Part 58

5.8K 440 19
                                    

"Anna maafkan aku." Suara Desmond merendah, matanya memandang Anna lemah.

"Aku memaafkanmu, Des. Bahkan saat kau mencium Abigail di pinggir kolam bertahun tahun yang lalu." Ucap Anna serak, tangannya mengusap pipinya yang basah karena air matanya.

"Tapi maaf, aku tidak ingin melihatmu lagi."

------------------------------------

Desmond merasakan dunianya hancur. Kakinya merasa lemah, air matanya juga sudah siap untuk tumpah. Sisi dingin dan arogan milik Desmond hilang, berganti sisi lemah seorang perempuan yang patah hati.

Desmond menjernihkan otak dan pendengarannya. Berusaha menyadarkan dirinya dari lamunan. Namun ia tahu, ini semua nyata, bukan hanya ketakutannya selama ini.
"Anna please.." Desmond memajukan tubuhnya, mendekat pada Anna. Tangannya berusaha meraih kembali tangan gadis itu. Tapi Anna segera menjauhkan diri, membuat tangan Desmond berhenti di udara.

"Aku mohon, Anna. Jangan seperti ini."
"Aku bersumpah, tidak ada niat buruk apapun padamu. Aku melakukan ini karena aku takut kau menjadi down seperti ini." Jelas Desmond, pria itu masih berusaha agar Anna memaafkannya. Tapi sulit untuk Anna, ia merasa Desmond tidak benar benar peduli padanya. Bagi Anna, Desmond terlalu egois.

"Kau egois." Ucap Anna dingin, ia menunduk, tidak berani menatap Desmond. Takut air matanya akan tumpah lagi.

Kaki Desmond menjadi lemah, lututnya menyentuh lantai dingin rumah sakit. Kepalanya tertunduk, pipinya basah. Desmond menangis?

Anna tidak kuat jika harus melihat Desmond yang seperti ini. Ia yakin dia bisa luluh dan menarik kembali perkataannya jika Desmond tetap seperti ini.

"Aku mohon, Des. Tinggalkan kamarku." Anna mengucapkannya dengan suara yang ia usahakan agar terdengar tegar.
"Anna.." Desmond kembali menatap Anna dengan tatapan memelasnya. Pria itu tidak peduli bagaimana harga dirinya nanti, ia hanya mau Anna memaafkannya dan tidak meminta semuanya berakhir.

"Des.. ku mohon. Aku mau menenangkan diriku." Ucap Anna dengan lemah. Tangannya meremas kuat sprei tempat tidur rumah sakit itu. Matanya sudah basah oleh air matanya.

"Baiklah.. jika itu yang kamu mau. Sekali lagi maaf. Kabari aku jika kamu butuh sesuatu. Cepat sembuh." Desmond bangkit berdiri dari posisinya. Kakinya melangkah menuju pintu kamar rawat Anna.

"Bagaimana pun yang terjadi aku akan tetap menjagamu, Anna. Walau hanya dari jauh." Ucap Desmond pelan namun tetap terdengar oleh Anna, saat ia sudah meraih gagang pintu. Desmond mengusap wajahnya kasar, sebelum akhirnya ia keluar dari ruangan itu. Dan ruangan pun menjadi sepi, hanya ada suara isakan Anna yang menahan air matanya.

Semakin lama Anna membayangkannya, semakin banyak air mata yang terjatuh dari matanya.

######


Desmond menutup pintu ruangan Anna. Ruangan tersebut tertutup rapat. Mungkin sama dengan hati Anna yang kini sudah benar benar tertutup untuknya. Kakinya melangkah menjauh dari kamar Anna, sesuai dengan perintah wanita itu.

Mata Desmond mendapati kedua pasangan yang tengah tertidur di ruang tunggu. Retta, dengan perutnya yang membesar sedang tertidur di bahu Dave. Begitu juga Dave, ia memeluk bahu Retta. Andai saja, dirinya kini menikah dengan Anna, dan tidak ada masa lalu yang mengganggu masanya yang sekarang.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang