Part 15

17.7K 840 15
                                    

Sesampainya di lantai 20.

"Segera beristirahat, besok aku akan menemuimu pukul 8 pagi, ku harap kau sudah siap. Karena aku tidak ingin membuang setiap detik waktu berhargaku."

Anna tidak menjawab perkataan pria itu dan lebih memilih melangkahkan kakinya kearah kamarnya untuk mandi dan berharap rasa peningnya hilang.

-----------------------

"Halo ?" Sapa gadis itu begitu panggilannya sudah terjawab.
"Hmm." Dehaman pria menjawab sapaan gadis itu.
"Tidak perlu kau berpura pura bersikap dingin seperti itu, hfttt.." Retta menghela nafasnya.
"Maafkan aku. Perkerjaan ini membuatku sedikit sibuk. Tapi tidak apa, kau tidak perlu menutup telponnya." Retta pun menyandarkan badannya pada sofa empuknya.
"Baiklah kalau begitu."

"Jadi, apa yang membuatmu menghubungiku? Apa kau begitu merindukanku, Cantik ?" Retta tersenyum begitu mendengar godaan Dave di sebrang sana.
"Kau sangat percaya diri rupanya, hehehe.."
"Hmm apa temanmu, Desmond, itu sedang berada di Paris?" Tanya Retta, dan Dave terlihat berfikir berberapa detik sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan Retta.

"Benar. Apa ada yang aneh? Kudengar, ia mengajak Anna juga. Aku rasa itu sebuah perkembangan yang bagus."
"Ya itu bagus, tapi menurutku keduanya pergi cukup lama. Ohh.. teganya Anna membuatku kesepian disini." Retta memutar bola matanya malas yang langsung dijawab tawa keras oleh Dave.

"Apa itu lucu?"
"Tidak begitu. Kenapa kau tidak bilang jika kau kesepian? Aku bisa mengunjungi, bahkan menginap di apartemenmu, Babe ."
"Kau bahkan tidak menghubungiku hanya untuk menanyakan kabarku." Gerutu Retta.

"Maaf, aku berberapa hari ini memang sangat sibuk."
"Dave, aku belum siap untuk menjadi aunty." Dan Dave tertawa lagi mendengar ucapan Retta barusan.

"Desmond tidak akan membuat masalah separah itu, ditambah mereka yang sering bertengkar, itu hal yang tidak mungkin, Babe."
"Kau benar. Aku hanya terlalu khawatir."

"Baiklah. Aku masih memiliki urusan di kantor. Sepulang nanti aku akan mengunjungimu, okay?"

######

Anna baru saja selesai mandi, gadis itu kemudian duduk dihadapan cermin dan mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan hairdryer.

Beruntung moodnya pagi ini sudah kembali baik, meskipun tidak sebaik saat ia berada di apartemennya. Ditambah karena pagi ini ia harus menemui pria brengsek itu. Anna sangat berharap jika hari ini, pria itu tidak akan membuatnya moodnya kacau seperti kemarin.

Prince of Jerk is calling

Anna yang melihat panggilan yang muncul di display handphonenya langsung menghela napas beratnya.
"Oh God! Apa pria itu gila? Ini masih pukul 8 kurang 10 menit."

"Ada apa?" Tanya Anna dengan nada dinginnya.
"Kukira kau masih bermimpi, Ms. Miller. Kutunggu 10 menit lagi. Atau kejadian itu akan terulang lagi."

"Ka.." baru saja Anna ingin menjawab perkataan pria itu, namun sambungannya sudah terputus satu pihak.

"Arghh.. pria itu!" Anna melempar ponselnya ke arah kasur dan kembali mengeringkan rambutnya dengan santai.

07.59 am

Brakkk brakk brakk

Anna baru saja memoleskan lipstik mate pada bibirnya. Namun gedoran pintu itu sudah menggangunya. Gadis itu langsung menyelesaikan aktivitasnya dan membawa tas kecilnya. Ia sudah menduga yang membuat keributan seperti ini adalah Desmond.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang