Multimedia played : Kehlani - Honey
-----------------------------------------------
"James!" Lily menghampiri James yang kini sudah terjatuh karena Aaron yang memukulnya barusan. "Apa kau tidak apa-apa?" tanyanya kemudian. Darah sudah ada di ujung bibir James. Walaupun sedikit, tapi itu tetap saja terasa sakit. Lily juga pernah merasakan bagaimana sakitnya.
"Aaron, sebenarnya ada masalah apa denganmu?" tanya Lily kesal. Sungguh, ia tak menyangka Aaron akan memukul temannya sendiri.
"Masalahnya adalah kau dekat dengan dia!" Aaron membentak Lily dan kemudian berjalan menjauhi mereka menjambak rambutnya sendiri frustasi.
"Apa?" tanya Lily lirih.
"Sudahlah, Lily. Kau tidak tahu apa-apa," ucap Aaron yang kemudian berjalan meninggalkan Lily dan James yang masih tersungkur di lantai.
"Orang aneh," gumam Lily. Kemudian ia pun kembali pada James dan membantunya berdiri.
"Ayo, kuobati dulu lukamu." Lily pun menuntun James duduk di sofa ruang tv dan berlari kecil entah kemana untuk mengambil kotak P3K. Setelah itu, ia masih berlari kecil menuju James dan mulai mengobati luka James dengan wajah penuh perasaan khawatir dan penyesalan.
James hanya meringis menahan sakit saat Lily mengoleskan alkohol dan obat merah pada sudut bibirnya. Kemudian, Lily menutup lukanya dengan plaster.
"Sepertinya ada yang tidak suka melihat kita seperti ini?" Kening Lily mengkerut tak mengerti dengan ucapan James. Tapi kemudian, James melirikkan matanya ke arah belakang Lily membuat Lily menoleh ke belakang dan mendapati Aaron yang sudah berganti pakaian dengan baju yang lebih santai dengan wajah yang tertekuk dan tatapan yang tidak bisa Lily mengerti. Tapi, yang dapat Lily simpulkan, Aaron tampak kesal. Tapi, kenapa? Karena masalah yang tadi atau yang mana?
"Kenapa melihatku seperti itu? Apa kau sekarang juga akan memukulku?" Lily berdiri seperti menantang Aaron.
Aaron sejenak menatap James di belakang Lily dan kemudian hanya menghela nafasnya. "Aku tidak mungkin bisa memukulmu, honey," ucap Aaron yang menurut Lily itu sangat manis. Bahkan sudah kelewat manis.
Lily sungguh tak mengerti dengan emosi Aaron. Tadi dia tampak marah, bahkan sangat marah. Tapi sekarang ia mencoba manis. Ah, sudahlah. Itu mungkin hanya akting Aaron saja.
"Kau sudah selesai, kan? Bisa kau pergi?" Aaron mengusir James dengan halus tapi masih menatap James tajam.
"Kenapa kau mengusir James? Dia datang untuk menemuiku, Aaron," protes Lily tak suka.
Lagi-lagi Aaron menghela nafasnya kasar. "Ada hal penting yang ingin kukatakan padamu, honey. Tidak mungkin, kan, ada orang ketiga yang harus mendengarnya?" ucap Aaron halus sambil mengelus rambut Lily.
Aaron tak tahu saja, sikap Aaron sekarang ini pada Lily sudah mampu menggetarkan hati Lily. Tapi Lily tak mau mengakuinya. Karena ia tahu semua ini hanyalah akting Aaron saja.
"Baiklah. Kau boleh menunggu dikamar saja. Aku akan bicara pada James sebentar," ucap Lily.
"Dikamar? Kenapa harus dikamar, honey? Kita bisa melakukannya dimana saja." Tiba-tiba Aaron menggoda Lily, membuat Lily merona malu karena tadi ia salah bicara. Tapi Aaron justru mendapat cubitan mematikan dari Lily di pinggangnya.
"Ouch!" pekik Aaron kesakitan dan ia tidak berpura-pura. Itu sungguh sakit. "Baiklah. Aku tunggu dikamar, honey." Ucap Aaron dengan alis yang dinaikkan dan berlalu ke atas. Sedangkan Lily hanya memutar kedua bola matanya jengah setelah melototi Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]
Romance(COMPLETED - SUDAH DITERBITKAN) First Series of Bachelor Love Story Lily Anandea Jones, hidupnya yang sudah berkelok-kelok, semakin rumit dikala ia terjerat skandal dengan CEO muda nan tampan dan hot se-New York, Aaron Sebastian Audison. Tinggal sea...