57 | Flower

2K 94 0
                                    

​Sinar mentari menggelitik mata Lily untuk terbuka. Ah, rasanya sudah sekian lama ini Lily tak tidur pulas seperti tadi malam. Lily beranjak dari tempat tidurnya dan meregangkan seluruh anggota badannya.

Tiba-tiba, suara dering ponsel Lily berbunyi. Lily segera mengambilnya dari nakas. Senyumnya merekah saat mengetahui siapa penelponnya.

"Pagi, Flower." Terdengar sapaan mesra dari seberang dan Lily tak dapat menahan senyumnya karena itu.

"Pagi, Aaron," sapa Lily balik.

"Biar kutebak sekarang. Kau baru saja bangun tidur dan sekarang sedang memikirkanku, bukan?" goda Aaron dari seberang.

Lily terkekeh geli. "Kau harus menghilangkan sifat sok tahumu itu, Mr. Aaron."

Selanjutnya, terdengar suara kekehan dari seberang telpon. "Aku merindukanmu," ucap Aaron dengan lembut.

"Apa? Padahal baru tadi malam kita bertemu," ucap Lily tak percaya.

"Aku tidak bisa bertahan lama tanpamu, Lily. Argh, tolong!" seru Aaron dari seberang sambil memekik berpura-pura kesakitan.

"Hentikan itu, Aaron!" seru Lily sambil tertawa sedikit keras.

"Aku serius, Lily," ucap Aaron gemas.

"Ya ya ya. Aku tahu," timpal Lily sambil memutar kedua bola matanya karena geli.

"Apa acaramu hari ini?" tanya Aaron.

"Tidak ada. Hari ini hari libur," timpal Lily.

"Baiklah. Aku akan menjemputmu nanti jam 8," ucap Aaron.

"Untuk apa?" tanya Lily penasaran.

"Tentunya untuk berkencan. Apa lagi?"

Lily sempat terlupakan satu hal. Mereka sekarang sepasang kekasih. Satu fakta yang bisa membuat dunianya terbalik begitu saja. Satu fakta yang bisa membuatnya bahagia padahal hanya menjadi kekasihnya.

"Baiklah. Akan kutunggu," ucap Lily sambil tersenyum manis.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 7. Lily sudah mandi dan sarapan. Kini ia tengah menonton televisi apartmennya sekaligus menunggu Aaron.

Chriss Wright, Pimpinan Utama Wright Corps. sedang diselidiki mengenai dugaan kasus korupsi di tengah-tengah bangkrutnya Wright Corps.

Arriane Wright, anak tunggal pewaris Wright Corps. tertangkap basah sedang menjalin kasih dengan seorang model Prancis. Apakah ini penyebab dari Aaron Sebastian Audison, CEO Audison Company selaku mantan tunangannya, yang memutuskan hubungan mereka? Pihak Aaron masih belum memberikan tanggapan.

Awalnya, Lily biasa-biasa saja saat mendengarkan berita. Tapi, saat nama Aaron disebut, ia terlonjak kaget. Apalagi Aaron disangkut pautkan dengan Arriane. Jujur, Lily tak suka karena itu. Tapi entah kenapa dari lubuk hari Lily, ia merasa prihatin pada keluarga Arriane. Perusahaan Ayah Arriane bangkrut dan Mr. Wright sedang diselidiki mengenai dugaan kasus korupsi. Belum lagi skandal Arriane. Pasti Arriane akan mengalami hari yang berat.

Ting tong. Setelah mendengar bunyi bel pintu, Lily langsung beranjak dari kursinya hendak membukakan pintu. Itu pasti Aaron, batinnya bersuara. Lily mengintip dari lubang kecil di pintunya. Tapi justru gelap, ia tak bisa melihat apapun. Tapi tetap saja Lily membuka pintu itu.

Sebuah buket Bunga Lili besar muncul di hadapan Lily, membuatnya tak dapat melihat siapa yang datang. Tapi bukan takut, melainkan ia justru merasa senang dan tersanjung karenanya.

"Selalu tepat waktu," ucap Lily.

Bunga Lili di depannya tersingkir, menampakkan siapa orang dibaliknya. "Hi, Flower."

Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang