedang makan siang bersama sebelum diganggu oleh teman-teman Lily dan James yang terlihat bahagia layaknya seperti kekasih?

Foto kedua, disaat Lily sedang menggandeng lengan Aaron keluar dari karaoke saat malam hari. Foto ketiga, hal yang tidak ingin Lily bicarakan pagi ini. Foto disaat mereka di dalam mobil, saat Aaron menggodanya dengan bergerak mendekati Lily sampai Lily tak bisa bergerak. Malam itu pencahayaan di pinggir jalan sangat minim. Sehingga di dalam foto ini Aaron dan Lily terlihat sedang berciuman dengan Aaron yang memojokkan Lily.

Kedua, berita yang dilihat Lily pagi ini, yang membuatnya langsung pergi menuju kantor Aaron. Untungnya, Aaron sudah di kantor dan mengetahui beritanya. Jadi, ia tidak akan seperti orang yang kehilangan induknya sekarang.

Ketiga, "Apa? Kekasih? Kukira kau bercanda dengan perkataanmu waktu itu!" seru Lily dengan suara yang agak tinggi. Tapi itu bukan teriakan. Lily yakin itu.

Lily tidak yakin tadi pendengarannya masih berfungsi atau tidak. Bahkan Aaron mengatakannya berulang kali. Lily juga tidak menyangka, setelah Lily berada di kantor Aaron selama 30 menit berikutnya, hanya "Jadilah kekasihku" yang keluar dari mulut Aaron sebagai jalan keluarnya.

"Apakah tidak ada jalan keluar selain itu? Kenapa harus menjadi kekasihmu? Tidak bisakah kau memikirkan lagi jalan yang lain?" tanya Lily bertubi-tubi.

"Tidak. Hanya itu yang aku pikirkan sekarang. Aku juga sudah membicarakannya pada Mom. Nanti Mom yang akan bicara baik-baik pada Dad"

***

Rasanya badan Lily sudah tak bertenaga lagi. Sungguh melelahkan semua ini. Ia sampai lupa kalau pagi ini tidak ada siapapun di rumah, kecuali dirinya. Langkahnya terhenti di ruang makan saat melihat, terkejut, tak bisa berkata apapun pada keluarganya yang ternyata sedang duduk berkumpul di meja makan bundar mereka.

"Apa kau akan berdiri terus disitu?" Tiba-tiba Daniel bersuara yang langsung membuat bulu kuduk Lily berdiri. Dengan perlahan, ia mengambil tempat duduknya dan duduk di situ.

"Apa ada yang ingin kau katakan pada kami?" Sekarang giliran Aldrich yang bertanya ketus. Lily hanya menjawabnya dengan gelengan.

"Lily, katakan pada kami sejujurnya!" Lily hanya bisa berdoa, Tolong jangan. Tolong jangan pertanyaan itu, Mom. "Apa kau benar-benar kekasihnya selama setahun ini?" Dan akhirnya pertanyaan yang tidak ingin Lily dengar keluar dengan lancarnya. Tapi, apa? Setahun? Bahkan, sehari saja belum.

"Apa? Setahun? Tapi, darimana Mom tahu? Bagaimana Mom tahu?" Pertanyaan-pertanyaan di otak Lily bersuara.

"Sudah kuduga! Aku sudah mengetahuinya dari buku harianmu yang berisi kata-kata puitis cinta! Aku sudah mengetahuinya sejak itu!" Tiba-tiba Aldrich berseru sambil berdiri dan menjambak rambutnya frustasi. Padahal yang seharusnya menjambak rambut frustasi itu Lily sendiri.

Lily masih bingung. Buku harian? Satu-satunya buku hariannya hanya berisi tentang kata-kata puitis yang ia ambil dari kutipan film dan dari novel-novel. Apa maksudnya ini? Lily sangat ingin meneriakkan itu sekarang.

"Tadi Aaron menelpon dan sudah menjelaskan semuanya." Ah, rupanya Aaron sudah menyusunnya dengan baik.

***

"APA?! KEKASIH??" Teriakan Arriane menggema di seisi ruangan. Koran yang ia baca barusan sudah tak terbentuk di lantai. Di headline Koran itu, tertulis 'Aaron Sebastian Audison telah menjalin hubungan dengan wanita yang belum diketahui namanya selama setahun'

Arriane sangat merasa geram. Ia seperti merasa dipermainkan oleh satu keluarga. Tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah wanita yang dikabarkan menjadi kekasih Aaron. Wanita yang bernama Lily itu telah menghancurkan seluruh tujuan Arriane secara tidak langsung.

Sedari tadi banyak telpon masuk ke Arriane dan meja sekretarisnya. Wartawan-wartawan juga sudah mengerubungi kantornya. Tapi, ia tak peduli pada itu. Sekarang, tak peduli cara apapun itu, Arriane harus mendapatkan apa yang ia inginkan.

Ia menekan tombol telepon yang mengarah langsung pada supir pribadinya dan berseru, "Antar aku ke Aaron!"

***

Arriane membuka kasar pintu ruangan Aaron tak mempedulikan omongan sekretaris Aaron yang mengatakan Aaron sedang tidak bisa diganggu. Ternyata di dalam sedang ada Devian dan Aaron sedang berbincang serius. Tapi Arriane tidak peduli.

"Aku harus bicara padamu," ucap Arriane ketus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku harus bicara padamu," ucap Arriane ketus. "Empat mata," lanjutnya lagi saat Devian tak kunjung keluar.

"Kau bisa langsung bicara saja," ucap Aaron tapi tetap tak menyuruh Devian pergi. Justru Devian duduk dengan santai di sofa.

Arriane mendengus kesal. "Apa-apaan kau ini? Apa? Kekasih? Sudah menjalin hubungan selama setahun? Apa keluargamu telah merencanakan ini semua, ha?" tanya Arriane langsung pada intinya dengan berkobar-kobar.

"Jangan libatkan keluargaku," timpal Aaron tajam. "Aku dan Lily memang sudah menjalin hubungan selama setahun. Keluargaku belum tahu itu. Jadi jangan salahkan mereka," lanjut Aaron masih dengan santai dari kursinya.

"Cih. Apa kau tidak tahu? Dia itu hanya berasal dari keluarga yang selalu dihantui dengan hutang! Dia-"

"Aku tahu Lily lebih dari siapapun. Kau tak berhak menilai kekasihku," Aaron menyela dengan nada yang lebih serius dari yang sebelumnya.

Arriane menatap tak percaya pada Aaron. Ia sudah akan memporak porandakan seisi kantor Aaron, tapi tidak. Dia masih bisa bersabar. Walaupun tinggal sedikit kesabaran itu.

"Sekarang, kau boleh pergi. Aku masih ada rapat dengan Devian," ucap Aaron ketus dan tanpa menatap Arriane.

"Lihat saja nanti tanggal mainnya, Aaron Sebastian Audison!" Arriane mendesis tajam.

"Ya, aku sangat menantikannya, Ms.Arriane Wright."

Tbc.
851 words.
Friday, September 29th 2017

Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang