Epilogue

5K 119 1
                                    

Yang belum 17 tahun dilarang mendekat yaaaaa☺️☺️
—————————————————————————

Lily tersenyum dikala mendapati teleponnya berdering dan Yocelyn lah yang meneleponnya. Iapun mengangkat teleponnya dengan senyum sumringah.

"Hei," sapa Lily.

"Hei, calon menantu Keluarga Audison!" seru Yocelyn dari seberang. Lily terkekeh dan menggelengkan kepalanya saat Yocelyn memanggilnya dengan sebutan itu.

"Aku belum menjadi calonnya, Yocelyn. Aku masih stuck menjadi kekasihnya," ujar Lily sambil melepas celemeknya.

"Itu terserah padaku, Dear. Tapi, percayalah semuanya akan terjadi setelah aku mengatakannya," ucap Yocelyn sambil terkikik dan Lily ikut tertawa karenanya.

"So, how's London?" tanya Lily.

"Belum berubah sama sekali," timpal Yocelyn.

Suasananya memang berbeda dengan New York. Tapi, tetap sama saja bagiku," lanjut Yocelyn sambil menghela napasnya kecil.

"Aku yakin kau pasti sudah sukses disana sekarang," celetuk Lily. "Tadi pagi aku melihat majalah dengan sampulmu," ucap Lily lagi.

"Ya, begitulah. Working and working," ujar Yocelyn. "Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan sekarang?" tanya Yocelyn.

Lily memandang sekitarnya. "Aku di dapur," timpal Lily. "Tepatnya, di dapur rumah Keluarga Audison yang megah. Aku sedang mempersiapkan makan malam nanti," lanjut Lily.

"Fantastic!" seru Yocelyn tiba-tiba. "Selamat maju ke tahap berikutnya, Darling!" serunya lagi dan Lily hanya menggelengkan kepalanya jengah.

Tiba-tiba saja, Lily hampir saja berteriak saat dari belakang ada yang mengejutkannya dengan diam-diam memeluknya. Tentu saja ia tahu kalau dia Aaron, terasa dari wanginya yang khas dan caranya memperlakukan Lily beberapa hari ini.

"Bagaimana dengan Aaron? Dia tidak macam-macam denganmu, kan?" tanya Yocelyn memastikan dari seberang. Lily menahan tawanya dikala Aaron juga terkejut saat mendengar namanya disebut-sebut.

"Yocelyn, sebaiknya—"

"Hi there, diva of London!" seru Aaron yang kini sudah merebut ponsel Lily. "Lily? Kau ingin bicara dengannya? Maaf, ya. Sekarang dia tidak bisa bicara denganmu. Dia sedang sibuk. Dan, oh, jangan khawatir pada hubungan kami, Yocelyn. Khawatirkan saja tentang kau dan Devian."

"AARON!" Lily dapat mendengar Yocelyn yang berteriak kesal dari sana. Lily ingin protes pada Aaron. Tapi, Aaron sudah mematikan ponselnya dan meletakkannya di saku celananya di belakang yang tentu saja Lily tidak dapat meraihnya.

"Aaron, aku pikir setelah kau menggangguku barusan, sekarang kau harus pergi. Karena aku sangat sibuk untuk menyiapkan makan malam nanti," ucap Lily yang kemudian berbalik.

"Aku pikir... kau tidak perlu menyiapkan makan malam nanti, Honey," ucap Aaron sambil mendekati Lily dan hendak memeluk Lily lagi. Namun Lily langsung berbalik dan menatap Aaron tajam.

"Aaron, aku serius, oke? Tolong biarkan aku masak dulu," ujar Lily yang kemudian langsung kembali lagi memotong sayuran-sayuran.

Namun, bukan namanya Aaron kalau dia menyerah begitu saja. Justru sekarang ada banyak ide gila dan nakal yang tersarang di otak Aaron untuk menggoda wanitanya.

Aaron maju beberapa langkah hingga akhirnya memeluk Lily dari belakang lagi. Lily memang melakukan beberapa pemberontakan kecil agar dia lepas, tapi Aaron tak membiarkannya. Ia justru mempererat pelukannya. Kini, kepala Aaron sudah berada pada tengkuk leher Lily. Ia menghirup kuat-kuat wangi Lily dan kemudian memberikan beberapa kecupan kecil di sekitarnya. Tentu saja itu membuat Lily kegelian dan bergerak gelisah.

Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang