Anna memeluk tubuh Desmond erat, seakan tidak ingin melepaskan tubuh laki laki itu. Kemeja yang baru saja Desmond kenakan kini menjadi lusuh.
"Hey.. aku harus ke kantor sekarang." Desmond mengusap puncak kepala Anna dan mengecupnya singkat. Tentu ia juga sudah berpamitan pada calon anaknya dan istrinya. Namun lagi, sifat manja Anna membuat Desmond tertahan untuk berangkat ke kantor."Des.." panggil Anna pada Desmond yang sedang mengusap kepalanya lembut.
"Aku mau naik sapi keliling keliling." Ucapnya pelan pada Desmond.Desmond yang mendengar itu langsung membelalakan matanya. Ia cukup kaget dengan perkataan yang baru saja ia dengar.
"Kamu mau itu?" Desmond mengucapkannya dengan hati hati, pikirannya kemudian menjelajah, untuk menemukan dimana ia dapat memiliki sapi."Des.. mau naik sapi sekarang.." pintanya lagi pada Desmond. Desmond yang mendengar itu menjadi semakin bingung.
"Anna bisakah kamu mengganti keinginanmu? Kamu mungkin mau yang lain? Naik pesawat? Helikopter? Kapal ferry?" Tawar Desmond yang dijawab gelengan oleh Anna."Tapi dimana aku akan mendapatkan sapi?" Tanyanya pada Anna, yang sudah tentu itu pertanyaan yang tidak akan terjawab. Karena mereka tinggal di perkotaan dan di New York tentu tidak ada yang memelihara sapi di rumahnya.
"Tidak tahu. Des, aku mau naik sapi.." pinta Anna lagi. Desmond menghela napasnya kasar.
"Kamu gamau nurutin ya?" Anna menunjukan raut wajahnya yang cemberut dan kecewa. Ia kemudian mengusap perut buncitnya.
"Kasihan kamu, nak. Ayahmu tidak ingin mengabulkan keinginanmu, se.." ucapan Anna terpotong karena Desmond sudah mengatakan hal lain yang membuat Anna tersenyum senang."Baik, akan kuusahakan." Desmond kemudian mengeluarkan ponselnya dan kemudian menghubungi pekerjanya.
"Carikan aku sapi sekarang!" Suruhnya pada seseorang di sebrang sana begitu nada panggil Desmond sudah berhenti.
".....""Aku tidak peduli, carikan aku sapi sekarang, atau kau akan kupecat sekarang dan tidak ada bayaran sama sekali untukmu." Ucap Desmond dengan nada dingin dan nada memerimtahnya.
Setelah itu panggilan di hentikan, oleh sebelah pihak, tentunya oleh Desmond.
"Sabar ya, aku sudah menyuruh mereka mempersiapkan sapi untukmu." Ucapnya pada Anna, yang dijawab senyuman riang oleh Anna.Sudah 4 jam Anna dan Desmond menunggu kiriman sapi yang diinginkan oleh Anna. Namun sejak tadi belum ada kabar apapun tentang sapi pesanannya, hanya ada panggilan mengenai pekerjaan Desmond yang terhenti dan berberapa client yang menunggu Desmond. Tapi Desmond tidak memedulikan itu, yang ia pikirkan sekarang hanya Anna yang sedang ngidam. Dan Desmond tahu jika ia tidak mengabulkannya, tentu akan hal buruk yang akan menimpanya selama berhari hari.
"Sial, kemana mereka semua?" Desmond meraih kembali ponselnya dan menghubungi anak buahnya yang ia suruh tadi.
"Dimana kau? Dimana sapi yang kuminta?!" Tanyanya dengan nada kesal pada orang yang ada di sebrang sana.
"....""Apa!?! Kau tidak menemukannya? Bodoh! Sekarang kemasi barang barangmu dan kau ku pecat!" Omel Desmond, tanpa mendengar permintaan maaf darinya, Desmond langsung menutup panggilan pada anak buahnya yang bodoh.
Desmond kemudian mengirimkan sebuah pesan pada sekretarisnya, untuk menyiapkan helikopter pribadinya.
"Bagaimana, Des?" Tanya Anna, ia memeluk lengan Desmond dan melihat wajah tampan Desmond."Bersabarlah, sebentar lagi kita melihat sapi." Desmond tersenyum kecut pada Anna. Ia tidak punya pilihan sekarang.
Keduanya sekarang sudah berada di helikopter pribadi Desmond. Raut wajah Anna menunjukan, ekspresi bingung, ia tidak mengerti mengapa ia harus berada di sini. Padahal yang ia inginkan adalah naik sapi.
Setelah menempuh perjalanan cukup lama akhirnya mereka mendarat di sebuah lapangan hijau dengan banyak pepohonan dan rumah di perdesaan. Desmond mengamit tangan Anna. Desmond membimbing Anna agar turun dari helikopter dengan pelan dan hati hati.
Anna melihat ke sekitar, disana ada kambing, domba, kuda dan... sapi. Dengan cepat, Anna langsung berlari menuju sapi tersebut.
"Hey, Anna! Hati hati!" Teriak Desmond pada Anna yang kini berlari menuju sapi. Desmond mengejarnya dan memegang tangan Anna.Sapi berawarna putih dengan corak hitam itu menjadi sasaran Anna, untuk ia naiki. Desmond memeluk pinggang Anna, ia kemudian menggendongnya dan mendudukinya pada punggung sapi. Tentu, di samping sapi itu ada pemiliknya, yang sudah ia minta untuk meminjam sapinya sebentar.
Raut wajah Anna sangat senang, ia mengelus wajah sapi yang terlihat kesal karena ada seseorang yang menduduki punggungnya.
"Nah, sekarang ayo turun.." pintanya pada Anna yang sedang memegang telinga sapi itu. Wanita dengan jaket berwarna cokelat itu menggeleng pelan, ia tidak ingin turun dari sana."Ada apa, lagi?" Tanya Desmond dengan nada pasrahnya pada Anna. Langit sudah hampir gelap dan mungkin sekarang hewan ternak ini harus di kembalikan ke kandangnya.
"Aku mau berkeliling dulu."
"Ayo sapi kita jalan!" Anna mengusap ngusap wajah sapi tersebut dan tersenyum pada sang pemilik sapi.Sang pemilik sapi itu menatap Desmond, seakan meminta persetujuan olehnya. Desmond kemudian mendekati laki laki tua yang memiliki sapi itu.
"Tolong turuti saja, jika sapi ini mati atau terjadi sesuatu, akan kuganti 10x lipat." Ucapnya setengah berbisik yang segera dijawab anggukan olehnya.Sapi mulai bergerak pelan, terlihat jelas sapi gemuk itu nampak lelah. Namun Anna terlihat sangat senang disana. Desmond ikut tersenyum lega, karena ia sudah mengabulkan keinginan istrinya dan anaknya. Walau dengan perjuangan untuk berpergian ke perdesaan di negaranya, hanya untuk bertemu sapi. Tapi ia sudah cukup lega dengan itu, mengenai biaya dan rasa lelah, itu semua tidak menjadi masalah untuknya. Asalkan kedua manusia yang ia sayang itu senang.
Jangan lupa vote and commentsnya ya gais!!😘❤🖤💜🧡💚💙
KAMU SEDANG MEMBACA
15% (OPEN PO)
RomanceKehidupan seorang gadis yang berusaha mati matian hidup ditengah kejamnya kehidupan kota New York City,dengan memiliki segudang masa lalu kelam cinta yang membekas di hatinya. Anastasia Miller Seorang gadis tangguh, dengan tubuhnya yang lang...