Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]

10 | Long Time No See You, Aaron

Sudah 5 hari ini Ayahnya dirawat di rumah sakit. Dan sudah 5 hari ini Aaron tak datang ke rumah sakit. Bukan karena Lily ingin melihatnya atau tidak. Tapi, ia merasa ada yang harus dibicarakan. Tapi laki-laki itu tak menampakkan batang hidung. Bagai hilang ditelan bumi entah kemana. Tapi, ia juga tak mau larut dalam pikirannya hanya karena laki-laki itu. Tak ada gunanya juga.

“Hai, kalian!” sapa Yocelyn berlari dari belakang kemudian menyambar lengan kiri Lily dan lengan kanan Linda. Kini ia berada di tengah-tengah Lily dan Linda.

Sekarang, Yocelyn sudah menjadi sahabat Lily dan Linda. Tak disangka, ternyata Yocelyn satu sekolahan dengan Lily. Setelah kejadian di jalan waktu itu, Yocelyn mengikuti Lily ke rumah sakit dan berbincang bersama dengan Aldrich dan Ibu Lily, Mrs Jones. Setelah itu, mereka berkeliling New York, sesuai dengan janji Lily.
Saat itu, mereka berbicara banyak. Yocelyn adalah perempuan yang menyenangkan. Ia sangat terbuka pada siapapun. Sangat berbeda dengan Lily yang tertutup. Tapi, itu pun ada alasannya.

Ada satu hal yang membuat Lily kagum pada Yocelyn. Diusianya yang masih 21 tahun, Yocelyn ternyata pemilik majalah fashion ternama. Tak heran, saat melihat Yocelyn pertama kali, ia seperti sudah pernah melihatnya. Ternyata Lily pernah melihat Yocelyn di majalah fashion edisi bulan lalu. Setelah hari itu pun, Yocelyn tak segan-segan berkunjung ke rumah sakit dari universtas bersama Lily melihat keadaan Ayah Lily yang sudah membaik. Mereka pun berbincang panjang. Esok harinya pun Yocelyn menjemput Lily untuk berangkat ke universitas bersama.

Kini mereka sudah berada di café yang letaknya di tengah perkotaan. Walaupun begitu, café ini tak begitu ramai pengunjung. Bukan karena tidak laris. Tapi, memang café ini mengutamakan kesunyian dan kenyamanan pengunjungnya. Cafenya saja kedap suara. Jadi orang-orang di dalam hanya samar-samar mendengar suara bising kota di luar.

Interior café dengan dua lantai ini sangat mewah. Menyerupai bangunan itali. Suasana di dalam pun cukup tenang. Ini sangat sesuai dengan selera Lily.

“Jadi, apa rencana kalian di liburan tahun baru besok?” tanya Yocelyn pada Lily dan Linda setelah menghabiskan Spaghetti Bolognaise-nya. Ia benar-benar lapar. Buktinya ia sudah menghabiskan 3 piring Spaghetti Bolognaise dan 2 gelas Orange Juice. Untung saja badannya tidak mudah gemuk, jadi ia masih mungil walaupun makan berapa porsi pun.

“Mmmm… Mungkin aku akan berlibur ke rumah nenek di Alaska. Itu sudah seperti kebiasaan keluarga kami. Berkumpul bersama di rumah nenek mulai dari hari ke-4,” timpal Linda sambil menyerutup Red Velvet-nya.

“Mungkin aku juga pulang ke rumah Ibuku mulai dari hari pertama libur” Jawab Lily. “Bagaimana denganmu?” Lily balik bertanya pada Yocelyn.

Yocelyn tampak ragu sejenak. Ia seperti berpikir. “Aku sepertinya tidak pulang ke London. Orang tuaku sedang mengurus pekerjaan di China. Dan mereka sepertinya menghabiskan liburan mereka di sana,” jawab Yocelyn sambil menatap Orange Juice-nya yang sudah setengah.

Linda dan Lily memandang iba Yocelyn. Yocelyn memang selalu cerita kalau ia jarang bisa berkumpul bersama orang tuanya karena pekerjaan mereka. Ia juga hanya anak tunggal. Tak disangka, ternyata Yocelyn merasa kesepian. Walaupun Linda dan Lily tak pernah mengalaminya, tapi mereka mengerti perasaannya.

“Bagaimana kalau kita liburan bersama?” Lily memberikan ide. Yocelyn menegakkan badannya. Linda juga menatap Lily apa rencananya.

“Aku masih bisa menunda liburanku bersama keluargaku. Mereka akan memaklumiku. Tapi, untuk Linda, mungkin keputusan ada di tanganmu karena itu juga sudah kebiasaan keluargamu. Kita tidak akan memaksa,” ucap Lily menatap Linda dan Yocelyn.

Linda tampak berpikir keras. “Oke. Aku akan tunda keberangkatanku. Mungkin, aku akan berangkat di hari ke-6,” ucap Linda mantap.

“Oke. Jadi, deal?” Lily menatap Linda dan Yocelyn bergantian.