Flashback
"Bagaimana dengan skripsimu?" tanya Lily dengan sedikit kesusahan karena timun-timun yang ada di wajahnya.
"Mr. Tony tidak menyuruhku untuk mengumpulkannya," timpal Yocelyn ringan.
"Apa? Kenapa? Bagaimana bisa?" tanya Lily runtut.
"Well, dalam waktu dekat ini aku harus kembali ke London."
"Apa?!" pekik Lily terkejut, bahkan ia sampai setengah terduduk dan beberapa timunnya jadi terjatuh. "Kenapa? Maksudku, kenapa terburu-buru? Aku kira kau sudah berencana untuk tinggal disini."
"Tadinya begitu. Tapi, kurasa tidak. Rumahku ada di London, Lily. Lagipula tujuan awalku kesini hanya untuk belajar tentang fashion lebih mendalam dan aku sudah selesai. Jadi, tidak ada alasan untukku menetap lagi, bukan?"
"Bagaimana dengan Devian? Apa dia tidak bisa menjadi alasan agar kau tetap tinggal? Aku tahu kau menyimpan hati padanya," ujar Lily.
"Tidak, Lily. Lagipula, memangnya siapa Devian bagiku? Kita tidak memiliki hubungan spesial yang lebih dari teman. Di samping itu, aku juga sudah mengatur keberangkatanku," tutur Yocelyn.
"Kau mengaturnya tanpa memberitahuku?" tanya Lily dengan nada tak percaya.
"Aku barusan mengatakannya," timpal Yocelyn sambil mengendikkan bahunya acuh.
Lily memutar kedua bola matanya malas. "Kapan kau berangkat?" tanya Lily.
"Satu minggu lagi."
"Apa?! Kau memang penuh dengan kejutan, Yocelyn. Aku sulit mempercayainya," ujar Lily sambil menggelengkan kepalanya.
Yocelyn terkekeh geli. "Aku akan anggap itu sebagai pujian." Setelahnya suasana pun menjadi hening kembali. Mereka sama-sama menikmati pijatan-pijatan di kulit mereka. Sangat nyaman, membuat mereka rileks.
***
Di Bandara Internasional New York. Aaron, Lily, Linda, dan James sedang mengantarkan Yocelyn yang hendak kembali ke London.
"Kau akan tetap selalu memberiku kabar, kan?" tanya Lily pada Yocelyn yang sudah siap pergi dengan koper dan tasnya.
Kembali ke London dan mengurus pekerjaannya disana. Itulah tujuan Yocelyn. Tapi, itu bukan tujuan utamanya. Mencoba melupakan semua perasaannya pada orang yang selama ini hanya menganggapnya teman, Devian. Yah, hanya perasaannya, bukan melupakan Devian. Dia akan tetap mengingat Devian sebagai teman dekatnya jika itu yang diinginkan Devian. Dia tidak akan mungkin bisa melupakan Devian, cinta pertamanya. Walaupun ia sangat ingin, mungkin akan lama untuk bisa melupakannya. Tapi, dia akan berusaha memendam rasa itu dalam-dalam. Tentunya dia tidak mengatakan ini pada siapapun. Hanya dia dan Tuhan yang mengetahuinya.
Jangan cengeng, Lily! Kau tahu? Kau terlihat sangat konyol sekarang! Aku bukannya akan pergi dan melupakan kalian. Aku hanya pergi karena pekerjaan," ucap Yocelyn geli memandang Lily yang sekarang terlihat akan meneteskan air matanya.
"Aku tidak menangis. Hanya kemasukan debu saja," sanggah Lily sambil berusaha menahan air matanya yang akan jatuh. Yocelyn, Linda, Aaron, dan James tertawa karena melihat tingkah Lily. Sungguh menggemaskan. Bagi Aaron tentunya.
Yap, hanya mereka sajalah yang datang mengantar Yocelyn. Tidak ada yang tahu alasan Devian tidak ikut sekarang. Bahkan, saat memikirkan kemungkinan-kemungkinannya saja, serasa menyakitkan untuk Yocelyn. Tapi, ia pandai menyembunyikannya dari semua orang, kecuali Lily. Sahabat satunya itu memang mengerti Yocelyn yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Devian. Tanpa Yocelyn memberi tahu saja, Lily bisa tahu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]
Romansa(COMPLETED - SUDAH DITERBITKAN) First Series of Bachelor Love Story Lily Anandea Jones, hidupnya yang sudah berkelok-kelok, semakin rumit dikala ia terjerat skandal dengan CEO muda nan tampan dan hot se-New York, Aaron Sebastian Audison. Tinggal sea...