Part 59

5.5K 475 28
                                    

Dave kemudian tersenyum miring, sebelum ia mengatakan sesuatu.
"Bagaimana jika kamu mencium Desmond sore nanti? Jika ia meresponmu, itu berarti memang menyukaimu, tapi kalau ia hanya diam. Tandanya kau kalah dan kau harus jadi kekasihku?"

Ucapan Dave barusan membuat Abigail berfikir berberapa detik, sebelum akhirnya ka menangguk setuju.

Flashback off

------------------------------------

Sudah berlangsung 2 hari sejak kejadian Anna yang meminta Desmond untuk pergi. Selama di rumah sakit, semuanya terasa sepi. Hanya ada Retta, dan sesekali Dave datang. Tidak ada Desmond, pria itu seakan mengikuti permintaan Anna untuk menjauhinya.

Setelah mendengarkan cerita Dave dan memikirkannya. Rasa menyesal karena para pada Desmond terasa muncul, perasaan menyesal terasa menghantuinya setiap saat.

Hari ini, Anna sudah boleh keluar dari rumah sakit, ditemani kedua orang tuanya. Rencananya ia akan menginap di rumah kedua orang tuanya, mengingat hubungannya dengan Desmond yang kini sedang renggang.
"Apa kau yakin dengan keinginanmu?" Tanya Adriana yang sedang menyusun pakaian Anna selama ia di rumah sakit dan memasukannya ke dalam koper yang tidak terlalu besar.

"Hm.. aku pikir ini yang terbaik untuk sementara." Anna duduk di kasurnya kembali dan memakai sepatu sketsnya.
"Baiklah. Aku juga merindukanmu di rumah." Adriana tersenyum, tangannya mengusap rambut Anna lembut dan penuh kasih sayang.

"Sudah siap. Ayo kita pulang.." Tangan Adriana merangkul bahu Anna, membawanya keluar dari ruang rawat inap Anna. Anna juga membawa kopernya di tangan kanannya.

Keduanya berjalan di sekitar lorong menuju lobby rumah sakit. Hingga seseorang menghentikan langkah mereka, dan membuat Anna menoleh menatap orang yang memanggilnya itu.
"Mrs. Miller!" Panggil seorang wanita, Anna menoleh ke sumber suara. Seorang perawat tengah berlari ke arah Anna. Perawat berseragam putih itu membawa sesuatu di tangannya.

 Perawat berseragam putih itu membawa sesuatu di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perawat itu memberikan bouquet bunga itu pada Anna. Butuh berberapa detik buat Anna untuk menerima bouquet bunga tersebut. Matanya memperhatikan bunga itu, bunga indah tidak ada surat atau pun memo disana.

"Seseorang meninggakan itu untukmu." Ucap sang perawat seakan mengetahui reaksi bingung Anna.
"Siapa?" Tanya Anna.

"Saya tidak tahu, ia tidak memberitahukan namanya." Ucap sang perawat.
"Bagaimana ciri cirinya? Apa ia meninggalkan pesan untukmu?" Tanya Anna, lagi.

"Uhm.. pria itu terlihat tampan, memakai jas dan ia membawa sebuah tiket atau entahlah.. aku tidak memperhatikannya dengan jelas." Kata perawat tersebut. Adriana Miller masih memperhatikan percakapan keduanya. Ia terlihat bingung, sama bingungnya dengan Anna.

"Tiket? Tiket apa maksudmu?" Otak Anna seakan berputar mencari jawaban atas rasa bingungnya.
"Oh iya.. aku hampir lupa, ia menitipkan ini padaku." Perawat tersebut menyerahkan sebuah kertas kecil berwarna soft pink. Seperti sebuah memo. Anna menerimanya dan membaca kertas tersebut.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang