68. °just°

9.6K 1.8K 384
                                    

Yonem's Point Of View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yonem's Point Of View

Sekarang sudah hampir jam setengah tiga pagi. Gue belum bisa tidur. Dari tadi gue cuma bingung gerak-gerakin badan buat nyari posisi paling nyaman, dengan harapan supaya gue bisa cepat-cepat berselancar ke alam mimpi. Tapi nyatanya nihil.

Alhasil sudah lewat tengah malam seperti ini mata gue masih kedip-kedip aja. Gue mencoba terlentang memenuhi kasur, gue bingung. Gue ngantuk tapi tetap saja ngga bisa tidur.

Gue memutuskan untuk duduk di tepian ranjang, lalu keluar untuk menyusul Felix.

Felix malam ini tidur di luar. Soalnya rombongan bocah tersesat itu memutuskan untuk menginap bersama di apart ini, katanya biar bisa lama-lama menemani Jeongin sebelum dia berangkat. Agak dramatis sih pertemanan mereka itu.

Di luar sudah terdengar sunyi. Mungkin mereka semua sudah tidur kira-kira sejak satu jam yang lalu, sebelum gue mendengar Jeongin dan Hyunjin berteriak-teriak nyanyi lagu ga jelas.

Gue mencoba melangkah hati-hati, takutnya gue malah bangunin mereka semua. Begitu membuka pintu kamar mata gue langsung menangkap gerombolan pengungsi yang tidur di ruang Tv. Ada beberapa yang tidur di karpet bawah, ada juga yang di sofa. Posisi tidur mereka bener-bener memenuhi ruang tengah ini.

Gue lihat Felix ngga ada di ruangan ini. Langkah kaki gue terus berjalan sampai ke ruang tamu. Benar, Felix ada di sini. Dia tidur di sofa dengan menyembunyikan wajahnya. Gue bisa mendengar dengkuran halus dari sana.

Gue berjongkok di sebelah sofa untuk mensejajarkan posisi gue dengan Felix, gue mendekatkan wajah gue ke kepalanya.

"Felix~" bisik gue pelan tepat di samping telinganya.

Seperti dugaan. Felix langsung menggeliat dan mengubah posisinya menghadap gue.

Sejak beberapa bulan ini memang Felix jadi lebih peka dan cepat tanggap kalau gue bangunin malam-malam seperti ini. Ibaratnya dia sudah benar-benar siap menjadi suami siaga.

"Apa ?" Tanyanya pelan dengan suara serak setelah menguap dan mengucek mata kanannya.

"Aku ngga bisa tidur" jawab gue dengan suara yang masih berbisik-bisik.

"Kenapa ? Mau ditemenin ?" Tanyanya lagi yang saat ini mengubah posisinya menjadi duduk.

Gue menggeleng kecil, "aku pengen makan" ujar gue yang saat ini jujur saja merasa kelaparan.

"Mau aku buatin apa ?" Felix mengelus rambut gue.

Gue masih memikir, mau bilang atau engga. Tapi ya gimana lagi. Gue laper banget.

"Aku mau bubur ayam Lix" jawab gue yang ngebuat Felix jadi celingukan sekarang.

"Ini jam setengah tiga pagi, mana ada yang buka jam segini. Besok pagi aja ya aku beliin deh, janji" Felix mencoba bernegosiasi dengan gue, apa boleh buat gue pengennya sekarang.

(i)nikah? ; Lee Felix Ft. Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang