Tak terasa, sudah seminggu Aaron dan Lily menjalin kasih. Hari-hari selalu mereka habiskan bersama. Tapi, tentu saja bukan hubungan kekasih jika mereka tidak melewati banyak pertikaian, walaupun hanya hal sepele. Namun, seberapa besar atau kecil masalah itu, mereka selalu berusaha menemukan solusi terbaiknya. Kadangkala, Lily selalu menemui kesulitan, dan saat itulah dia akan menceritakannya pada Linda, James, Luke, dan orangtuanya. Mereka pun nantinya akan langsung membantu.
Malam ini, di bawah sinar rembulan malam Kota New York, Aaron dan Lily duduk bersebelahan dengan Lily yang menyandarkan kepalanya di bahu Aaron. Terasa sangat nyaman dengan mereka yang saling memberikan kehangatan lewat pelukan mereka dan selimut yang melindungi mereka dari terpaan udara malam yang dingin di balkon apartemen Lily sambil mendengarkan radio.
"Aaron," panggil Lily lirih.
"Hm?" timpal Aaron yang masih saja memainkan anak rambut Lily, salah satu kebiasaannya beberapa hari ini.
"Kenapa kau bisa mencintaiku?" tanya Lily. Aaron menoleh sekilas pada Lily, terkejut karena Lily yang tiba-tiba saja bertanya seperti itu.
"Mmm... karena kecantikanmu yang tanpa botoks? Kau tahu, kan? Kebanyakan para wanita sekarang ini—Aaww!" Aaron memekik kesakitan saat Lily yang tiba-tiba menghentikan kalimatnya dengan mencubit perut Aaron.
"Kau tahu itu bukan maksudku, Aaron," ucap Lily tajam.
"Hahaha, iya iya." Aaron tertawa geli. Kemudian ia semakin mempererat pelukannya pada Lily dan terdiam selama beberapa saat. "Aku mencintaimu karena itu adalah kamu," timpal Aaron kemdian yang membuat Lily mendongak pada Aaron tak mengerti.
"Rasa cinta tidak bisa dideskripsikan. Tapi, hanya bisa ditunjukkan, Honey. Aku mencintai kamu apa adanya. Kamu yang polos, kamu yang lugu, kamu dengan kemurnian hatimu, kamu yang sempurna di mataku," tutur Aaron dengan tulus.
"Tapi, ada satu hal dari dalam dirimu yang, entahlah, menarik hatiku? Kau punya sesuatu yang mampu menarikku jatuh lagi ke perasaan yang sama, setelah sekian tahun aku kehilangan perasaan itu. Seperti cahaya yang menuntunku pada dirimu," lanjut Aaron. Sementara Lily sedari tadi hanya diam mendengarkan Aaron bicara. Tatapan mereka pun juga tak pernah terputus dari tadi.
"Aku mencintaimu. Hari ini, esok, lusa, dan selamanya. Hanya kamu. Semua di hidupku hanyalah kamu," ucap Aaron yang tak bosan-bosannya menyatakan rasa sayangnya pada Lily setiap hari dan setiap waktu.
"Kau terlalu berlebihan, Aaron," timpal Lily yang membuat Aaron bingung.
"Berlebihan? Tidak. Itu adalah kenyataannya. Aku, Aaron Sebastian Audison, mencintai seorang malaikat yang jatuh dari surga dan aku bersyukur karena itu," ujar Aaron yang memeluk Lily dengan gemas.
"Tuhan pasti sangat sayang padamu, sehingga menurunkan seorang malaikat yang cantik, bukan malaikat pencabut nyawa," gurau Lily membuat Aaron tertawa lepas.
"Kau tahu, Aaron? Aku juga sangat bersyukur," ucap Lily.
"Kenapa?" tanya Aaron.
"Aku sangat bersyukur kita terlibat dalam skandal itu hingga sekarang kita akhirnya bersama, dan sekarang disinilah aku, Lily Anandea Jones, mencintai seorang pria tampan bak dewa yunani, Aaron Sebastian Audison," lanjut Lily dan Aaron tersenyum bahagia karena itu.
Tepat saat itu, sebuah berita sedih terdengar melalui radio yang ada di samping mereka. Di radio itu, memberitakan kalau ada kecelakaan di sekitar 6 blok dari tempat mereka saat ini.
"Itu mengingatkanku pada—" Mereka mengatakannya bersamaan, membuat mereka berhenti dan saling menatap.
"Kau dulu, Honey," ucap Aaron.
Lily terkekeh. "Okay," ucapnya. "Berita di radio itu... mengingatkanku tentang kecelakaanku beberapa bulan yang lalu," ucap Lily lagi. "Tidak terlalu berat dan untungnya aku masih punya kekuatan untuk pulang sendiri keesokannya," lanjutnya.
Aaron terdiam. Dia tentu tahu kejadian yang diceritakan Lily barusan. Ia jadi merasa bersalah. "Maafkan aku untuk itu, Lily," ucap Aaron tanpa bisa ia kendalikan lagi.
Alis Lily terangkat satu dan mendongak pada Aaron tak mengerti. "Kenapa kau minta maaf? Tentu saja itu tidak ada hubungannya dengamu," ucap Lily.
"Seharusnya, yang minta maaf itu adalah—"
Lily tak melanjutkan kalimatnya dan kini hanya menatap Aaron dalam-dalam. Sementara yang ditatap hanya diam karena ia mengerti apa yang sedang Lily pikirkan."Kau yang menabrakku malam itu?" tanya Lily ragu.
"Waktu itu aku sedang mabuk berat, Lily. Dan setelah itu aku benar-benar menyesal karena sudah mabuk sambil menyetir, apalagi aku jadi melukaimu," ucap Aaron tulus.
"Ya Tuhan, bodohnya aku karena baru mengetahuinya sekarang," ucap Lily setengah bergumam. Ia memalingkan wajahnya dari Aaron dan menatap ke depan lagi. Sementara itu, Aaron semakin mempererat pelukan mereka lagi.
"Aku minta maaf untuk malam itu, Lily. Aku benar-benar minta maaf," ucap Aaron dengan penuh ketulusan. "Kau tahu? Saat aku tahu kalau kau kabur keesokannya, aku sangat marah pada pengawal-pengawal yang sudah kurekrut itu," ucap Aaron lagi dan Lily diam mendengarkan.
"Aku akhirnya menyerah mencarimu, karena aku yakin kau tidak akan melaporkan kejadian itu pada pihak yang berwajib," lanjut Aaron.
"Ya, saat itu adalah masa-masa dimana Tuan Aaron terlalu mementingkan reputasinya sendiri," ucap Lily setengah menyindir. "Beruntunglah kau karena aku tidak mengingat siapa penabraknya waktu itu," ucap Lily lagi.
"Ya ya ya, aku harus berterima kasih padamu beribu-ribu kali. Ah, tidak. Setiap detik," ujar Aaron. Dan kemudian semuanya menjadi sunyi. Hanya suara mesin dan klakson kendaraan di jalanan yang terdengar menemani mereka.
"Aku mencintaimu, Lily," ucap Aaron tiba-tiba sambil mencium pelipis Lily dengan lembut dan penuh sayang.
Lily tersenyum sangat lembut, walaupun Aaron tak melihatnya dari belakang. "Me too," balas Lily.
"Berjanjilah padaku, Aaron! Jangan tinggalkan aku. Janji?" ucap Lily kemudian sambil mendongak dan mengulurkan jari kelingkingnya. Aaron pun dengan sangat mantap mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Lily yang kecil.
"Janji."
———————————————————————————
Tbc.
Sunday, 2 June 2019Akhirnyaaaaaa.... selesaiiii huhuhuuuuu😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love - Bachelor Love Story #1 [PUBLISHED!]
Romans(COMPLETED - SUDAH DITERBITKAN) First Series of Bachelor Love Story Lily Anandea Jones, hidupnya yang sudah berkelok-kelok, semakin rumit dikala ia terjerat skandal dengan CEO muda nan tampan dan hot se-New York, Aaron Sebastian Audison. Tinggal sea...