Author's Point Of View
"Gugurin kandungan lo, I don't wanna lost a thing". Changbin menggigit bibir bawahnya menghela nafas berat. " I don't wanna lost anything...more"
Jatung Yonem serasa jatuh keperut rasaya mendengar permintaan Changbin yang ia anggap gila.
"Why ?" Tanya Yonem dengan raut wajah tak percaya.
Yonem berdiri mendekat ke arah Changbin yang terduduk menunduk lesu "Kenapa Changbin ?", Yonem mengguncang bahu Changbin pelan.
"I'm aborting this pregnancy? What the silly Im... 're u sorta crazy ?" Yonem memaksa Changbin menatap matanya. "Changbin!"
"Tolong... ngertiin gue Yon"
"Lo yang harusnya ngertiin gue Bin, ini anak gue... lo suruh gue bunuh dia. Ini yang gila gue apa lo ?!"
Changbin memilih berdiri dan memasuki area hotel seventyfour mendahului Yonem.
"Changbin jawab gue"
"Apa susahnya nurutin kemauan gue ? Gue ga pernah minta apa-apa sama lo Yon" Changbin berbalik menghadap Yonem yang berjalan di belakangnya.
"Tapi permintaan lo konyol tak beralasan"
"gUE GA MAU LO CEPET PERGI PUAS?!" Teriak Changbin sontak membuat para pegawai S74 menatap kaget ke keduanya.
Bahu Changbin perlahan bergetar. Berusaha terlihat kuat ternyata tidak mudah.
"Gue ga mau lo pergi...gue ga mau lo tinggalin, gue udah bilang tadi..."
"Apa lo ga sadar bayi sialan itu cuma bakal menggerogoti sisa usia lo Yon, lo itu kelainan jantung... jantung lo mana sanggup kalau harus memompa lebih berat lagi ?" Changbin sekarang tak ubahnya hanyalah seorang kakak yang lemah.
"Gue ga bisa Bin" jawab Yonem lemas.
"Gue kembaran lo Yon, gue ngerasain apa yang lo rasain... sekali aja rasain apa yang gue rasain. Gue ga mau lo mati"
Yonem memundurkan langkahnya kebelakang "sejak kapan lo peduli, Changbin ?"
"Yon, please"
"Bukannya bagus kalau gue mati lo bakal lebih bahagia...daridulu lo lebih milih kalau gue yang mati kan ? Terus sekarang apa ?"
"Gue sayang lo Yon, gue kembaran lo... kalau gue lebih milih lo yang mati kenapa waktu itu gue lebih milih nyelametin lo ?" Changbin meremas ujung jaketnya melihat Yonem yang perlahan ikut menangis diujung sana.
"Terus kenapa kalian nikahin gue kalau gue ga boleh hamil.. sampai kapanpun gue ga bakal pernah gugurin kandungan ini dan satu hal lagi... dengan atau tanpa hamil gue yang penyakitan cepat lambat memang harus mati" Ujar Yonem pasrah.
"Lagian sebulan ini gue kuat kan ? Pasti gue bisa" sambungnya lagi.
Changbin memijat kening dan mendekati Yonem,mencengkram bahunya. "Jisung yang bilang... lo percaya dia kan Yon ?"
"Please Changbin, Jisung itu bukan Tuhan!"
Changbin mengusap wajahnya kasar. Berdebat dengan Yonem memang tidak ada gunanya. "Oke! Gue salah peduli sama lo... maaf, lebih baik kita makan"
Changbin menuntun paksa Yonem menuju S74's cafe yang langsung disambut tundukan setiap pegawai yang mereka lewati.
Yonem heran, hari ini tampak sepi. Biasanya seventyfour tak pernah sesepi ini. Bahkan terlihat hanya Changbin dan Yonem yang ada disini.
"Maaf... lupain aja yang tadi" ujar Changbin sembari menarik sebuah kursi dan mendudukkan Yonem disana.
"Tuan muda dan nona selamat datang, seperti biasanya ?" Tanya seorang maid berusia cukup lanjut begitu sampai di samping meja Yonem dan Changbin, Changbin hanya mengangguk yang langsung disambut gerakan cepat para pelayan menuju dapur.
"Kalau ada apa-apa bilang sama gue" Changbin mengusap air mata Yonem hasil perdebatan dengan dirinya tadi.
"Iya" jawab Yonem. Kedua matanya masih melihat sekitar yang memang sangat sepi. Meja-meja lain tampak tanpa penghuni.
"Kenapa sepi ?" Tanya Yonem.
"Sengaja... gue kosongin buat hari ini" jawab Changbin tanpa mengalihkan pandangannya dari sebuah buku kecil yang ia keluarkan dari kantong celananya beberapa waktu tadi.
Yonem hanya mengangguk-ngangguk. Kemudian diantara mereka sudah tidak ada percakapan lagi, hening. Hanya ada suara lembut musik klasik yang memecah kebisuan mereka sampai beberapa hidangan mendarat mulus di meja.
"Makan yang banyak... setelah itu gue anterin pulang"
Changbin sadar banyak hal. Wanita yang duduk di hadapannya itu lahir dari rahim yang sama dengannya, di hari yang sama, di jam yang sama walau di menit yang berbeda. Mereka sama, bahkan soal keras kepala.
Changbin yang terlalu gengsi untuk memperbaiki semuanya dan Yonem yang menyerah akan segalanya.
Dalam hati Changbin sebagai seorang kakak yang hanya lebih tua beberapa menit, tetap terbesit rasa sayang. Hanya saja tidak ada yang tahu.
●○●
"Langsung pulang aja ya, tangan lo dingin" Changbin memasangkan jaketnya di bahu Yonem.
"Tunggu disini dulu, gue ambilin minuman hangat dulu buat lo minum di mobil" Changbin berlalu meninggalkan Yonem di pinggir jalan dan berlari masuk ke seventyfour lagi.
Yonem memilih duduk sejenak di kursi kayu panjang yang ada di pinggir trotoar. Udara yang sejuk membuat hatinya tenang. Banyak pejalan kaki yang tampak gembira, mereka tampak bahagia menghabiskan liburan malam mereka disini.
Changbin yang cukup lama membuat Yonem makin asyik menonton tingkah lucu orang-orang yang lewat.
Sampai netranya menangkap seseorang yang ia kenal. Seorang laki-laki bermasker hitam dengan wanita yang buru-buru masuk kedalam mobilnya.
"Bukannya itu Jisung ya ? Kok sama cewek ?"○●○
Double apdet nihhh~
Karena tadi banyak yang minta dabel heheJangan lupa vote.
Btw, jisung sama siapa gaess ?
-felixeu-
KAMU SEDANG MEMBACA
(i)nikah? ; Lee Felix Ft. Han Jisung
Fanfiction[#5 - ON GOING] [BUKAN BxB] "Maafkan aku yang selalu gagal memberikan warna". Berisi tentang kisah Lee Felix dan Han Jisung yang bersatu untuk memecahkan misteri maut kaidah Matrilineal, kaidah pemuja wanita sebagai penerus silsilah keluarga. Ayo ba...