15. °Malam Sempurna ?°

22.5K 2.9K 264
                                    

Author's Point Of View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's Point Of View

Yonem berjalan gontai kearah kamar, tangannya susah payah untuk ngeraih slot pintu dan membukanya.

Disana dia bisa melihat Felix yang memejamkan mata dengan setengah tubuhnya terbaring dikasur.

Mendengar suara pintu terbuka Felix melirik sekejap kearah sumber suara, disana Felix mendapati Yonem berjalan sempoyongan seraya menggunakan pegangan tangannya pada dinding kamar untuk penyeimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar suara pintu terbuka Felix melirik sekejap kearah sumber suara, disana Felix mendapati Yonem berjalan sempoyongan seraya menggunakan pegangan tangannya pada dinding kamar untuk penyeimbang.

Tak lama kemudian tubuh Yonem merosot ke lantai, pandangannya kosong menunduk kebawah. Felix hanya diam melihat pemandangan kurang mengenakkan ini.

Pusing, sakit hati, semuanya serasa bercampur jadi satu bagi Yonem. Entah kenapa air matanya yang ia paksa untuk ditahan mengalir tanpa seijin darinya.

Felix memilih untuk bangkit dari ranjang, dengan langkah cepatnya Felix memutuskan untuk menghampiri Yonem yang masih terduduk di dekat pintu.

"Kenapa ?" Air mata Yonem kini mengalir lagi "kenapa gue gini ?"

"kENAPA BUKAN GUE LIX ?"

"KENAPA BUKAN GUE YANG LO CINTA ?!" Felix yang tersentak hanya berdiam diri sambil menelan ludahnya.

"bodohnya gue saat gue mulai suka sama lo.." ujar Yonem "meski lo cuma munggungin gue seperti biasanya, tapi gue suka hiks"

Felix yang berdiri mencoba berjongkok untuk mensejajarkan tinggi posisinya dengan Yonem.

"Gue ga pernah suka siapapun Lix, sejak kecil cuma Kakak gue, Changbin cowok idola gue meski dia selalu jauhin gue dan anggep hidup gue cuma sebagai parasit" kata Yonem sembari mengingat setiap kejadian saat ia kecil.

"Gue pingin Changbin jadi kakak kayak kakak-kakak yang lain, sejak kecil gue pingin dia ngajakin gue main tapi-" Yonem tersenyum pahit.

"Hahaha hidup emang ga selalu bisa selaras dengan ekspetasi kita bukan ?" Yonem mengusap wajahnya kasar.

"Saat gue mulai bisa suka sama cowok, kenapa harus lo lix ?" Yonem menatap Felix "gue...Hmmmphh"

Felix membungkam mulut Yonem dengan ciumannya yang memabukkan. Felix mencoba melumat perlahan bibir Yonem yang saat ini terasa manis.

Tanpa melepaskan pangutan ciuman itu Felix mengangkat tubuh Yonem, yang membuat Yonem refleks melingkarkan kakinya dipinggul Felix.

Felix mengangkat tubuh Yonem dan mendudukkannya ditepi ranjang. Felix melepaskan kontak ciumannya dan berjalan menuju nakas, mengambil sebuah pisau buah yang memang ada disana.



Felix kembali kearah Yonem dan menarik tangan Yonem dengat lembut.

"Maaf" ujar Felix sembari menyerahkan pisau itu ke telapak tangan Yonem.

"Maafin gue udah nyakitin lo Yon, bunuh gue aja.. gue ga layak hidup karena udah nyakitin lo".

Yonem melemparkan pisaunya dan memeluk Felix erat.

"Jangan pernah berfikir kalau gue ga cinta lo Yon, gue udah bilang tadi diluar kalau gue cinta lo" bisik Felix ke Yonem disela-sela pelukannya.

Felix kembali menciumi Yonem dengan ciuman yang otomatis membuat seluruh tubuh Yonem memanas. Yang sebenarnya sebagian rasa panas itu disebabkan oleh Red Wine yang tadi diberikan oleh Felix.

Ciuman mereka memanas tanpa sadar Yonem mengalungkan tangannya ke leher Felix, dan Felix pun memegang tengkuk Yonem untuk semakin memperdalam akses ciuman mereka.

Felix memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri mencari posisi senyaman mungkin untuk ciuman mereka yang saat ini boleh dibilang mulai agresif, hingga terdengar suara clap clap clap.

Felix mengelus rambut Yonem, mengibaratkannya seperti benda yang berharga. Mereka masih saling bertukar saliva dengan pergerakan lidah yang penuh arti.













"Mau buat malam ini sempurna ?"

●○●

-Felixeu-

(i)nikah? ; Lee Felix Ft. Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang