Part 8

19.2K 926 11
                                    

Haii readers.. aku udah update lagi hehehe 😁😁
Maaf ya updatenya ga rutin😥


"Hello, Dave.. Ada yang harus kita bicarakan bisa kita bertemu?.....  Ini mengenai Anna dan temanmu, jika kau mau ?...  Okay aku tunggu dicafe."

Tidak selang beberapa lama, keluar Anna dengan setelan kerjanya.

"Aku kerja dulu, sepertinya aku pulang malam banyak kerjaan dikantor, Bye."
"Ahh baiklah.. Hati hati."

Setelah Anna sudah keluar dari apartment, Retta langsung bersiap siap menuju ke cafe tempat ia dan Dave bertemu.

-----------------

Anna masih memperhatikan setiap mobil yang melintas dihadapannya. Ia baru saja menikmati sarapan paginya di cafe yang tidak terlalu jauh dari kantornya gadis itu sudah menunggu lebih dari 30 menit di pinggir jalan. Ia berharap ada sebuah taksi kosong namun nyatanya ia hanya mendapati taksi yang sudah memiliki penumpang.

"Bodoh. Seharusnya tadi aku bawa mobil saja. Sehingga aku tidak perlu menunggu taksi selama ini." Rutuknya kesal.

Anna kemudian berniat untuk menghubungi Retta, agar bisa menjemputnya disini. Namun yang diharapkan malah tidak menjawab panggilan dari Anna.

"Sial." Dan nasib naas pun terjadi padanya. Ponselnya itu akhirnya kehabisan baterai, karena ia lupa mengisinya semalam.

"Dimana kendaraan umum yang lainnya. Ini pukul 9 pagi mengapa terlihat seperti pukul 11 malam."

Anna pun menghela nafasnya dalam. Ia sempat berpikir untuk berjalan kaki hingga kantornya. Hingga akhirnya sebuah sedan mewah hitam baru berhenti di hadapannya. Tepat dihadapnnya. Sehingga pandangan Anna tertutupi badan mobil itu.

"Pagi, Anastasia." Sapa pria berjas itu dengan ramah dan penuh hangat dan juga senyumnya dengan lesung pipinya yang tercetak jelas.

Tubuh Anna terasa kaku dan nafasnya tertahan berberapa detik mengetahui siapa pria yang ada dihadapannya kini.

"Ra-ymond... ?"
"Apa yang kau lakukan disini ?!" Suara Anna kini meninggi sambil melihat pria itu keluar dari mobilnya.

"Apa yang aku lakukan ? Bukankah seharusnya aku yang berkata demikian ?" Raymond menaikan sebelah alisnya, pria itu kemudian menyandarkan badannya pada sedan hitam itu. 'Dasar sombong' gerutu Anna dalam hati.

"Apa yang kau lakukan disini ? Kemana mobilmu? Biasanya kau kerja menggunakan mobil" tanyanya.
Anna hanya bungkam menutup mulutnya malas menjawab pertanyaan orang didepannya.

"Apa kau mencari taksi?" tebak Raymond. 'Mengapa pria bodoh ini bisa tahu. Apa ia sekarang bekerja menjadi cenayang ?'

Anna kemudian menghela nafasnya berat dan mengiyakan. Baru saja gadis itu membuang nafas beratnya, Raymond sudah menarik tangannya untuk masuk ke dalam mobil.

Anna tidak seperti biasanya yang memberontak. Kini gadis itu mengikut saja. Bukan karena ia suka berada di dekat pria sombong ini, namun ia tidak ingin membakar diri lebih lama di pinggir jalan layaknya orang bodoh.

Tidak perlu perintah apapun, Raymond kemudian menjalankan mobilnya. Di dalam mobil, pria itu bercerita tentang perusahaan minyak yang sedang ia kelola. Sungguh, Anna sangat tidak tertarik untuk menanggapi cerita Raymond.

"Sekarang aku merasa menjadi pria yang sibuk, setiap waktu aku harus mengurus minyak yang akan di eksport dan ti..." ucapan Raymond terpotong karena Anna memulai percakapannya.

"Apa kau tahu kemana tujuanku ? Kau bahkan tidak bertanya dan berpura pura kau tahu kemana arah tujuanku." Ucapan Anna terdengar ketus dan dingin.

"Hehehe.. Tentu saja aku tahu. Kau tidak perlu khawatir aku salah alamat. Aku masih menjadi stalker di media sosialmu. Aku tahu semua tentangmu An"

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang