Yonem's Point Of View
"Eh Jin, Felix kemana ?" Tanya gue setengah berbisik.
Daritadi gue ga ketemu sosok Felix sejak tadi pagi. Bahkan sekarang udah jam istirahat tapi Felix juga belum balik-balik ke kelas.
Bahkan dengan begonya, gue tadi bohong ke pak Dongho bilang kalau Felix lagi sakit di UKS.
Sebegitunyakah gue harus baik sama Felix ?
Hyunjin langsung ngarahin pandangannya kebangku paling pojok tempat Felix biasanya duduk "ga tau gua.. bolos kalik" balas Hyunjin "lagian ngapain sih lo nyari Felix, punya utang sabun colek lo ?"
Masa iya sih Felix bolos ?
Perasaan walau Felix itu tukang ngebo, tapi dia ga pernah bolos pelajaran.
Halah paling juga lagi dua-duaan sama cewek kelas sebelah.
CUKUP TAU GUA :)
"Changbin juga ga ada" celetuk Minho berbalik menghadap ke gue dan Hyunjin.
"Udah biarin aja elahh, ga usah heran.. mereka berdua itu kelompok pecinta WC sekolah"
Satu jitakan langsung gue lancarkan ke kepala Jisung. Jisung itu emang kalau ngomong kagak pernah difilter.
"Mau kemana lo ?!" Teriak Hyunjin saat gue beranjak meninggalkan kelas.
"Nyari abang gua!"
"Ha?!"
"Ehh Sung, sejak kapan Changbin sama Yonem akur ?"
○●○
Gue menyusuri lorong-lorong kelas, clingukan nyari Felix atau paling enggak Changbin. Gue mau balikin jaket Changbin yang sampai saat ini masih gue pakek.
Gue memutuskan buat pergi ke atap sekolah. Mungkin aja salah satu dari mereka ada disana.
Gue langsung masuk ke lift dan menekan tombol 5, dimana letak rooftop berada.
Ga lama kemudian sekitar 2 menitan akhirnya pintu lift mulai terbuka. Gue langsung melanjutkan langkah kaki menuju atap sekolah yang difungsikan jadi lahan tanam hidroponik.
Sampai langkah gue terhenti karena sebuah pemandangan yang begitu mencolok tepat berada diujung rooftop.
Tebakan gue emang gapernah salah :)
Gue lihat jelas Felix berdua sama Yeji berdiri diantara susunan tanaman hidroponik yang tertata rapi. Kalau gue mandang Felix ibarat bunga yang merekah disana, sedangkan Yeji gua anggap hama.
Gue lihat jelas saat ini dua manusia itu saling menautkan bibirnya satu sama lain yang ngebuat gue tersenyum getir.
Gue lihat jelas Felix megang lembut tengkuk Yeji untuk memperdalam ciuman mereka, yang ngebuat gue semakin seperti tak punya daya.
Hati gue seakan tertawa renyah. Seenggaknya Felix mendapatkan hal yang ga bisa dia dapat dari gue, sesuatu hal yang merupakan balasan dari setiap lumatan-lumatan yang Felix berikan.
Dia udah dapet itu,
Walau itu bukan dari gue.
Tubuh gue seakan menbeku. Manik mata ini cuma bisa memandang setiap aktivitas yang dua insan itu lakukan dihadapan gue.
Gue yang bahkan berdiri disini dengan keberadaan yang tak terdeteksi menyaksikan semua ini.
Perlahan air mata gue mengalir tanpa alasan. Entah ini air mata karena gua seneng Felix bisa mendapatkan hak balasan dari ciumannya, atau air mata. . .
Yang menandakan hati gue luka.
Gue mencoba menyembunyikan diri menahan isakan-isakan kecil dibalik rak-rak pot tanaman saat Yeji beranjak meninggalkan rooftop yang menyisakan Felix diujung sana.
Gue kembali mandang Felix yang saat ini tersenyum memandang langit disebuah bangku kayu panjang yang emang disediakan disini.
Gue masih belum bosan melihat setiap lekukan senyum yang walaupun dari sini hanya terlihat samar kurang jelas, sampai sebuah tangan meraih pundak gue dan maksa gue buat menghadap ke pemilik tangan itu.
"Chang..bin" ujar gue lirih, entah sejak kapan Changbin ada dibelakang gue.
Changbin ngarahin ibu jarinya buat ngusap air mata gue.
"Udah Yon, gue capek liat lo nangis daritadi" ucap Changbin getir "udah cukup"
Changbin ngusap puncak kepala gue singkat, kemudian melangkah cepat kearah Felix dan narik kerah kemeja seragam Felix.
Saat itulah gue lihat Changbin mulai menghadiahi beberapa pukulan keras ketubuh Felix, yang ngebuat Felix meringis.
Gue ga sanggup lagi~
"CHANGBIN CUKUPP!!"
"Buat apa lo belain dia huh?!"
"berhenti urusi urusan gue!" Ujar gue dengan nafas tersengal-sengal "jadi aja kayak Changbin yang biasanya.."
"Changbin yang ga pernah peduli sama hidup gue!"
Dada gue semakin sesak, gue lihat Felix dengan wajah babak belur dan sedikit darah mengalir di sudut bibirnya.
"Yon.. lo gapapa kan?" Felix berjalan menghampiri gue.
"Hhhh...hhh" gue cuma bisa merasakan rasa sakit diulu hati gue.
"Semua ini gara-gara lo Lix" Changbin langsung gendong gue dan ngedorong Felix buat ngejauh.
○●○
"Berapa butir ?"
Gue langsung ngangkat jari gue buat mengisyaratkan angka 2.
Changbin langsung sigap ngebuka tabung obat yang emang selalu gue bawa, sedangkan Hyunjin dan temen sekelas gue yang lainnya cuma mandang gue bingung.
Sedangkan Jeongin udah nangis dan hampir pingsan diujung sana, sambil coba ditenangin sama Woojin.
Tangan gue yang gemetar mencoba meraih 2 butir tablet itu dan perlahan meminumnya.
Setelah gue telan obat itu, Changbin narik gue kepelukkanya "tenangin diri lo, gapapa gue disini".
Gue mencoba mengatur nafas gue perlahan dan memejamkan mata gue senyaman mungkin didalam pelukan Changbin.
"Yonem kenapa ? Emang abis ada tawuran diluar ?"
●○●
Setelah gue pikir-pikir, ternyata chapter mature content ada dipart selanjutnya, soalnya kepanjangan kalau gue jadiin satu disini :v
Maapkeun :')
-felixeu-
KAMU SEDANG MEMBACA
(i)nikah? ; Lee Felix Ft. Han Jisung
Fanfiction[#5 - ON GOING] [BUKAN BxB] "Maafkan aku yang selalu gagal memberikan warna". Berisi tentang kisah Lee Felix dan Han Jisung yang bersatu untuk memecahkan misteri maut kaidah Matrilineal, kaidah pemuja wanita sebagai penerus silsilah keluarga. Ayo ba...