SIDESTORY : ROSE CLUB

3.4K 101 1
                                    

Lagu Cake by the Ocean yang dinyanyikan oleh DNCE tengah mengalun keras dari ruang tengah hingga dapur rumah Aaron. Lily tengah bergoyang-goyang kecil sambil mencuci piring-piring kotor yang ia dan Aaron pakai untuk sarapan tadi pagi, sementara Aaron sudah berangkat kerja satu setengah jam yang lalu.

"Let's lose our minds and go fucking crazy. Ah ya ya ya ya I keep on hoping we'll eat cake by the ocean. Walk for me─" Lily tengah bersenandung ria disaat tiba-tiba ponselnya berdering keras. Ia pun segera ke ruang tengah dan langsung menjawab teleponnya. Ternyata Devian yang meneleponnya.

"Halo," sapa Lily.

​"Halo, Lily. Aku harus mengatakan sesuatu padamu," ucap Devian yang entah kenapa suaranya terdengar seperti tergesa-gesa. Bahkan, Lily dapat dengan jelas mendengar suara keributan di sekitar Devian.

"Ya, katakan saja. Dimana kau sekarang? Kenapa ramai sekali? Kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Lily.

"Um, berdoa saja aku baik-baik saja," timpal Devian yang membuat Lily semakin tidak mengerti, namun suara keramaian di sekitar Devian tampak sangat jelas. Lily juga barusan mendengar ada suara laki-laki yang menjerit dan Lily menduga pemilik suara itu adalah Aaron.

"Ada apa, Devian?" tanya Lily yang entah kenapa menjadi khawatir.

Perlahan-lahan, suara keramaian mulai menghilang dan berganti dengan keheningan. Setelah itu, Devian berkata, "Aku ingin minta izin darimu atas nama Aaron."

"Izin? Atas nama Aaron? Memangnya kenapa?" tanya Lily.

"Sebenarnya, kami sudah merencanakan ini dari lama dengan Aaron dan yang lainnya. Tapi, Aaron tetap saja menolak dengan menjadikanmu sebagai alasannya. Bukannya kami ingin memaksa, tapi kami pikir acara ini akan sedikit kurang seru jika Aaron tidak datang. Jadi..." Devian menggantung kalimatnya membuat Lily semakin penasaran keselanjutannya. Namun, beberapa detik kemudian, Devian melanjutkan kalimatnya dengan berkata, "Kami ingin bermalam di Rose Club."

***

​Lily tengah berjalan dengan langkah lebar masuk ke perusahaan yang dikelola Aaron. Tanpa bertanya pada resepsionis, semua orang juga sudah tahu siapa Lily dan apa hubungannya dengan Aaron. Jadi, resepsionis pun tetap mempersilakan Lily masuk. Begitu pula dengan sekretaris Aaron di depan ruangan Aaron juga mempersilakan Lily masuk tanpa mengetuk pintu ruangan Aaron.

"Peach." Aaron berdiri seketika saat Lily masuk ke kantor Aaron. Laki-laki itu pun kemudian mendekati Lily, sementara Lily sudah duduk di sofa dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Peach, sebenarnya aku sudah akan memberitahumu tentang ini jauh-jauh hari. Tapi, aku tidak tahu bagaimana mengatakannya. Lagipula, aku juga sudah menolak ajakan Devian beberapa kali, bahkan selalu kutolak. Tapi, dia, James, dan Luke tetap memaksaku. Aku benar-benar tidak ingin kesana. Percayalah padaku," jelas Aaron panjang lebar tanpa panjang lebar. Bahkan, ia sempat merengek dengan puppy-eyes-nya.

Lily menoleh pada Aaron. Kemudian ia bekata, "Rose Club? Really? Walaupun klub privat, tapi disana tempatnya perempuan-perempuan penari eksotis, kan? Disana tempatnya kebanyakan orang berciuman dan bahkan bercinta, kan?"

"Iya, aku tahu, Peach. Saat Luke mengajakku kesana, aku sudah langsung menolaknya. Kau tahu sendiri kalau Luke senang sekali pergi ke klub, kan?" ujar Aaron. "Aku tidak ingin pergi, Peach. Tolong aku." Tiba-tiba Aaron merengek pada Lily dan hendak memeluknya, namun Lily langsung menyingkirkan tangan Aaron.

​"Katakan pada Devian, aku tidak akan mengizinkannya kalau itu adalah Rose Club," ucap Lily sambil menatap lurus ke depan.

Aaron terdiam sejenak. Setelah itu, dia berjalan dan duduk di meja kayu di depannya sehingga ia kini menghadap Lily dengan cukup dekat.

Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang