52 | I Need Her to Come Home

2.1K 84 0
                                    

​"Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Luke. Lily hanya menggeleng lemah.

"Baiklah. Kalau kau butuh sesuatu, panggil saja aku," ucap Luke dan kemudian dia meninggalkan Lily di kamarnya.

Sejak tadi malam saat dia dikirimi foto-foto yang membuatnya sakit itu, Lily hanya punya satu tujuan. apartemen Luke. Disinilah ia sekarang. Tempat ia menangis dari semalam. Untung saja Luke tak keberatan padahal justru Lily yang merasa sedikit tidak enak karena sudah membebani Luke walapun pria itu selalu bilang kalau dia akan selalu ada untuk Lily.

Lagi-lagi air matanya mengalir. Sudah tak sederas tadi malam memang, tapi hatinya belum pulih. Ia tidak bisa tidur. Setiap kali ia memejamkan matanya, dia selalu teringat Aaron. Jika ia teringat Aaron, dia akan menangis. Jadi dia tidak tidur semalaman. Lily tidak peduli. Bagaimana bisa ia tidur disaat hatinya sakit meraung-raung minta disembuhkan?

"Dasar pria tidak berguna... egois... tak berperasaan," gumam Lily lirih masih dengan air mata yang mengalir, menyumpahi Aaron dengan beribu-ribu bahasa. Lily melakukan ini dari tadi malam, tapi hatinya justru semakin sakit.

Tidak. Dia tidak bisa begini terus. Menangisi Aaron bukanlah bagian dari tujuannya kesini. Ia kesini untuk menyembuhkan hatinya. Menangisi Aaron justru membuat Lily semakin sakit.

Lily memutuskan untuk keluar kamar mencoba mencari makanan. Ia kelaparan dari tadi malam.

"Apa kau sudah lebih baikan?" tanya Luke dari meja barnya. Lily hanya menanggapinya dengan anggukan lemah.

"Aku sudah buatkan sarapan. Ayo makan!" ajak Luke gembira sambil menunjukkan makanan-makanan yang ia buat. Hmmm, wanginya saja sudah bisa menghipnotis Lily untuk datang memburu makanan itu. Tanpa banyak kata, Lily pun berjalan ke meja bar itu dan langsung makan dengan lahap. Luke yang memandanginya sedari tadi hanya tertawa dalam diam.

"Kau tidak makan?" tanya Lily setelah menyadari kalau sedari tadi Luke hanya menatapnya saja.

"Menatapmu saja sudah cukup," timpal Luke dengan manis.

"Jangan marayuku sekarang, Luke. Kau tahu kalau itu tidak akan berhasil untukku," ucap Lily asal dan kembali memakan buburnya.

Luke tersenyum getir. "Aku tahu. Karena hatimu memang bukan untukku"

Ucapan Luke sontak menghentikan makan Lily. Ia mendongak menatap Luke sendu. Jujur, ia merasa bersalah. Ia tahu, menolak hatinya berarti menyakiti hatinya. Tapi, hati Lily memang bukan untuk Luke lagi. Walaupun begitu, Lily yakin, Luke mampu menyembuhkan hatinya sendiri.

Ting tong. Suara bel pintu menginterupsi acara sarapan mereka yang hening.

"Siapa yang datang kesini sepagi ini?" gumam Luke sambil berjalan kearah pintu dan membukanya.

"DIMANA LILY?" Tak disangka, tiba-tiba saja Aaron berteriak keras sambil mencekal kerah baju Luke. Terlihat jelas sekali amarah Aaron yang meledak-ledak.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Luke tajam.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan dengan Lily?!" seru Aaron masih dengan amarah yang menggebu-gebu.

Lily tentu saja mendengar keributan yang terjadi. Ia pun menyudahi sarapannya dan berjalan menghampiri Luke.

"Luke, apa yang–Aaron?" Lily tercekat saat melihat ada Aaron di depannya sekarang. Dan Lily bisa melihat Aaron yang seperti orang kesetanan.

"Ayo pulang!" ajak Aaron sambil menarik lengan Lily kasar. Tapi Lily langsung menepisnya dan itu sangat tak Lily duga.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Lily tajam.

Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang