56 | Be My REAL Girlfriend

2.3K 100 0
                                    

​"Aaron," gumam Lily lirih, namun tetap dapat didengar. "Apa... apa semua ini?" tanya Lily masih tak bisa menghilangkan keterkejutannya.

"Menurutmu bagaimana? Kau menyukainya?" Aaron balik bertanya.

"Bukan begitu. Tapi—"

"Sssttt." Tiba-tiba saja Aaron menutup mulut Lily dengan jari telunjuknya. Lagi-lagi Lily tak berkutik.

"Aaron, aku tidak bisa." Lily sudah berbalik dan hendak berjalan menjauh. Tapi, kali ini Aaron tak membiarkannya dan tidak akan lagi membiarkan Lily pergi. Tangan Aaron langsung mencekal tangan Lily, menahan Lily yang hendak pergi.

"Tunggu, Lily," kata Aaron. "Aku sudah tahu semuanya. Sekarang, giliranku mengatakan semua yang ingin kukatakan mengenai isi hatiku. Tolong dengarkan aku, Lily."

Lily tercengang sedikit tak mengerti maksud Aaron. Tapi, kali ini hatinyalah yang mengendalikan Lily. Ia berbalik pada Aaron, menatap tepat pada manik mata Aaron. Keadaan pun kembali sunyi dalam beberapa saat.

"Aku sudah lama menunggu untuk mengatakan ini padamu, Lily," ucap Aaron sambil menggenggam kedua tangan Lily. Entah kenapa, rasanya jantung Lily sudah akan melompat sekarang.

"Ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Tapi yang pertama, jelas, aku ingin meminta maaf. Aku minta maaf, karena aku pernah menyakiti hatimu. Maafkan aku karena aku tidak menyadarinya. Aku tahu, aku bodoh dan aku pengecut. Saat menyadari kesalahanku sendiri, rasanya hatiku sakit karena sudah melukai wanita yang tanpa kusadari sudah membuatku berubah waktu demi waktu."

Adakah dokter spesialis jantung disini? Karena Lily sangat membutuhkannya sekarang juga. Lily takut dengan apa yang akan dikatakan Aaron selanjutnya. Tapi, Lily juga menantikannya.

"Aku ingin berterima kasih padamu, Lily," lanjut Aaron.

"Untuk apa?" tanya Lily tak mengerti.

"Untuk semua," timpal Aaron yang semakin membuat Lily tak mengerti. Menurut Lily, sepertinya dia tidak melakukan apapun pada Aaron yang membuatnya harus berterima kasih pada Lily.

"Terima kasih karena sudah bersedia menjadi kekasihku selama beberapa bulan ini. Terima kasih karena sudah selalu menemaniku. Terima kasih karena kau mau mendengarkan keluh kesahku. Terima kasih karena kau sudah mengembalikanku dari keterpurukanku. Terima kasih karena sudah membuatku berubah."

Hening. Semuanya hening. Hanya suara deru ombak yang terdengar, bagaikan lagu pengantar kisah mereka malam ini.

"Tapi, yang terpenting dari semuanya, terima kasih karena sudah membuatku jatuh cinta lagi," lanjut Aaron.

​Sekarang, yang Lily butuhkan adalah dokter THT. Apa telinganya sehat? Ia tidak salah dengar, bukan? Aaron baru saja mengatakan kalau ia jatuh cinta. Apa dia jatuh cinta pada Lily, seperti apa yang diharapkan Lily?

Tiba-tiba saja, Aaron berlutut dengan kaki kanan sebagai penyangganya dan tatapannya pun juga tak mau terlepas dari Lily, begitu pula sebaliknya. Lily tentu saja terkejut. Ia tercengang pada Aaron yang tiba-tiba saja begitu.

"Lily Anandea Jones." Aaron menyebut nama lengkap Lily dan itu semakin membuat jantung Lily berdebar tak karuan.

"Aku mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?"

Lily belum bisa percaya ini. Ia belum bisa mencerna semua kejadian malam ini. Aaron baru saja menyatakan perasaannya pada Lily. Jelas itu membuat Lily senang. Tapi, apa ini sungguhan? Apa Aaron memintanya sebagai kekasihnya sungguhan

"Bukan kekasih dalam hubungan skandal atau apapun itu. Tapi kekasih yang akan belajar saling mencintai dan mengasihi satu sama lain," ucap Aaron tiba-tiba, seakan-akan mengerti apa yang Lily bingungkan.

Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang