"Tunggu aku Anna." bisik Desmond.
Lalu ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam kedepan."Tidak akan kubiarkan siapapun menyakitimu. Bahkan diriku sendiri." lalu Desmond menyalakan mobilnya dan dengan kecepatan penuh ia keluar dari gedung parkir.
------------------------
Akhirnya Desmond sudah sampai didepan restaurant yang ia tuju. Ia langsung keluar dan memberikan kunci mobilnya ke petugas parkir. Sambil merapikan jasnya ia langsung memesan meja.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan didepan pintu masuk.
"Just 1 table for Mr. Christopher." ucap Desmond sambil menyerahkan kartu namanya.
"Sure. Follow me." balas pelayan itu dengan sopan lalu menuntun Desmond menuju meja yang menghadap kearah suasana kota sekarang.Lalu Desmond langsung memesan hidangannya sekarang. Setelah menunggu, hidangannya pun datang dan ia langsung memakannya dengan lahap. Sejak kejadian Anna menghilang, Desmond sudah tidak peduli dengan kondisi tubuhnya saat ini. Bahkan ia lupa apa yang terakhir ia makan.
Disaat Desmond sedang menikmati makanannya seorang pelayan menawarkan minuman.
"Butuh tambahan minum sir?" tawar pelayan itu dengan sopan.
"Tidak." balas Desmond dengan datar."Mr. Christopher?" ucap pelayan itu sekali lagi sehingga Desmond harus mengangkat kepalanya dari makanannya untuk melihat pelayan itu.
"Kau terlihat sangat kacau. Walaupun kau masih terlihat rapi sekarang." komentarnya.
"Aku sedang tidak ingin berbicara sekarang. Kau bisa pergi." balas Desmond yang masih menatap pelayan itu sekarang.
Desmond berusaha bersikap baik kepada pelayan itu, karena dia pernah berbicara kepadanya bersama Anna ketika mereka sering menjadi pelanggan disini.Lalu pelayan itu mendekatkan dirinya ke tubuh Desmond untuk membisikkan sesuatu. Desmond yang melihat pergerakkan pelayan itu berusaha memundurkan dirinya.
"Apa maumu?" tanya Desmond dengan ngeri.
"Sir. Anda kira saya penjahat kelamin. Saya sudah mempunyai istri dan anak. Buat apa saya menggoda anda." ucap pelayan itu sambil memutarkan bola matanya kesal."Saya tahu masalah anda. Ms. Miller yang memberi tahukan semuanya pada saya." bisik pelayan itu dengan nadanya yang sangat kecil.
"Hahahahaha astaga... Jangan membual, mimpi apa kau ini? Lagipula mana mungkin kau tahu." tawa Desmond sambil mengibaskan tangannya. Dengan suara berat yang ia keluarkan saat tertawa membuat orang disekitarnya menatapnya sekarang."Dia tadi kesini bersama seorang pria." nada pelayan itu berubah menjadi sangat serius.
Desmond lalu menunjukkan perubahan raut pada wajahnya dan langsung menatap tajam pelayan itu."Ka...ka... Kau serius??" tanya Desmond dengan tergagap berusaha menyadarkan dirinya.
"Tidak lucu jika saya mengajak anda bercanda disaat kondisi anda seperti ini."
"Bersama siapa dia?? Bagaimana dia? Apa dia tampak tersiksa? Apa dia terluka? Bagaimana apa ada perubahan darinya? Katakan padaku. Katakan!!" tanya Desmond beruntutan dengan nada panik."Tenang sir... Tenang... Dia tidak apa. Dia sehat. Tapi saya tidak tahu bersama siapa dia. Yang jelas saya hanya melihat kalau Ms. Miller sangat tidak nyaman dengan pria itu. Dari penampilannya sepertinya dia juga orang yang penting terlihat dari yang dia pakai."
"Aku tidak peduli jika dia presiden sekalipun. Katakan bagaimana rupanya?"Lalu ia menjelaskan secara detail bagaimana rupa Nate yang ia lihat. Dari yang dia pakai dan bagaimana fisiknya.
"Satu lagi, sir. Kurasa ia baru pertama kali kesini, sebelumnya aku belum pernah melihatnya disini. Ini pertama kalinya bagiku melihatnya."
"Baiklah terima kasih atas informasimu. Saya sangat berterima kasih. Informasimu sangat membantuku. Katakan saja berapa yang kau mau, aku akan mengirim uang kerekeningmu." ucap Desmond bersiap-siap mengeluarkan kertas cek dari dalam sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
15% (OPEN PO)
RomansaKehidupan seorang gadis yang berusaha mati matian hidup ditengah kejamnya kehidupan kota New York City,dengan memiliki segudang masa lalu kelam cinta yang membekas di hatinya. Anastasia Miller Seorang gadis tangguh, dengan tubuhnya yang lang...