"Anna.."
"Aku mengatakan ini, sangat serius dan kau tahu, bukan? Aku tidak menerima penolakan apa pun itu darimu." Anna menahan napasnya begitu Desmond mengatakan ini. Ia tahu, Desmond seorang yang tidak bisa dibantah dengan penolakannya."Menikahlah denganku, Anna..."
------------------------------
Jantungnya terasa copot begitu ia mendengar ucapan Desmond. Ia merasa tidak yakin dengan pedengarannya. Merasa bahwa yang ia dengar adalah ilusi dari otaknya yang sedari tadi terbuai dengan perlakuan romantis dari Desmond.
"..." Anna terdiam, mematung dengan wajahnya yang kaget. Membuat Desmond merasa ikut bingung, perasaan takut dan pasrah kini nampak di wajahnya. Meskipun ia berkata kalau ia tidak menerima penolakan dari Anna, dan memaksanya. Ia tetap merasa lebih menyenangkan jika Anna menerimanya.
"Hm.." Deham Anna setelah sekian lama ia terdiam mencerna ucapan Desmond.
"Ann.." Desmond memanggilnya lagi, berusaha untuk membuat gadis itu menjawab ucapannya tadi."Ya.." ucap Anna dengan suaranya yang kecil, hampir tidak terdengar karena suara deburan ombak yang lebih keras dibanding suara Anna.
"Apa? Keraskan suaramu!" Kesal Desmond, karena hanya mendengar suara Anna yang berbisik."IYA AKU MAU MENIKAH DENGANMU, DESMOND!" Teriak Anna, wajahnya memerah menatap Desmond.
Pria itu menyeringai puas. Perasaannya kini lega mendengar jawaban Anna. Ia menghela napasnya berat, lalu bersandar pada kursi itu. Mendengar ucapan Anna saat ini, lebih menegangkan dibandingkan mendengar hasil keputusan kerja sama dengan klien kliennya.
"Thanks.." Desmond tersenyum, pria itu kemudian mendekatkan pada Anna, berjongkok di samping gadis itu, wajahnya ia dekatkan pada Anna dan mengecup bibir gadis itu yang berada di depannya.
"I love you, Anna." Ucap Desmond kemudian mencium bibir Anna lembut, yang dibalas ciuman dari bibir ranum itu.
"I love you too, Des." Kata Anna saat bibirnya terlepas dari bibir Desmond, mengambil asupan oksigen yang hampir habis.
Desmond melingkarkan tangannya pada pinggang Anna, memeluk gadis itu erat. Begitu juga Anna, gadis itu tersenyum dan memeluk leher Desmond.
Terdengar suara keras, seperti suara ledakan dari arah langit, membuat Anna menengadah melihat ke sumber suara. Senyumnya semakin merekah begitu banyaknya warna pada langit. Petasan yang menghiasi yacht mewah itu.
Langit diatas lautan kini terlihat terang, dengan banyaknya cahaya cahaya indah, dan suara yang keras. Anna tersenyum, mengagumi keindahan itu, telinganya reflek ia tutup begitu mendengar suara petasan yang kini lebih besar dari sebelumnya.
"Indah, bukan?" Tanya Desmond, matanya melihat ke arah Anna, menatap gadis itu lekat. Gadis yang di tatapnya itu mengangguk dan tersenyum senang, bibirnya kemudian mendekat pada bibir Desmond, menciumnya lembut.
"Aku sangat menyukainya..." Anna melepaskan bibirnya yang bertautan pada bibir Desmond.
"Kalau begitu.. akan ku tambahkan pelengkap malam ini, hingga kita sampai di tempat tujuan kita esok hari." Desmond kembali mencium Anna, membuat Anna menerima ciuman itu, tangannya kembali melingkar pada leher Desmond.Pria yang memeluk pinggang Anna dengan tangan kekarnya, kini mengangkat tubuh gadisnya itu, menggendongnya. Tangannya ia gunakan untuk menahan paha gadis itu, dengan bibir yang tidak terlepas tautannya.
Hari ini mungkin hari yang tidak terduga baginya, Desmond terlalu romantis baginya selama liburan berlangsung. Apa pria ini memang sengaja merencanakannga dengan bantuan Retta dan Dave. Tapi Anna tidak terlalu peduli dengan itu, yang penting hatinya sangat bahagia sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
15% (OPEN PO)
RomansKehidupan seorang gadis yang berusaha mati matian hidup ditengah kejamnya kehidupan kota New York City,dengan memiliki segudang masa lalu kelam cinta yang membekas di hatinya. Anastasia Miller Seorang gadis tangguh, dengan tubuhnya yang lang...