Hembusan nafas halus di belakang Lily membuat wanita itu perlahan membuka matanya. Dapat ia lihat melalui jendelanya kalau hari sudah pagi. Saat Lily hendak memutar tubuhnya untuk meregangkan badannya, ia tersadar jika ada sebuah tangan kekar yang memeluknya dari belakang.
Seketika Lily tersenyum mengingat hal luar biasa yang mereka lakukan tadi pagi jam tiga. Rona merah pun tak bisa menghilang dari pipi Lily pagi itu karena malu sekaligus senang.
"Morning, baby."
Lily hampir saja terlonjak kaget ketika mendengar sebuah suara parau menyapanya. Laki-laki itu ternyata sudah bangun. Lily hendak melepaskan diri dari pelukan Aaron, namun tangan laki-laki itu justru memeluknya semakin erat.
"Aaron, ini sudah hampir siang," ucap Lily setengah berbisik.
"Aku tidak peduli," ujar Aaron semakin menyerukkan dirinya pada lekuk leher Lily, membuat Lily merasa sedikit geli.
Tanpa Lily sadari, ia mendesah ketika Aaron mulai menciumi leher belakangnya, bagian sensitif tubuh Lily. Bahkan, tangan Aaron yang memeluk perut Lily kini sudah naik dan meremas buah dada Lily dengan kasar membuat Lily mendesah semakin tak karuan. Sementara Lily tak sengaja memundurkan pantatnya mendekati Aaron.
Tiba-tiba saja Aaron mengerang ketika ternyata Lily menekan juniornya yang kini sudah bangun kembali. "Lily, kau membangunkan juniorku," erang Aaron.
"Kau... tidak bisa... menyalahkanku," ucap Lily dengan susah payah disela-sela desahannya karena Aaron semakin nakal di belakang sana.
Aaron tidak bisa menahannya lagi. Ia pun langsung menelentangkan tubuh Lily dan kemudian bergerak ke atasnya menindih Lily. "I want you," ucapnya sambil menatap Lily intens dan meremas halus kedua tangan Lily yang ada di samping kepalanya.
Tanpa banyak pikir lagi, Aaron langsung memberikan ciuman-ciuman kecil di leher Lily, menggigitnya halus, dan meninggalkan tanda kepemilikan disana. Lily tak bisa mengelak dari serangan-serangan Aaron. Ia justru hanya mendongakkan kepalanya seakan-akan memberikan Aaron akses dan mendesah kecil sambil memejamkan matanya.
Satu tangan Aaron bergerak ke buah dada Lily dan meremasnya. Lily mendesah semakin tak karuan dikala Aaron meremasnya semakin kasar, sementara laki-laki itu mencium yang satunya dan menggigitnya kecil, sehingga meninggalkan tanda disana.
"Aahh...Aaron," desah Lily tak tertahan.
Aaron bergerak mendekati wajah Lily. Ia pun menciumnya dengan cukup ganas dan Lily menerimanya dengan senang hati. Bahkan, kedua tangannya meremas mengacak-acak rambut Aaron karena saking gemasnya."Ini hukuman untukmu," ucap Aaron di sela-sela ciuman panas mereka.
"Lalu... yang tadi malam apa?" tanya Lily tak mengerti.
Aaron menciumi rahang Lily dan berkata, "Itu juga sama."
Lily tidak mengerti. Tadi pagi tiba-tiba saja Aaron sudah ada di kamarnya dan sekarang ia mengatakan kalau ia sedang menghukumnya. Ia tak mengerti kesalahannya dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]
Romance(COMPLETED - SUDAH DITERBITKAN) First Series of Bachelor Love Story Lily Anandea Jones, hidupnya yang sudah berkelok-kelok, semakin rumit dikala ia terjerat skandal dengan CEO muda nan tampan dan hot se-New York, Aaron Sebastian Audison. Tinggal sea...