60. °buta°

10.2K 2.1K 236
                                    

Yonem point's Of View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yonem point's Of View

Gue jalan ke kantin. Laper banget, sekalian mau nyusulin Felix. Hari ini pas bel istirahat Felix langsung bangkit dari kursi dan jalan keluar, mungkin ke kantin.

Gue melihat dia duduk disana, di bangku kantin paling pojok deket jendela yang menampilkan view lapangan basket lengkap dengan ciwi-ciwi pemandu sorak yang lagi latihan dan yang jelas soal penampilannya kayak gimana ga usah ditanya lagi.

Itu pasti cuma akal-akalannya Felix duduk disitu sambil cuci mata.

Tapi gue salah, dia ngga fokus ke luar jendela. Tapi, dia fokus sama seorang cewek yang duduk di depannya. Gue kira ini semua sudah usai. Tapi nyatanya tidak.

Cewek itu berdiri dan berlalu meninggalkan kantin. Meski cuma lihat dari punggungnya, gue tau benar kalau itu Yeji. Yeji, yang konon kabarnya sudah menjadi mantan Lee Felix.

Namun, itu masih konon kabarnya. Masih belum tentu, masih berupa sebuah legenda yang dibumbui mitos.

"Kok kesini ?" Kata Felix begitu gue sudah sampai di hadapannya. Dia langsung berdiri dan nyuruh gue duduk di kursi yang ia duduki tadi, lalu berjalan ke arah kulkas kantin yang berisi banyak minuman dingin.

Dia mengambil sekotak susu coklat dan menusukkan sedotannya dulu sebelum menyerahkannya ke gue. Ini salah satu keibiasaan Felix yang baru-baru ini muncul sejak gue hamil.

Dia akan menyerahkan semuanya yang sudah siap makan ke gue. Bahkan dia ngga ngebuat gue harus repot-repot ngebuka botol air mineral ataupun nusukin sedotan susu kayak gini.

"Ngapain kamu nyusulin kesini" kata dia begitu duduk di kursi yang diduduki Yeji tadi.

"Pengen makan" alibi gue. Felix menghela nafas, "yaudah beli aja sana"

"Uang saku aku kan udah habis Lix" memang sebelumnya tadi gue udah ke kantin beli jajanan.

"Ck, yaudah sini aku beliin. Mau apa ?" Decak Felix, sang pengatur uang saku gue sekarang.

"Cilor, cilung, seblak. Pilih mana ya Lix ?" Heboh gue sambil melihat kios-kios kantin sekitar, setidaknya ini membuat gue bahagia tanpa harus merusak suasana dengan ngebahas Yeji tadi.

"Ngga! Ngga ada, apaan jajanan gitu. Katanya tadi makan" tolak Felix mentah-mentah setelah menanggapi list makanan gue yang terlihat menggiurkan itu.

"Yah Felix ngga asik. Yaudah makan!... maklor aja"

"Itu sama aja Yon, aduh. Yang lain, soto aja ya... sehat ada sayurnya, itu ijo-ijo yang berenang-renang"

Itu maksud Felix seledri. Entah kenapa itu bocah nyebut seledri aja ribet banget. Kadang kita harus debat dulu di kios bakso gara-gara Felix yang ngga suka makan ijo-ijo berenang-renang itu.

Gue bersiap berdiri "Ngga mau, aku ngga makan aja"

"Eh kok gitu sih, oke aku beliin maklor tunggu sini"

"Yess beliin ya, bubuk cabenya yang banyak, yang pedes, sampai merah pokoknya" teriak gue.

Felix yang sebelumnya jalan setengah ngejauh langsung balik lagi setelah denger teriakan pesanan gue tadi.

"Aku beliin tapi ngga pedes!" Protes dia sambil ngerogoh kantong celananya.

"Pedes Lix, please" mohon gue "yang ada nanti aku malah mual kalau ngga pedes"

"Terserah kamu aja"

●○●

"Tadi udah ketemu Jisung" tanya Felix sambil ngunyah maklornya, ah bukan. Maksutnya itu maklor gue.

Pada akhirnya Felix yang makan itu, karena waktu megang plastiknya dan lihat teksturnya aja gue udah mual ngga karuan.

Entah apa maunya si isi perut gue ini.

"Tadi udah ketemu kok, udah dikasih obat juga sama dia" kata gue.

Felix menatap gue "obat apa ?"

"Itu obat, vitamin maksutnya. Kan ayahnya Jisung dokter keluarga aku, jadi dititipin ke dia gitu" jawab gue yang gue tambahi dengan senyuman manis.

Sejauh ini Felix ngga tahu-menahu soal kelemahan gue ini dan itu. Gue ngga mau kebahagiaan Felix perihal kehamilan gue berkurang akibat kegagalan jantung gue yang sebenarnya juga bisa mengancam keselamatan kandungan.

"Felix" panggil gue lirih yang otomatis membuat Felix mengalihkan perhatiannya dari bungkusan maklornya.

"Hmm, apa ?" Gue tersenyum simpul sebelum mengutarakan permintaan gue.

"Malam ini jangan keluar rumah ya" pinta gue sederhana.

Felix tampak berpikir sejenak sebelum meletakkan bungkusan maklornya ke meja.

"Maaf ngga bisa, hari ini kamu juga pulang sama Changbin aja ya... aku ada urusan sebentar"

Gue sensitif. Mungkin ini karena gue hamil dan punya perasaan dan emosi yang naik turun. Mungkin ini jawaban dari pertanyaan yang tidak gue ungkap.

Berjuta pertanyaan yang membuat gue penasaran.

Apa maksud Yeji ketemu lagi sama kamu tadi ?

Terbiasa sakit, dan mencoba bisu. Bahkan aku akan berpura menjadi buta untuk mencoba autis akan setiap kesalahanmu.

Gue cuma mau dia sadar nantinya.

"Jika suatu hari kau menemukan kebahagiaanmu,
Percayalah aku pernah berjuang untuk itu"

Hahah, aku pernah berjuang untuk itu. Pernah.

●○●

Bakal update lagi kalau tenaga gue memadai buat ngetik lagi, kalau engfa harap dimaklumi ya. Berarti hari berikutnya aja aku update.

Dm dan wall akan dibalas satu persatu.

-felixeu-

(i)nikah? ; Lee Felix Ft. Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang