Part 28

12.7K 768 28
                                    

"Aku di rumah sakit, An." Ucap Retta di seberang sana dengan nada bicaranya yang terdengar lemah.
"Ada apa?! Kau sakit?! Aku akan kesana sekarang!" Anna terlihat sangat panik begitu ia mengetahui Retta berada di rumah sakit.

"Tidak usah." sela Retta.
"Tidak ada pe....." sebelum Anna menjawab, Retta sudah menyelanya dengan kalimat yang paling ia benci.

"I'm pregnant."

------------------------------------

Anna langsung menegakkan tubuhnya dan wajahnya menunjukkan raut muka terkejut dan kecewa dengan apa yang dialami sabahatnya itu. Ia tidak menyangka bahwa Retta akan bertindak sejauh itu.
Desmond yang sadar akan perubahan sikap Anna merasa khawatir dengan Anna.

"An, kau tidak apa?" tanya Desmond sambil memegang bahu Anna dengan lembut.
"Des...." balas Anna dengan padangan kosongnya.

Lalu Desmond memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.

"Antarkan aku kerumah sakit sekarang." perintah Anna sambil memegang tangan Desmond dibahunya.
"Kau sak..."
"Retta hamil." jawab Anna menyela pertanyaan Desmond. Desmond yang mendengar itu hanya diam seribu bahasa.

"Aku akan ijin kepada atasanku dulu." ucap Anna gemetaran sambil mengambil handphonenya.

"Kau tidak usah memintanya. Ada aku disini." setelah itu Desmond mengeluarkan handphone dari saku jasnya.

"Alexa, batalkan semua meetingku hari ini. Jika ada berkas yang harus aku tanda tangani, kirim saja ke penthouseku." perintah Desmond dengan tegas.
"Tapi maaf sir, bukankah meeting hari ini sangat penting?" tanya Alexa.
"Ada urusan yang lebih penting yang harus aku selesaikan. Sampaikan permintaan maafku. Dan beri tahu Mr. Cart kalau Ms. Miller tidak bisa datang hari ini" lalu tutup Desmond.

"Kau tidak usah mengantarku, kau ada urusan yang lebih penting dikantor." ucap Anna.
"Aku sudah memutuskannya. Saat ini urusanmu sangat penting daripada apapun." jawab Desmond lembut sambil menggenggam tangan Anna yang ada diatas paha.

Kedua orang itu melangkahkan kakinya dengan cepat. Bahkan Anna berlari, walaupun ia mengenakan heels yang cukup tinggi.
"Hey.. bisakah kita lebih santai sedikit?" Tanya Desmond sambil berusaha menyamai langkahnya dengan Anna yang kini berlari.

Kamar 201.

Anna membuka ruangan tersebut dengan tergesa gesa dan nampaklah sahabatnya sedang terbaring di kasur berwarna putih. Di sebelahnya ada Dave yang terduduk dengan raut wajah yang cemas.

"Kau tidak apa, Ret?" Tanya Anna menghampiri gadis yang masih terbaring lemah.
"Maafkan aku, An. Aku mengecewakanmu." Retta menundukan kepalanya, jarinya juga ia tautkan satu sama lain. Desmond yang berada di sana langsung menghampiri Dave.

"Kenapa kau sangat terburu buru memiliki anak, he? Kau melangkah terlalu cepat, Dave. Aku bahkan belum pernah melakukannya dengan dia." Ucap Desmond dengan nada yang terdengar murung sambil menatap Anna. Yang membuat gadis itu langsung menoleh kearahnya.

"Apa katamu? Lakukan saja dengan jalang jalangmu itu!" Ucap Anna dengan sinis.
"Ini salahku, Des." Ucap Dave, pria itu masih mematung memikirkannya.

"Maafkan aku, Anna. Aku tidak bi.." ucapan Dave terputus di saat tangan Anna melayang di udara dan mengisyaratkannya untuk diam.
"Kau tidak usah meminta maaf padaku. Apapun yang kau sesali, sudah terlambat sekarang. Aku harap kau segera mengurus semua ini, dan berhentilah jadi pria brengsek!" Tegas Anna.

"Dan kau, Retta, jujur aku kecewa padamu. Tapi mau bagaimana lagi? Kuharap, kalian berdua cepat mengurus ini." Ucap Anna terdengar pasrah dengan yang terjadi pada sahabatnya itu.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang